💐 Lily

93 25 18
                                    

Akhir-akhir ini Verena sedang melakukan percobaan. Setiap hari ia pergi ke rumah Galen untuk membawakan bunga baru dan mengganti bunga sebelumnya yang sudah layu. Lalu alih-alih membuang bunga layu tersebut seperti biasanya, ia akan membawanya pulang dan memulihkannya.

Berkat Gareth Verena jadi mengetahui kemampuan barunya, yaitu ia bisa memulihkan bunga apapun yang sudah layu karena terkontaminasi aura negatif seseorang. Sebagai gantinya, Verena lah yang akan menyerap aura itu dan merasakannya langsung. Apapun jenisnya, termasuk aura negatif yang berasal dari rasa sakit.

Di percobaan pertama ia merasakan penyesalan dari bunga mawar yang diserapnya, di percobaan kedua ia merasakan dendam yang entah ditujukan pada siapa, percobaan ketiga, keempat dan seterusnya Verena berkali-kali merasakan penyesalan, amarah, sedih yang kemudian menyatu hingga Verena tak yakin mana yang lebih besar.

Verena mengerti penyesalan dan sedih yang dirasakan kekasihnya itu pasti karena kematian keluarganya, tapi untuk dendam Verena sempat kaget karena tak menyangka lelaki itu menyimpan rasa dendam yang teramat besar.

Sejauh yang ia tahu, Galen bukanlah orang yang pendendam. Ia bahkan pernah memaafkan salah satu saingannya sesama atlet yang mencoba mencelakainya sewaktu latihan. Galen adalah orang yang berhati besar.

“Apa dia juga sedih sekaligus dendam karena keluarganya meninggalkannya sendiri? Atau dia dendam pada orang tuanya yang dulu tak mengijinkannya menjadi atlet ski?” batin Verena sambil mengerutkan dahi. Ia masih penasaran kepada siapa rasa dendam itu ditujukan.

“Tapi sepertinya Galen pernah bilang kalau ia sama sekali tak membenci orang tuanya. Dulu ia memang marah, tapi kini ia bisa maklum karena dia sendirilah yang sudah menghancurkan harapan orang tuanya.”

Verena sibuk bermonolog dalam hati. Happy Nature hari ini sepi, tak ada satu pun pelanggan yang datang sejak pagi. Cuaca di luar masih sama dinginnya, dan matahari belum menunjukkan tanda-tanda akan muncul. Musim dingin masih panjang di Longnightbyen. Meski dibilang kota ini memiliki empat musim, nyatanya hanya ada dua musim, yaitu musim dingin dan musim panas yang tak terlalu panas. Musim gugur adalah pra musim dingin sedangkan musim semi adalah pasca musim dingin. Suhu di kedua musim itu sama dinginnya, walau tak sedingin di musim dingin.

“Apa aku tanyakan saja padanya? Tapi dia pasti bingung aku tahu dari mana, dan itu berarti aku harus menceritakan soal kekuatanku.” Verena mendesah frustrasi. Suatu hari nanti ia memang sudah berencana akan menceritakan kekuatannya pada Galen, tapi tidak sekarang. Verena belum siap, ia takut dicap aneh. Lagi pula kekuatannya bukan sesuatu hal yang hebat.

“Andai yang kupunya kekuatan hebat seperti teleportasi atau semacamnya, aku pasti bisa langsung mengatakannya dengan bangga, tapi yang kupunya hanyalah kekuatan untuk memulihkan aura negatif lewat bunga dan memulihkan bunga layu yang sudah tercemar aura negatif. Tak terlalu berguna, apalagi yang terakhir itu ... uh aku harus menyerapnya dan merasakannya sendiri. Benar-benar kemampuan yang bukan hanya tak berguna tapi sangat tak berguna! Kenapa aku tidak diberi kekuatan untuk mengubah bunga jadi emas saja atau dapat mengobati penyakit langka lewat bunga saja?!”

“Tak ada gunanya aku memulihkan bunga-bunga yang sudah tercemar, toh aku tinggal membuangnya dan stok bunga di rumah kaca masih banyak, kecuali jika rumah kacaku tiba-tiba hancur diterjang meteor atau yang kupulihkan adalah bunga langka yang bernilai puluhan juta.”

Meski mendumel begitu, nyatanya beberapa hari belakangan ia semangat meneliti kemampuan barunya memulihkan bunga. Ya, walau pada akhirnya apa yang Verena katakan memang benar kalau kekuatannya sama sekali tak berguna. Verena jadi semakin yakin kalau dirinya adalah anomali. Kekuatannya yang diberikan padanya pasti hanyalah sebuah ketidaksengajaan.

Virgo: A Kind of Magic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang