2

20.8K 67 0
                                    

Mama terkulai lemas setelah orgasmenya yang pertama. Namun aku dan Naya tidak melepas kulumanku dari putingnya. Diusapnya kepala kami berdua lalu berkata.

“kok nenennya masih lanjut sayang…?”
“abis udah lama ga nenen sama mama… Kinta kangen mah….” Kataku sambil tersenyum.
“kok toket mama gede banget sih ma. Punya Naya gak segede ini..”kata Naya sambil mengelus payudara mama.
“ya kan karena sering di remas-remas sama ayahmu…” kata mama
“ah masa sih ma.. Cuma karena sering di remas-remas doang???”
“di remas, di isap, ya pokoknya di beri rangsangan sayang…”
“mah… isepin toket Naya dong mah… biar gede kaya mamah…” pinta Naya seraya bangkit dan menyodorkan putingnya ke wajah mama. Kupikir benar juga ya. Payudara mama ukurannya cukup spesial. Besar, kencang, mengacung, padat. Mungkin memang benar bahwa payudara wanita harus sering di beri rangsangan.

Mama kemudian mengulum lembut puting Naya. Melihat mimik wajahnya, tampak Naya sangat menikmatinya. Tak sampai di situ, tangan mama mengusap lembut payudara lainnya hingga putingnya ikut menegang. “Sssshhh……” Naya mendesah. Diusapnya klitoris Naya dengan lembut. Pelan tapi pasti mama mulai menaikkan tempo permainannya.

“aku mau juga dong kak…isep punya kakak…” pintaku.
Naya mengulurkan tangannya ke leherku dan menarik wajahku mendekati payudaranya. Kuhisap payudara Naya dengan perlahan. Tampak nafsu birahi Naya mulai memuncak. Ia menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur agar usapan di klitorisnya makin cepat. Mama menyadari itu dan mempercepat usapan di klitoris Naya. Sesekali ia mencubit dan menarik klitorisnya. “Ahhhh….. mah….. enak banget mah…..” desahnya.

Tampak mama juga mulai di bakar nafsu. Tangannya yang tadi dipakai meremas payudara Naya kini telah berpindah ke klitorisnya sendiri. Aku yang melihat itu tanpa dikomando segera menyusupkan tanganku di selangkangan mama. Memasukkan dua jariku ke dalam vaginanya.

“Uhhh…m… mah… udah mah…., Naya mau ke k…kamar..mandi.., Nay.. Naya mau… pi…pisss”
“pipis di sini aja gpp sayang…” kata mama. Mama sudah tau bahwa itu adalah tanda Naya akan mencapai orgasme. Di percepat usapannya sambil sedikit menekan vaginanya.

“Ahhhhh…… mahhh……..” lenguhnya ketika orgasme itu datang. Menghampiri Naya untuk pertama kalinya. Tampaknya Naya tidak kuasa membendung luapan energi yang terjadi ketika ia orgasme. Ia kini terkulai lemas di sebelah mama.

“mah.. spreinya basah ya… Naya kayanya tadi pipis….”
“ngak sayang.. itu tadi yang namanya orgasme..” kata mama
“enak banget mah….” Ucap naya seraya tersenyum dan memejamkan matanya.

Mama masih asyik dengan klitorisnya yang sejak tadi ia usap.
“Vin… mau gak jilatin memek mama…?” pinta mama.
“sini mah.. mama buka yang lebar” aku pun mengatur posisi. Mendekatkan wajahku ke arah vagina mama. Aroma vagina perempuan itu sulit di ungkapkan dengan kata-kata. Yang jelas au menyukainya.

Mama melepaskan tangan dari klitorisnya dan membimbing wajahku menuju kesana. Kujilat klitorisnya dengan perlahan. Reaksinya sungguh diluar dugaan. Mama mengeliang dengan liarnya. Di tekannya kepalaku dengan sebelah tangan, seakan tidak ingin melepaskan jilatanku pada klitorisnya.

Kumasukkan kembali dua jariku kedalam liang vaginanya. Tubuh mama menegang. Kuat sekali.
Naya yang berada di sampingnya kembali bangkit dan mengisap serta meremas payudara mama. Nafsu mama semakin menjadi-jadi.

“Terus sayang……….hmmph…..enakk….. Ahhh….Ahhh…..” desahnya
“udah mau orgasme lagi ya mah…?” tanya Naya. Mama hanya mengangguk.

Ku percepat gerakan mengocok pada vagina mama. tiba-tiba kedua kaki mama menekan kepalaku dengan kuat ke arah vaginanya. “seben…tar… lagi sa…..yanggg……….Ahhhhhh…………….Ahhhhh…..” ceracaunya.

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang