Peserta

97 11 0
                                    

Keesokan paginya, ayah dan ibu Alena mengantar kepergiannya menuju kediaman kerajaan hingga pintu gerbang.

Di depannya banyak wartawan berkerumun. Alena juga dapat melihat beberapa orang dari keluarga peserta lain. Terlihat dari wajah orangtua mereka yang sedih karena akan melepas anaknya untuk mengikuti kontes ini.

Berbeda terbalik dengan orangtua Alena yang tersenyum bahagia mengantar kepergiannya.

Ayah mengusap punggung Alena. "Sayang, kamu adalah putri ayah dan ibu yang terbaik. Keluarga kita berpendidikan dan latar belakang keluarga kita juga bagus. Kamu pasti bisa memenangkan kompetisi ini."

Alena menyunggingkan senyum tipis mendengar hal itu.

Ia tidak pernah ingin menjadi ratu, dan ia yakin ia akan gagal. Itu sebabnya ia berani mengikuti kontes ini, karena ia hanya berniat bertemu Radit beberapa kali sebelum akhirnya ditendang oleh keluarga kerajaan karena tidak memiliki kualifikasi yang cocok untuk menjadi calon istri sang pangeran.

Alena akhirnya berpelukan, berpisah dengan orangtuanya lalu mulai melangkah masuk ke dalam gerbang kerajaan bersama kandidat lain.

Kerumunan bersorak-sorai hingga pintu gerbang ditutup dan ia tidak dapat melihat mereka lagi dengan jelas.

Mata Alena memandang ke depan saat melihat kastil megah dengan sentuhan arsitektur khas jawa yang indah. Taman terbentang luas di samping bagian kastil itu, dihiasi berbagai tanaman dan bunga yang indah.

Para kandidat telah dikumpulkan di dalam satu ruangan. Melihat dari interiornya, ini merupakan ruangan untuk menjamu tamu. Walau begitu, ia merasa nyaman duduk di sofa berwarna cokelat bercampur dengan hiasan emas.

"Hai." Bisik seseorang disampingnya.

Alena menoleh. Seorang wanita dengan rambut hitam lurus tersenyum lebar menyapa. "Aku Nuri." Wanita itu mengulurkan tangan.

Alena membalas senyumannya dan menyambut uluran tangan wanita yang bernama Nuri tersebut. "Halo, aku Alena."

"Kamu berasal dari daerah mana?" Tanya wanita itu.

"Dari sini. Yogyakarta. Kamu?"

"Aku jawa barat, Bandung."

Alena dapat melihat dari keramahtamahannya. Wanita itu memang terlihat dari suatu daerah di Jawa barat. Ia tersenyum karena senang akan mendapat teman baru di tempat ini.

Di antara ke empat peserta lainnya, Nuri tidak kalah saing. Wanita itu memiliki wajah yang ayu dan lemah lembut. Tipe wanita yang akan disukai oleh keluarga kerajaan.

Tiga kontestan lainnya memiliki karakter wajah yang agak berbeda. Wanita yang ia tahu berasal dari Sumatera Barat selalu duduk menjauh dari orang lain dan terlihat keberatan untuk berkomunikasi. Sedangkan ekspresi wajah kandidat yang berasal dari Jakarta terlihat sedikit bosan menunggu di ruangan ini. Satu wanita lainnya yang Alena ketahui berasal dari Kalimantan terlihat sedih berada di tempat ini.

Alena sendiri sudah berkali-kali mengecek jam tangannya. Menghitung waktu yang ia habiskan untuk menunggu di ruangan ini.

Setelah beberapa waktu berlalu barulah pintu ruangan terbuka.

Alena melihat dua orang membuka pintu lebar-lebar dan mempersilakan seseorang memasuki ruangan tersebut.

Seseorang yang Alena lihat adalah sang ratu keraton. Ibu dari raden mas Raditya.

Wanita itu memiliki wajahnya yang cantik nan lembut namun terlihat berwibawa dengan pundak dan dagu yang tegak.

Semua orang sontak berdiri untuk menyambut kedatangan sang ratu.

Simpanan Sang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang