“kok gede banget sih kontol kamu Dek...?” ucapnya seraya meraih penisku yang menegang.
“ya kalo udah keras ya segede ini kak… kalo masi lembek ya tetap aja kecil” kataku.
Naya hanya tersenyum dan mulai meremas-remas penisku. Kini tanganku bergerilya di dadanya. Meremas payudaranya yang kenyal, dan memilin putingnya yang kini mengeras lagi.Naya mendekatkan wajahnya ke dadaku dan mulai menjilat putingku. Nikmat sekali rasanya, pantas Naya dan mama senang sekali di hisap putingnya. Rasa geli mulai menjalar di seluruh tubuhku. Nyaman sekali posisi yang kualami sekarang ini. Tapi rasanya ada yang kuranng kalau kami tidak bermain bertiga seperti kemarin.
Jilatan Naya lama kelamaan mulai turun ke penisku. Di jilatnya penisku layaknya menjilat eskrim.
“Ohhh…. Kak….. terusin kak….. kakak pinter banget….” Kataku.
Naya diam saja, meneruskan jilatan di kepala penisku. Batang penisku kini di kocoknya pelan.
“Ahhhh…… Emmmmm…. Enak banget kak”
“hayo jadi ketagihan ya di oral…?” tanya Naya.
“iya lah… apalagi yang oral cewe secantik kakak….”
“gombal banget…….” Kata Naya, ia pun melanjutkan aksinya.Tak terasa 15 menit berlalu. Kini Naya menjilat dan menghisap buah penisku. Kurasakan agak sakit di perutku karena otot yang menegang akibat jilatan itu. Tak kukira efeknya akan seperti ini. Tapi entah dorongan dari mana, aku sangat menikmatinya. Rangsangan ini membuat birahiku makin memuncak.
“kak di masukin kemulut donk kak… isepin” pintaku.
Naya menurutinya di masukkan batang penisku kemulutnya. Tampak Naya belum terbiasa, batang penisku hanya masuk sepertiganya. Tapi rasanya sudah amat nikmat.Naya mempercepat gerakannya. Membuatku kehilangan kontrol atas diriku.
“ohh…. Ahhh…Sssshhh…. Terus kak.. mau keluar nih…” kataku
Naya memperkuat isapannya pada penisku. Saat itulah kurasakan batang penisku mulai berdenyut. Kepala penisku memanas seperti akan meledak pikirku.Crooottttt… Crooottttt
“Ahhhh…Ahhhhh….Haaaahhhh… Haaaaahh..” desahku.
Spermaku tumpah di mulut Naya. Ditelannya spermaku hingga bersih.
“agak asin ya Dek… Kalo punya kakak agak asin juga ga?” tanya Naya.
“iya kalo punya kakak juga agak asin…. Tapi punya kakak enak kok… punyaku enak ga kak?” aku bertanya baik. Naya hanya mengangguk dan melanjutkan menjilat sisa-sisa sperma di penisku.“kita mandi bareng yuk Dek…” ajak Naya.
Naya bangkit dari sofa dan mengulurkan tangannya padaku. Aku menyambut uluran tangannya dan bangkit berdiri.
kami berjalan bergandengan menuju kamar mandi. Kami masuk ke dalamnya. Sengaja kami biarkan pintu kamar mandi terbuka agar kami tau jika mama telah pulang kerja.“kakak sexy banget sih kak…” kataku ketika aku memeluknya dari belakang.
“ahh bisa aja kamu……, sabunin badan kakak dong….”
Kuambil botol sabun cair di pojok kamar mandi. Kutuangkan sedikit ke telapak tanganku dan mulai kuusapkan ketubuhnya.Baru kali ini aku memandikan seorang perempuan. Sensasinya sangat sulit untuk diceritakan. Mengusap payudaranya dalam keadaan licin. Eksotis sekali.
Naya ikut mengambil sabun dan mengusapkannya ke tubuhku. Benar-benar tak terlupakan. Baik aku yang mengusap, atau aku yang diusap, keduanya betul-betul sangat nikmat. Double kenikmatan kupikir.
Kudekatkan wajahku pada wajah Naya dan kami mulai berciuman. Menikmati usapan, sentuhan, dan rabaan ditubuh kami masing-masing. Sungguh nikmat. Tak terasa cukup lama kami melakukannya hingga sabun ditubuh kami mengering.
Kuputar kran shower untuk membasahi tubuh kami. Kami masing saling mengusap tubuh satu sama lain untuk menghilangkan sisa sabun yang masih menempel. Dirasa sudah cukup bersih, aku keluar mengambil handuk untuk kami berdua.
Dingin sekali angin yang kurasakan menerpa tubuhku. Karena handuk kami jemur di halaman belakang, terpaksa aku keluar mengambilnya tanpa busana. Untunglah halaman belakang kami tertutup tembok yang cukup tinggi. Sekitar lima meter, sehingga aku tidak khawatir ada orang yang melihat.