"Lo gak capek?"
Jihoon yang sedang duduk menghadap jendela rumah mengabaikan pertanyaan Junkyu di belakangnya. Sementara Junkyu sendiri mendecih lalu menendang kursi putar milik Jihoon, membuat sang pengguna kursi oleng hampir jatuh.
"Punya mulut gak sih lo buat jawab?!" sentak Junkyu sebal. Pemuda itu mengamati Jihoon yang masih saja asyik mengotak-atik laptopnya.
"Gak ada waktu buat jawab pertanyaan lo, sekarang game baru gue yang baru mau diluncurin lagi mengalami kerusakan parah. Zombie-zombie yang udah gue rancang hilang."
Junkyu melebarkan matanya mendengar penuturan Jihoon, pemuda itu lalu ikut mengamati laptop Jihoon. "Lo apain sih emang? Bukannya kemarin baik-baik aja?" tanyanya panik.
"Gue juga gak tahu! Mana besok diluncurin lagi!" Mulut Jihoon mengerucut sebal. Rasanya ia pingin banting laptopnya sekarang.
"Ya udah kalau besok gamenya gak bisa meluncur, luncurin aja pesawat," kata Junkyu berusaha melawak tapi sayangnya gak ditanggepin sama Jihoon.
"Menurut gue Ji, ada yang sengaja menyabotase," tambah Junkyu lagi sok tahu.
Jihoon rasanya pingin meledak aja sekarang, dicek settingan berapa kalipun semuanya terasa normal dan baik-baik saja. Entah mengapa perasaannya tiba-tiba tidak enak.
"Kalau game gagal diluncur, lo bakal denda berapa atas penundaannya?" tanya Junkyu kemudian. Emang Junkyu ini cerewet sekali, kalau tidak ingat teman, Jihoon sudah mengusirnya daritadi.
"Dendam hampir 100 miliar, karena perusahaan udah kasih waktu gue untuk luncurin game ini satu tahun."
Mata Junkyu melebar lagi. Pemuda itu menutup mulutnya dramatis. "Terus gimana dong.."
"Ya makanya lo diem dulu aja, gue lagi berusaha."
"Gak mau, gue mau bantu."
"Kepala lo yang setengahnya isinya cuman cewek itu gimana mau bantu?!" sewot Jihoon.
Jihoon ini kalau sedang fokus dan panik tapi diganggu, diajak omong terus, ia rasanya ingin marah.
"Gue bisa!" kata Junkyu sok-sokkan.
"Gak bisa!"
"Oh gue keluar nih kalau lo nolak bantuan gue?!" ancam Junkyu yang membuat Jihoo menghela napasnya berat. Pemuda itu menoleh sebentar ke arah Junkyu dan tersenyum manis. "Silahkan, Junkyutil."
"Apa itu Junkyutil?"
"Junkyu kutil! Ah udahlah keluar aja lo!"
Junkyu menurunkan kedua sudut bibirnya ke bawah, Jihoon menyebalkan!
Oh ya, sekedar informasi. Jihoon dan Junkyu ini baru bertemu dua bulan yang lalu di lapangan basket saat Junkyu pingsan tak sadarkan diri karena mabuk.
Jihoon yang baik hati dan rendah hatipun membawa Junkyutil ke rumahnya, awalnya sih hanya sampai Junkyu bangun. Tapi dengan ketidaktahu dirian Junkyu, pemuda itu tinggal di rumah Jihoon sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Today We Run | Treasure ✔
مغامرةJihoon tidak pernah menyangka bahwa game zombie yang selama ini ia rancang, memiliki kehidupan yang sebenarnya.