s e p u l u h

1.2K 218 5
                                    

"Kita disuruh ke airport berikutnya," ucap Yedam setelah mendengarkan radio dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita disuruh ke airport berikutnya," ucap Yedam setelah mendengarkan radio dari mobil. "Gimana?"

"Kita ke sana," balas Haruto.

"Gimana kalau ke rumah gue dulu?" tawar Jihoon dengan kepala menunduk.

"Di sana ada zombie, terakhir gue di sana sama Kak Junkyu. Zombienya lumayan banyak," ujar Mashiho memberi tahu.

"Tapi harus ada yang gue lakuin.."

Jihoon ingin menemukan laptopnya, ia ingin mencoba memperbaiki game yang selama ini ia rancang. Pasti ada alasan kan mengapa semua ini terjadi?

"Apa yang harus lo lakuin?" tanya Jeongwoo menuntut. "Harta? Harta sekarang gak—"

"Gue rasa itu bukan keputusan yang tepat," ucap Asahi menyuarakan pemikirannya.

Jihoon menatap semua yang ada di sana penuh arti.

Biasanya seperti ini, Junkyu yang akan membantunya mengeles, mencari alasan, namun sekarang siapa yang bisa? Jihoon seperti berdiri sendiri, tak ada tangan yang membantunya lagi untuk berdiri tegak.

"Pasti penting.'' Mashiho tiba-tiba menyuarakan pikirannya juga. "Kak..." Mashiho melirik Jihoon.

"Jihoon."

"Kak Jihoon gak sebodoh itu juga untuk pulang ke rumah kalau ada hal yang gak penting, sedangkan zombie yang ada di lingkungan rumah dia cukup banyak."

Jihoon menatap Mashiho dengan pandangan yang sulit diartikan. Benar, Mashiho mengingatkannya pada seseorang, dua bulan yang lalu Mashiho baru Jihoon tambahkan ke dalam game.

Mashiho ini adalah cerminan karakter Junkyu..

Bagaimana ya perasaan Junkyu jika tahu hal itu?

"Kalau gitu kasih tahu gue jalannya—"

''Gak, kita ke airport."

Yedam mengernyit, merasa aneh dengan Jihoon yang tiba-tiba mengubah keputusannya.

"Gue lupa mau ngapain juga," katanya dengan cengiran yang dipaksakan.

"Rumah gue juga lebih jauh. Jadi kita ke airport dulu."

Egois atau bukan, masa bodo. Jihoon tidak mau kehilangan orang-orang yang ada di mobil ini sekarang.

Karena jika Jihoon mengubah, membuat mereka semua kembali ke dalam game. Maka di sini, hanya akan tersisa Jihoon dan sisa-sisa, puing-puing kota yang hancur.

Jihoon akan benar-benar sendiri.

Tidak, mungkin tidak untuk sekarang.

"Nih ya gue kasih tahu, lo serius percaya tentang begituan?" tanya Jeongwoo memecah keheningan.

"Begituan gimana?" sahut Junghwan bertanya balik.

"Iye, adanya evakuasi segala macam tetek bengeknya."

Today We Run | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang