Ini baru pertama kalinya dalam hidup Junkyu, ia melihat zombie secara langsung! Dasar Jihoon kurang ajar!
"GIMANA MAU TELEPON GOBLOK, SIAPA YANG PUNYA HAPE?!"
Sial, sungguh sial. Ponsel Junkyu berada di mobil, lalu sekarang bagaimana?
"ANJING INI KENAPA JADI KAYAK GINI SIH?!" teriak Jeongwoo keras-keras. Junghwan yang sedang berlari di sebelahnya rasanya udah pengen nyandung aja, teriakan Jeongwoo itu loh akan menarik perhatian para zombie.
"Kan ini bukan pertama kalinya kalian ngehadepin zombie, kenapa takut?!" tanya Junkyu.
"Ya menurut elu dah Jaemang, emang ada yang terbiasa menghadapi zombie?!" balas Hyunsuk berteriak, ia masih dendam dengan Junkyu yang menabraknya. Udah gitu ditampar pula sama Jeongwoo dua kali.
"Barusan tadi kayaknya hidup gue tentram," gumam Mashiho sedih depresi.
"Lari ke sana!"
Yoshi menunjuk sebuah rumah terbengkalai di sudut jalan. Terobos ajalah, kalau ada zombie tinggal ditembak sama Yoshi. Dibanding mereka berlari terus gak ada tujuan?
Jaehyuk membuka pintu rumah tersebut dengan pelan, bau tak enak menyeruak langsung tercium begitu ia menginjakkan kaki di rumah tersebut.
"Baunya kayak bau bacin anjir," komentar Haruto banyak oceh begitu masuk.
"Cek sekitar ada zombie apa gak," perintah Yoshi kemudian yang segera diangguki, kecuali Junkyu yang diem doang, masih bengong di depan pintu.
"Nape lo di depan pintu doang kayak boneka mampang?" tanya Yoshi bingung, mata Junkyu memerah, seperti menahan tangis.
"Y-Yoshi... Gue bakalan mati ya kayaknya, hiksrott."
Yoshi menatap datar Junkyu. "Mati apanya sih? Tuh lo masih napak gitu."
"Yoshi, gue takut."
Yoshi menatap Junkyu datar, namun dalam hati ia merasa dejavu. Pertama kali saat Yoshi harus menerima kenyataan bahwa dunianya diserang oleh virus zombie, ekspresi yang ia utarakan persis dengan Junkyu.
Bedanya saat itu, saat Yoshi mengutarakan perasaannya, kepalanya langsung dilempar sandal sama Hyunsuk. Katanya disuruh berpikir positif.
"Elo ngomong kayak dah deket aja sama gue," cibir Yoshi mengalihkan topik.
"Ya gak papa, gue sayang sama kalian semua. Para karakter buatan yang hidup," ujar Junkyu membuka tangannya, meminta pelukan.
Sumpah, Yoshi merinding. Ia kemudian menatap Junkyu dari atas kepala sampai ujung kaki. Junkyu ini gak belok kan?
Sayangnya, Yoshi tidak memperhatikan kalimat terakhir milik Junkyu. Jadi pemuda itu mengalihkan pandangannya dan ikut mengecek keadaan sekitar.
