Happy Reading....
❤
❤
❤Setelah Nayla pulang dari sekolah ia memutuskan untuk bersantai sebentar sebelum belajar. Seperti Saat ini ia hanya berbaring di ranjang kamarnya yang luas dan sesekali menyeruput susu kotak miliknya.
"Kapan ya, gue kayak gini. Pengen YaAllah" Gumamnya saat melihat adegan mesra di filmnya yang ia tonton.
Setelah beberapa menit ia menonton dengan tenang, namun tak bertahan lama ketika ia melihat vero memasuki kamar. Setelah kejadian sebelumnya, ia masih kesal dengan pemuda tampan yang saat ini memperhatikannya itu, entah apa yang saat ini ia pikirkan.
Nayla acuh ketika vero terus menatapnya, namun lama kelamaan ia menjadi risih. "Kenapa? "
Vero hanya mengedikkan bahunya.
Sungguh lelaki ini ingin sekali Nayla tonjok saat ini juga, kenapa ada orang yang sedingin ini coba, apakah saat bayi vero juga tidak menangis. Rasanya jika dipikirkan lebih jauh membuatnya ingin minum obat sakit kepala.
Vero memperhatikan wanita yang saat ini telungkup dan menonton film di ponsel miliknya dan sesekali mengomentari adegan yang tidak sesuai dengan harapannya, entah apa yang vero akan lakukan saat ini. "Sorry" Ucapnya setelah terdiam cukup lama.
Nayla menatap vero bingung, apakah vero memang berniat meminta maaf, kenapa singkat sekali. Ia meminta maaf pada cika saja harus membuat pidato.
"Hmmm" Jawabnya tak kalah singkat.
Nayla tidak ingin memperpanjang masalah tapi ia hanya ingin melihat respon vero ketika ia dibalas dengan ucapan yang singkat.
Tapi Nayla hanya bisa membuang harapannya sejauh mungkin ketika melihat vero dengan santainya duduk di sofa single lalu memangku laptopnya.
"MALES BANGET SAMA COWOKNYA, TAU CEWEKNYA MINTA DI PERHATIIN MALAH GA PEKA, CUEK AMAT BANG, LAGI SARIAWAN KAH." Ucap Nayla agak keras, seolah ia sedang mengomentari film yang ia tonton, padahal dalam hati ia mencibir suaminya sendiri dan sesekali melirik nya, ingin tau responnya seperti apa.
Nayla menghela nafas berat, ketika melihat vero tidak melirik nya sedikitpun dan sekarang bahkan saat ini ia menyumpal earphone di kedua lubang telinga miliknya.
"Ku tenggelamin ke laut dosa gak sih, kapan YaAllah punya cowok perhatian." Ujarnya miris.
Nayla menyudahi tontonannya, setelah itu bangkit dari ranjang dan berjalan menuju pintu kamar namun sebelum keluar dengan iseng ia menutup laptop vero baru berlari meninggalkan kamar.
Nayla keluar tanpa memikirkan dampak seseorang yang masih berada di dalam kamar, vero melepas kaca mata baca yang bertengger di hidung mancung nya lalu melihat pintu kamar yang belum sempat tertutup dengan senyum misterius.
Nayla berjalan ke dapur, melihat wanita paruh baya yang bekerja denganya, namun ia menganggapnya sebagai ibu nya sendiri. "Halo bi! Selamat sore menjelang malam" Sapanya sambil mencomot kue brownis yang tersusun rapih di meja.
Bi sumi tersenyum melihat tingkah nonanya "selamat sore juga non. "
"Bibi lagi ngapain" Sebenarnya Nayla hanya sekedar berbasa-basi, karena ia sendiri melihat sang bibi sedang menggoreng perkedel jagung dengan kompor pastinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ketua geng itu, suamiku (Revisi)
Teen Fiction~cinta itu tak datang dari keterpaksaan, tapi dengan keterpaksaan bisa timbulnya cinta~ ~Alvero Xavier sanderson~ ~Serumit apapun masalah nya, orang yang benar benar mencintaimu tidak akan pernah meninggalkanmu.. Dan kamu adalah orangnya...