TRAUMA YANG MENDALAM

131 11 1
                                    

HAPPY READING
TANDAI TYPO!!!



Saat ini vero sedang menunggu dokter keluar dengan sangat cemas dan berharap nayla baik baik saja. Vero merasa gagal menjadi suami yang baik, walaupun pernikahan mereka bukan karena cinta Namun suami tetaplah suami yang bertanggung jawab akan istrinya.

"Nak" Panggil seseorang dengan nada cemas.

"Bagaimana keadaan menantu mama boy?" Tanya senna saat sudah duduk di samping vero.

"Dokter belum keluar ma" Jawab vero seadanya.

Disana terdapat lili, senna, sean, dan Xander. Entah dimana Dirga, ia seperti menghilang di telan bumi.

"Kamu kenapa nak, yaallah nayla" Batin lili sedih bercampur cemas.

Sedangkan hanya Xander yang tidak terlihat cemas, ia malah asik dengan benda pipih di genggamannya dan bersender pada tembok rumah sakit.

"Mas, kamu ini!! Berhenti dulu main ponselnya" Sungut lili merasa kecewa dengan suaminya yang terlihat tidak peduli dengan nayla.

dengan santai nya Xander menjawab
"Kalau mati ya gapapa"

Plakkkkk

Tamparan keras mendarat di pipi Xander. Hingga bibir Xander pecah dan mengeluarkan darah

"Kamu keterlaluan mas!! Semuanya seakan kamu yang tersakiti disini, tanpa melihat anakmu sendiri bagaimana keadaanya, bahkan kamu juga tidak tau jika nayla harus dirawat ke psikolog" Teriak lili membuat atensi keluarga derson teralih kearahnya.

Di depan ruangan ini, lili memiliki keberanian untuk menampar suaminya sendiri, ia merasa gagal menjadi istri yang baik hingga suaminya tidak pernah berubah, bertahun tahun ia bersabar dengan harapan sang suami kembali seperti dulu, namun harapannya ternyata hanya ekspetasi belaka.

"Kenapa li?" Tanya senna sambil meremas bahu lili menenangkannya yang sedang menangis hebat.

"Maaf, dengan keluarga pasien" Salah satu dokter keluar dari ruangan UGD, membuat atensi yang semula tegang sekarang fokus untuk mendengarkan penjelasan dokter yang bername tag rina.

"Saya suaminya dok" Dengan reflek vero berkata demikian.

"Baik pak, bu, keadaan pasien sekarang sangat lemah, imunya juga menurun drastis, sakit di kepalanya kemungkinan pengaruh dari trauma yang pasien alami, jadi saya mohon untuk tidak membahas ataupun berbicara tentang trauma pasien, karena jika kejadian ini terulang kembali maka saya tidak menjamin apapun, mohon dimengerti" Jelas dokter rina menjelaskan secara garis besar.

Deggg

Semuanya mematung mendengar apa yang dijelaskan oleh dokter rina, termasuk keluarga derson yang tidak menahu tentang apa yang dialami oleh nayla.

"Baik dok, tolong berikan yang terbaik untuk anak saya" Ujar lili dengan bahu merosot.

"Itu sudah tugas saya bu, saya sarankan pasien dirawat terlebih dahulu, menunggu kedaanya sudah stabil" Saran dokter rina

"Baik dok silahkan, lakukan yang terbaik, asalkan menantu saya kembali seperti sedia kala. Ujar sean

Dokter rina mengangguk ramah.

"Baik saya urus dulu, untuk memindah kamar pasien" Ujar dokter rina sopan.

"Silahkan dokter" ucap vero, dokter pun kembali ke dalam UGD untuk membawa nayla ke ruangan inap yang sudah siap.

Disana terlihat ranjang yang terdapat nayla dengan wajah pucat nya dan alat pernapasan yang terpasang di hidung nayla, dengan beberapa suster yang mendorongnya untuk dibawa ke ruang rawat inap.

ketua geng itu, suamiku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang