28 - "Sempurna"

689 35 1
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Hari sabtu dan minggu, dimana ia dan Abel berjauhan itu dimanfaatkan oleh Galaksi untuk mengubur rasa yang ia sendiri tidak tahu itu dalam-dalam. Setelah pertemuannya dengan klien usai, ia melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bersama Gia, Gabriel juga Adam. Dan saat Gia menanyakan kenapa Abel tidak ikut, Galaksi beralasan ...

"Abel nggak ikut karena Abel udah punya acara lain. Nggak mungkin kan Galaksi maksa Abel ikut disaat Abel nggak bisa."

Lagipula dengan kehadiran Adam, Adam lebih bermanfaat dibandingkan Abel. Abel hanya supir yang bertugas menemaninya selama diperjalanan saja, sementara Adam adalah sekretaris pribadinya yang mampu melakukan tugasnya dengan baik tanpa diragukan lagi kemampuan dan pengetahuannya yang luas. Galaksi beruntung bisa memiliki Adam sebagai seorang sekretarisnya. Adam bisa diandalkan dalam segala hal.

Benar, memang benar selama dua hari Galaksi tak bertemu Abel, Galaksi bisa sedikit mengenyahkan Abel dari pikirannya. Namun saat menjelang tidur, justru Galaksi takut mimpi yang serupa, mimpi bercumbu dengan Abel akan kembali singgah dalam mimpi buruknya.

Untuk mensiasatinya, Galaksi berkutat dengan ponsel dan MacBook miliknya yang selalu menemaninya kemanapun dan kapanpun. Galaksi menyibukkan diri dengan pekerjaannya dengan harapan ia ketiduran dan mimpi itu tak singgah dalam tidurnya.

Ceklek!!

Galaksi menoleh ke arah pintu yang terbuka menampilkan sosok Gia dengan mengenakan gaun tidur berwarna peach. Ah, Mamanya itu selalu terlihat cantik meski akan tidur sekalipun. Pantas saja Gabriel begitu mencintai Gia dan tak ingin kehilangannya meski hanya sebentar saja.

"Sayang, kamu nggak lihat ini jam berapa, hm? Masih sibuk aja sama kerjaan. Heran deh Mama sama kamu. Kerjaan mulu yang diurus. Untuk urusan yang satu ini, kamu tuh nggak beda jauh sama Papa kamu."

Galaksi meresponnya dengan senyuman khasnya mendengar gerutuan Gia.

"Tanggung Ma. Abis ini selesai Galaksi langsung tidur kok."

"Besok kamu pulang jam berapa? Kalau bisa jangan terlalu pagi, agak siangan juga nggak apa-apa. Mama juga masih kangen banget sama kamu." Satu minggu jauh dari Galaksi membuat Gia merindukannya. Sejak dulu mereka memang tak pernah berjauhan. Namun karena ada projects yang mengharuskan Gia stay di Bandung untuk sementara waktu, mau tak mau mereka pun berjauhan.

"Oh ya sayang Gege bilang akhir bulan depan dia mau balik ke Jakarta."

Galaksi menoleh pada Mamanya. "Seriusan Ma? Kok dia nggak ngabarin Galaksi. Di chat juga balasnya gitu doang."

Gia mengendalikan bahu. Kemudian pembicaraan mengenai Gege pun mengalir begitu saja. Sesekali Galaksi tersenyum kala teringat pada sosok gadis cantik yang kini tengah menapakkan karir modelingnya di kancah internasional.

BAD GAMES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang