Junkyu tidak bisa melakukan apa-apa selain menangis. Yang bisa ia pikirkan saat ini adalah menangis. Konon katanya jika kamu menangis, berdoalah agar tangisanmu didengar oleh seekor kucing dan kucing itu akan menghampirimu, memelukmu.
Orang bodoh mana yang akan percaya seperti itu.
Junkyu panik sekali melihat Jihoon yang tak kunjung bangun. Sedangkan Junkyu sendiri tidak bisa apa-apa, suara keributan yang sangat amat kencang di luar tambah membuat Junkyu panik.
Pemuda itu akhirnya beralih, mengambil remote TV dan segera menyalakannya.
"Saat ini barang-barang berjatuhan dari atas, Pemerintah mengatakan sedang berusaha mencari tahu darimananya datang barang-barang aneh ini, lalu terdengar teriakan makhluk aneh di sepanjang jalan. Warga panik, Presiden sedang mengadakan rapat darurat—"
Tut.
Tidak membantu sama sekali isi beritanya, Junkyu mengusak rambutnya frustasi. Pemuda itu lalu kembali mengamati Jihoon yang masih pingsan entah mengapa.
Tiba-tiba dipikirannya terlintas suatu cara, Junkyu tersenyum miring, lalu meringis.
"Maaf ya Jihoon habis ini jangan marah sama gue..." cicit Junkyu lalu berlari ke arah dapur, mengambil sapu tangan bekas mengelap keteknya selama sebulanan ini dan kembali menghampiri Jihoon.
Junkyu menaruh sapu tangan itu tepat di bawah hidung Jihoon, dan apa yang terjadi?
DUAKH!
"ANJIR BAU KETEK NERAKA MANA ITU?!"
Junkyu tersenyum puas walau kepalanya sempat terantuk meja karena terlalu dekat.
"Maaf, habisnya lo gak bangun-bangun sih! Gue kira lo mati!''
"Bapak lo mati!" semprot Jihoon kesal.
Junkyu mengernyit. ''Bapak gue masih hidup Ji.. lo kok jahat banget doain Bapak gue mati?"
"E-eh, bukan gitu!"
"Terus apa?!"
"Itu umpatan doang."
"Oh, lo ngumpatin Bapak gue?"
"Enggak gitu bencong, maksud gue—"
"Hallo?"
Pembicaraan Jihoon dan Junkyu terhenti, kedua pemuda itu kompak menoleh ke arah sang suara. Seorang pemuda dengan cengiran khasnya menatap keduanya tak enak.
Junkyu mengernyit, merasa asing. "Lo ngapain anjir tiba-tiba masuk?! Lo mau maling?!" tudingnya langsung.
Pemuda itu langsung panik. "E-eh enggak, itu pintu belakangnya kebuka. Gue juga panik tiba-tiba bisa di sini, gue ngerasa asing di tempat ini."
"Ya jelaslah lo asing, lo kan belum pernah masuk rumah ini—"
"Gimana bisa.."
Junkyu buru-buru menoleh ke arah Jihoon, wajah pemuda itu tampak sangat pucat dan tidak menyangka. Tubuh Jihoon bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Today We Run | Treasure ✔
AventuraJihoon tidak pernah menyangka bahwa game zombie yang selama ini ia rancang, memiliki kehidupan yang sebenarnya.