17. Menteri Keuangan

223 46 32
                                    

29, agustus
Ta, gimana? 22.50

30, agustus
Ta, kamu gapapa? 09.46

1, september
Ta, besok aku berangkat 14.02

Hari ini
Ceta, kamu dimana? 07.00
Aku berangkat hari ini 08.00

Dira menghela napas saat melihat pesannya yang lagi-lagi tak mendapat balasan dari kekasihnya, Ceta. Ah, apa hubungan mereka sudah bukan lagi pasangan kekasih? Hubungan mereka tergantung dari bagaimana Ceta menanggapinya

Waktu yang Dira miliki hanya sampai pukul 09.00 karena pesawat yang akan membawanya menuju paris, sudah menunggunya, sedangkan sampai detik ini Ceta tak juga mengabarinya

Dira menyeret kopernya keluar rumah, karena kedua orang tuanya sudah menerornya untuk segera pergi ke bandara jika tak ingin tertinggal pesawat.

Ceta yang menunggu gadis itu didepan rumahnya, hanya menoleh, tidak bergerak dari posisinya yang duduk diatas kap mobil

"Hai" Ceta tersenyum dengan tangan melambai "Kamu kesini, aku males kesana"

Dira diam ditempatnya, tidak bisa membalas sapaan Ceta yang terlampau biasa. Dira tak bisa bersikap biasa-biasa saja setelah apa yang dikatakannya beberapa hari lalu

"Kenapa diem? Kamu mau aku yang kesana?" Tanya Ceta lalu mengeluh tak lama kemudian "Aaah, padahal aku baru duduk disini"

Dira tersenyum lalu melarangnya "Aku yang kesana"

Gadis yang mengenakan mini white dress dengan warna heels yang serupa dan simple wrishband sebagai aksesoris itu, menyeret kopernya mendekati Ceta dan berdiri dihadapan lelaki itu

"Kamu gak kedinginan pake baju kayak gitu?" Tanya Ceta

"Di sana musim panas, Ta"

"Iya?" Ceta terkejut "Aku gatau"

"Mangkanya kesana waktu aku suruh" Dira terkekeh "September di Paris itu cuacanya ada semua. Sering hujan, kadang Badai Petir, kadang kabut. Tapi minggu pertama diseptember itu panas banget, kamu bisa langsung item kalo gak pake sunscreen, tapi anginnya sepoi-sepoi, bisa buat lupa kalo lagi kepanasan"

Ceta tersenyum mendengar ocehan Dira "Dulu aku gak punya waktu buat liburan, tapi sekarang aku gak bisa kesana"

"Maaf"

"Kamu mau berangkat? Aku baca pesan kamu"

"Iya"

"Aku anterin, ayo"

"Hm?"

"Udah sarapan, kan?"

Dira mengangguk "Aku masak nasi goreng tadi"

"Cukup?"

"Kenyang"

"Bagus, ayo berangkat" Ceta meloncat dari atas kap mobilnya dan memasukkan koper Dira kedalam bagasi, lalu mendudukkan dirinya dikursi kemudi

Apapun yang ada dipikiran Ceta sekarang, apapun keputusan yang sudah lelaki itu ambil, Dira menghormatinya karena masih bisa bersikap baik pada Dira dan bersikap seperti biasanya.

Lelaki itu tidak marah saat tau Dira menghianatinya, lelaki itu tidak mencampakkannya karena tau Dira tidak setia, justru lelaki itu masih bersedia memberikan senyumnya untuk Dira. Dan itu semua membuat Dira semakin merasa bersalah.

***

Ceta memberikan koper Dira yang dibawanya dari parkiran sampai ruang tunggu, pada gadis itu "Banyak minum air putih, takut dehidrasi. Jangan sakit, Dira"

Oedipus ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang