11 - Bad games

658 28 4
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Seorang pria paruh baya terlihat kesulitan saat akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya dengan menggunakan sendok yang berada di tangan kirinya sementara tangan kanannya tak lagi bisa digerakkan karena penyakit stroke yang dideritanya. Penyakit stroke itu bukan hanya menggerogoti tangannya saja melainkan kedua kakinya yang membuatnya lumpuh dan ketergantungan pada kursi roda.

Pelayan yang biasa menemaninya makan pun pada akhirnya membantunya. Pria paruh baya itu tersenyum getir meratapi nasib hidupnya di masa tuanya. Hanya untuk makan dan mengurus dirinya sendiri disaat istrinya sedang berlibur saja ia kesulitan. Bagaimana dengan urusan lainnya?

Tapi beruntungnya ia memiliki seorang istri yang begitu mencintainya dan selalu memberikan perhatian padanya. Cinta istrinya itu tak pernah memudar, sedari dulu. Istrinya itu bahkan mengajaknya untuk berlibur. Namun karena Audy, putri mereka tak ingin ia ikut, maka pria paruh baya itu pun mengalah. Ia tahu, Audy malu memiliki Ayah cacat dan tak berguna seperti dirinya.

Sejak ia terkena stroke, Audy mencipta jarak dengannya dan menganggapnya seperti makhluk tak kasat mata. Audy hanya menghormati Ibunya dan peduli pada Ibunya saja, tapi tidak padanya. Rasanya ia ingin mati saja karena bertahun-tahun lamanya diabaikan oleh putrinya sendiri. Tapi di dunia ini ia masih memiliki Stella, istrinya yang selalu menguatkannya dan mencintainya.

Saat tengah menikmati santap malam, pria paruh baya itu mendengar suara mobil masuk garasi. Ia yakin Stella dan Audy yang kembali dari liburannya di Sydney.

Dan benar saja, tak lama Audy dan Stella pun muncul dihadapannya dengan diikuti dua orang pelayan yang membantu keduanya membawa barang-barang dan belanjaan mereka yang terlihat banyak sekali.

"Sayang, bagaimana makan malamnya?" Stella menghampiri suaminya, Alan Wibisono, kemudian memeluknya.

"Kurang nikmat makan sendiri tanpa kamu dan Audy."

Audy memutar bola matanya dan membuat gerakan bibir seolah tak suka dengan pernyataan Papanya.

"Kalau begitu aku temenin deh."

Alan mencegahnya. "Aku sudah kenyang. Ngomong-ngomong bagaimana liburannya? Kalian menikmatinya?"

Stella mengangguk membenarkan. Sangat-sangat menyenangkan. Ia bisa berlibur setelah sekian lama tak liburan karena kesibukannya dalam membantu mengurus bisnis suaminya.

Tatapan mata Alan beralih pada Audy. Alan merentangkan kedua tangannya agar supaya Audy mendekat dan memeluknya.

"Kamu tahu, Papa kangen banget sama kamu, Nak." Alan tersenyum. Meski Audy bersikap buruk sekalipun terhadapnya tapi sebagai seorang Ayah, Alan tetap menyayanginya.

Dan respon Audy adalah meninggalkan Alan dan Stella tanpa sepatah kata pun. Hal itu membuat Alan sedih dan kecewa.

Stella memeluk Alan, mencoba menghiburnya. "Jangan terlalu diambil hati. Sejak di bandara Audy udah ngeluh capek dan butuh istirahat."

BAD GAMES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang