💐 Wisteria

126 23 25
                                    

Galen dan Gareth adalah dua bersaudara Northug yang sudah dikenal dengan kejeniusan mereka sejak kecil. Berwajah tampan, peringkat tertinggi di sekolah, serta berasal dari keluarga kaya raya yang seolah membuat keduanya terlihat sempurna tanpa cacat.

Ayah mereka adalah seorang dokter di sebuah rumah sakit ternama, sedangkan sang ibu mengajar kedokteran di universitas nomor 1 di Britia. Kehidupan keluarga Northug banyak diidam-idamkan keluarga lain, tanpa tahu bagaimana di dalamnya.

Sebenarnya semua baik-baik saja sampai suatu hari Galen menyampaikan keinginannya untuk menjadi atlet ski. Orang tuanya jelas murka, Galen adalah anak kesayangan mereka yang kelak akan menjadi dokter meneruskan kejayaan keluarga Northug. Itulah yang seharusnya dan keputusan orang tuanya tak bisa didebat.

Setelah mendapat penolakan keras dari orang tuanya, Galen langsung membuat rencana sendiri. Dia mulai mengumpulkan uang, mengikuti lomba-lomba ski dan mencari tahu tempat mana yang akan ia datangi setelah lulus nanti. Semua kesibukan itu membuat peringkatnya turun. Untuk pertama kalinya Galen keluar dari 3 besar.

Sekali lagi orang tuanya murka.

“Apa kau berniat mencoreng reputasi keluargamu?” tanya sang ibu dengan tatapan setajam elang. Dia adalah wanita kolot keturunan bangsawan yang hidup penuh aturan.

“Peringkatku hanya turun, apa masalahnya? Aku tidak sampai dikeluarkan dari sekolah.” Galen menjawab enteng.

“Perbaiki di semester depan, kalau tidak Mom akan membuang semua peralatan ski milikmu.” Sang ibu memberikan ultimatum.

Namun Galen tak menurutinya. Ia masih bergelut dengan rutinitas barunya dan dengan sengaja menjatuhkan peringkatnya sendiri. Ia keluar dari peringkat 10 besar tanpa merasa bersalah sama sekali.

“Kau yakin kau tidak apa-apa? Bagaimana kau akan menghadapi Mom?” tanya Gareth suatu hari.

“Tenang saja, aku sudah punya rencana.”

“Katakan!”

“Aku akan kabur dari rumah setelah kelulusan.”

“Apa?!” Gareth tercengang mendengar jawaban kakaknya.

“Aku tidak berniat jadi dokter, terlalu membosankan. Aku tidak mau menghabiskan hari-hariku di rumah sakit. Kau saja yang jadi dokter!” Saat itu Galen tak sadar bahwa perkataannya telah memicu sesuatu dari dalam diri Gareth.

“Apa kau tahu kenapa orang tua kita menginginkanmu jadi dokter?”

“Karena aku jenius?”

Gareth mengepalkan tangannya. Ia menatap Galen, tapi tak mengatakan apapun. Gareth memilih diam menjadi pengamat. Ia pikir kepergian Galen mungkin akan menjadi peluang untuknya, peluang menjadi nomor satu dan mendapat pengakuan orang tuanya.

Ketika Galen akhirnya benar-benar pergi dari rumah, orang tuanya menggila. Gareth berpikir mereka akan menyuruh seseorang untuk menyeret Galen kembali, tapi ternyata mereka membiarkannya dan itulah titik awal kehidupan neraka Gareth.

Sejak kecil ia terbiasa menjadi bayangan kakaknya. Meski dikenal dengan jenius bersaudara, tapi Gareth bukan apa-apa jika dibandingkan Galen. Ia bagaikan sisa-sisa kesempurnaan yang dimiliki Galen.

Tak seperti Galen yang memiliki banyak teman, popularitas dan atensi utama orang-orang, Gareth menjalani hidup seperti biasa. Disaat Galen pergi party, ia diam di rumah. Mengulang semua pelajaran agar dirinya tak tertinggal begitu jauh dari Galen. Ia baca berbagai buku, ia pelajari berbagai hal, tapi tak satu pun mampu membuatnya sejajar dengan sang kakak.

Gareth pernah menyerah dan menerima bahwa dia tak akan pernah menang dari Galen. Maka dari itu ia pun mencari jalan lain yang tak akan pernah Galen sentuh.

Virgo: A Kind of Magic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang