2

824 66 1
                                    

.

Junhui tak mengira jika ia akan dapat berteman secepat ini dan tak menyangka mereka akan akur secepat ini juga. Seperti saat ini, ketiganya tengah bersantai di teras rumah Jihoon. Wonwoo yang berbaring dipangkuannya dan Soonyoung yang berbaring dipangkuan Jihoon. Padahal dua anak itu sulit sekali akur awalnya.

"Trus nih ya, si bangsat itu malah ngatain gue!" Soonyoung berucap dengan menggebu gebu, yang lain mendengarkan sekaligus mengompori Soonyoung si sumbu pendek.

"Trus trus?" Wonwoo berucap. Tangannya bergerak mengambil popcorn yang dibawa Junhui untuk mereka. Kebetulan lewat katanya.

"Gelud lah! Enak aja gue dikatain broken home!"

"Emang nggak?" Jihoon menimbrung.

"Ya iya sih, tapi tetep aja! Suaranya kayak ngejek banget anjing! Kaya keluarganya udah paling bener aja"

"Sabar Soon, nanti makin parah tuh muka" kali ini, Junhui ikut menimbrung.

"Lu kan tau sendiri Jun, gue dah selek sama dia dari MOS! Lagi nunggu antrian tiba tiba diserobot! Bangsat emang Yuta!"

"Tapi Yuta tuh bukannya lebih tua dari kita setahun, ya?" Wonwoo si anak osis bertanya dengan nada bingung nya.

"Gak naik kelas setahun dia. Bandel emang" Soonyoung menjawab.

"Trus koncoan sama Johnny gak sih? Makin ancurr" Jihoon melanjutkan. Wonwoo hanya mangut mangut seolah mengerti.

"Besok jalan, yok?" Soonyoung berucap tiba tiba dibalas geplakan dari Wonwoo.

"Belajar, tolol! Bentar lagi ujian!"

"Gue sih udah gak perduli sama ujian ya"

"Sipaling gak perduli" Wonwoo dan Jihoon berucap kompak, mengejek Soonyoung yang kini merengut sebal.

"Junpiii, gue dibully" rengek nya, Junhui hanya menggeleng begitupun dengan yang lain.

Tak lama, keempatnya tertawa seolah tak terjadi apapun.

.

.

.

.

"Lu ngikutin gue, Jun?" Soonyoung memicingkan mata curiga. Junhui hanya mengendikkan bahu menanggapi.

"Rumahku satu arah sama kamu, Soon"

"Lah iya? Kok gue baru sadar"

Soonyoung termenung dramatis, Junhui lagi lagi hanya bisa menggeleng heran.

"Berarti lu sering lewat sini dong??"

"Ya...iya? Kan rumah kita satu arah?"

"Berarti lu tau keadaan keluarga gue???"

"Aku bukan cenayang??"

Soonyoung menampilkan cengiran khasnya. Junhui lagi, lagi dan lagi hanya menggeleng heran. Anak itu terlalu ajaib.

"Kalo gue cerita...lu mau dengerin gak?"

Junhui merangkul tubuh yang lebih pendek itu, lalu tersenyum hangat "Cerita aja sini, aku selalu terbuka kalo kamu butuh"

"Makasih...Junpi..." Soonyoung menyeka air matanya yang keluar. Junpi melebarkan tangan dan Soonyoung pun bergerak memeluk yang lebih tinggi.

"Aku juga mau berterimakasih karna kamu mau jadi temanku.."

.

Soonyoung menghampiri Junhui dengan tubuh penuh memar dan luka. Junhui memakluminya sebenarnya, Soonyoung cukup mudah tersulut emosi membuatnya berakhir bertengkar dengan teman sekolahnya atau karna pukulan yang dilayangkan papanya.

About [Junhui & Svt 96L] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang