."BARIS YANG RAPI SESUAI JURUSAN! KALIAN BUKAN ANAK SMA LAGI!"
Junhui berbaris sesuai warna nametag jurusannya. Ia terpisah dengan Yanan karna anak itu mengambil jurusan hukum sedangkan ia psikologi. Benar benar jauh.
"Kenalin, saya Jeonghan. Penanggung jawab kalian. Karna itu, jangan sekali sekali melanggar aturan saya ataupun kampus atau kalian akan dapat hukuman! Saya gak akan bersikap lembek ke kalian. Paham?"
"Paham! Kak!" Maba psikologi itu berseru keras. Habislah riwayat mereka.
"Sebelum itu, saya mau absen satu persatu. Gaasik kalau nanti ada yang hilang"
Junhui mendengarkan satu persatu nama yang disebutkan Jeonghan. Tentu Junhui tahu dengan kakak tingkatnya itu, Junhui bahkan ingat, ia yang membelikan makanan kepadanya dan mengomel karna ia tak meminum obat dari Joshua.
"Junhui Wen!"
"Siap kak!"
Jeonghan mengalihkan pandangannya dari bukunya sejenak, menatap lurus kearah Junhui berdiri, lalu memberikan senyuman manisnya kepada anak itu. Mengundang bisikan bisikan tak mengenakkan dari yang lain.
"SAYA BILANG JANGAN RIBUT! KALIAN PUNYA TELINGA ATAU NGGAK SIH?"
"SIAP SALAH! KAK!"
Jeonghan mendengus, "Sekali lagi kalian ribut kaya tadi, habis kalian sama saya."
Yang lain meneguk ludah susah payah. Di ospek dengan Jeonghan benar benar seperti neraka.
"Baik, semuanya sudah lengkap. Ikuti saya. Jangan hilang kemana mana! Dijaga temannya! Sekali lagi saya ingatkan, jangan langgar peraturan!"
"Siap! Kak!"
.
"Catat semua informasi yang saya kasih. Nanti ada tugas" Jeonghan kembali mengingatkan, maba itu dengan sigap menulis semua yang dikatakan Jeonghan meskipun Jeonghan bercerita tentang anjing sahabatnya, Seungcheol.
"Gue laper.." anak lain berucap, karna suasana yang hening, tentu suara sekecil itu dapat terdengar apalagi ke telinga Jeonghan yang sensitif.
"Saya juga lapar. Nanti kalau sudah sampai kantin kita makan" Joenghan berucap sambil tersenyum, maba maba disana sontak pangling dengan parasnya yang rupawan.
"Tapi jangan ribut dan jangan bilang siapa siapa. Awas aja kalau bocor. Saya habisi kalian"
Mereka meneguk ludah lagi, terkutuklah wajah rupawan Jeonghan. Wajahnya bak malaikat benar benar menipu sifatnya yang seperti setan.
"Daniel, Sana, Junhui, perhatikan langkah kalian. Awas jatuh"
"Siap! Kak!"
Junhui menahan nafasnya, aura yang dipancarkan Jeonghan benar benar mencekiknya. Berbeda dengan aura yang dipancarkannya saat itu.
"Kak Jeonghan kaya punya dua kepribadian..."
.
"SELAMAT MAKAN! WAKTU MAKAN KITA GAK LAMA YA, JADI PILIH MENU YANG BISA DIMAKAN DENGAN CEPAT TAPI MENGENYANGKAN!" Jeonghan berteriak, membuat maba disana berseru mengiyakan.
"INGAT! BAYAR JANGAN LUPA!"
"Siap! Kak!"
Jeonghan tersenyum bangga, akhirnya jam makan tiba walau ia dan mabanya belum dipersilahkan untuk makan.
"Bodo amat, gue laper. Gue pecat tuh dosen kalo biarin gue kelaperan!" Jeongahan berbicara dalam telepon. Menyantap roti ditangannya dengan lahap.
"Bentar kita vidcall aja" Jeonghan memposisikan handpone nya diatas meja. Menampilkan ia yang tengah bersantai dengan mulut penuh makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About [Junhui & Svt 96L] - End
FanfictionTentang Junhui dan segala problematikanya dari book empat sekawan. Tags 📌 - Dari book empat sekawan - Semi baku - Fiksi - Friendship, Brothership Rank # 1 Yanan = 310523 # 1 Svt = 080723 # 1 Wen Junhui = 230723 # 1 Seventeen = 260823 # 2 KwonSoony...