Cukup lama aku berada di sana. Dalam perjalanan pulang aku mendapatkan ide bisnis yang cemerlang.
Sesampainya dirumah, Naya sedang duduk di depan komputernya.
"kak pinjem komputernya bentar boleh ga?" pintaku.
"sebentar ya....." jawabnya.
Aku duduk di bangku yang sedang diduduki Naya dan memeluknya dari belakang. Bangku itu terlalu sempit untuk kami duduki berdua, sehingga Naya mengangkat pantatnya dan duduk dipangkuanku.
"kakak abis mandi ya... wangi banget.." kataku.
"iya... hehe...." Jawabnya.
Aku mulai meremas pelan payudara Naya dari luar handuk kimono yang ia kenakan. Himpitan pantat Naya pada penisku mulai membuat penisku mengeras.
"cepet amat gedenya Tom..." kata Naya.
"habis kakak wangi banget... aromanya bikin terangsang aja sih...." Kataku.
Naya berbalik menghadap ke arahku. Dia melepaskan bajuku satu persatu, hingga aku kini telanjang bulat.Naya membuka handuk kimono yang dikenakannya. Dan duduk di pangkuanku sambil menggerakkan pantatnya. Kami berdua kini sudah telanjang sepenuhnya. Gesekan pantat Naya di penisku membuatnya makin mengeras.
Aku masih meremas-remas pelan payudara Naya sambil menjilati punggung, pundak, dan tengkuknya.
"mama mana kak?"tanyaku.
"Sssshhh...... Ahh.... Di atas... lagi mandi kayanya.." dia mendesah di sela kata-katanya.
Naya tetap menggoyangkan pinggul dan pantatnya selagi jemari tangannya menari di atas keyboard komputer.Tangan kananku kuturunkan ke selangkangannya. Kuusap lembut klitorisnya.
Gerakannya mulai berubah liar. Kini ia sudah tidak dapat berkonsentrasi lagi pada keyboard.
"Ssssshhh.... Ahh.... Ahhh... enak banget Tom....". desahnya.
Naya mengarahkan cursor mouse ke sebuah folder dan dibukanya folderitu. Folder berisi film-film panas yang biasa kami tonton berdua. Naya memainkan satu buah film yang bercerita tentang dokter wanita yang berhubungan sex dengan pasiennya di kamar rumah sakit.Naya setengah berbalik. Ia merangkulkan sebelah tangannya ke leherku. Ia melumat bibirku tanpa menghentikan gerakannya. Kubalas ciumannya sambil tetap menggerakkan tanganku pada klitorisnya.
Ciumanku perlahan menuruni wajahnya, kujilat leher Naya.
"Aaacchh..... Sssssshhh......" ia mendesah sambil menjambak rambutku.
Permainan di video yang diputar Naya mulai memanas, dokter dan susternya kini mengoral pasien tersebut.
Naya meraih penisku dan menjepitnya diantara kedua pahanya.
Foreplay kami makin memanas. Lelaki di film itu mulai memasukkan penisnya ke vagina sang dokter. Naya menggerakkan penisku diselangkangannya.
Kupilin puting Naya dan ia mulai merintih.
"Ahhhh....Uhhhh.. Tommm..... ayo masukin Pin... kakak udah ga tahan...Shhh...."
Naya membalikkan badan dan menghadap ke arahku. Dibimbingnya penisku menuju lubang vaginanya yang kini sudah basah. Ia menghujamkan penisku masuk ke vaginanya dalam sekali tekan. Penisku kini sudah masuk seluruhnya ke dalam lubang kenikmatan itu.
"Aaaahhhhhhh......" pekiknya ketika penisku menerobos lubang vagina yang sempit itu.
Naya dan aku memang sudah sering melakukan hubungan sex. Hampir tiap hari selama delapan bulan terakhir. Namun kurasakan lubang vaginanya tidak banyak mengalami perubahan sejak kuambil keperawanannya dulu. Tetap sempit dan nikmat.
Naya merangkul leherku. Mendekatkan wajahku pada puting payudaranya.
Kugigit pelan puting Naya dan kuhisap dengan kuat.
"Ahhh...Shhhh.....Pin..... enak banget...."
Naya menyibakkan rambut dan melepaskan kacamatanya. Gerakan tubuhnya kini semakin liar. Naik dan turun ia menggenjotkan vaginanya yang terisi penuh dengan batang penisku. Payudara Naya yang menggantung kini berguncang-guncang menampar wajahku.
Ini pertama kalinya kami melakukan hubungan sex dalam posisi duduk di bangku yang sempit. Sensasi sex baru yang kurasakan membuatku tak mampu menahan luapan nafsuku.
Penisku mulai berdenyut, kutahan sekuat tenaga agar orgasmeku bersamaan dengan Naya.
"Ahh...Sshhh.... Kontol kamu udah berdenyut Pin.....Ahhhh... kakak mau nyampe......." Katanya.
"iya kak.....Ahhh.....jangan lama-lama..... aku udah mau keluar....." kataku.
Naya mempercepat irama gerakannya. Dihujamkannya dengan keras penisku kedalam vaginanya. Saat ini aku khawatir bangku ini bisa patah, tak mampu menahan luapan nafsu kami yang semakin liar.
"Ahhh.....Ahhhhhhhhhh.......Ssshhh.... Aaaahh......" Naya melenguh panjang. Kurasakan cairan hangat menyirami batang penisku. Vagina Naya sekarang semakin licin. Memudahkan penisku menerobos lebih dalam.
Kini giliranku yang menggoyangkan tubuh Naya. Dengan cepat kugerakkan tubuhku yang ditunggangi Naya.
"Ahhhhh.... Shhh...... kak......"