9

465 53 1
                                    


.

"Jun, lu udah dapet berapa tanda tangan kating?" Yanan membuka suara. Padahal Yanan memiliki banyak teman disana, tapi anak itu memilih untuk menempeli Junhui kemanapun.

"Udah sembilan, sisa satu. Aku mau minta tanda tangan kak Shua"

"Gue ikut dong...gue kurang tigaaa" Yanan memanyunkan bibirnya. Junhui hanya mengangguk lalu merangkul tubuh yang lebih tinggi.

"Ayo, kamu ada tanda tangan kak Han sama kak Cheol?" Junhui bertanya, dibalas gelengan oleh yang bersangkutan.

"Mereka serem, gue gak berani"

"Mereka gak makan orang kok, ayo kutemani"

Yanan awalnya ragu, tapi mengingat Junhui terlihat dekat dengan ketiga kating galak itu, Yanan sedikit berani.

"Temenin ngomong"

"Aman"

.

.

"Siapa tuh, Jun?" Joshua bertanya setelah menandatangani buku keduanya.

"Temen, kak"

"Ooh, Yanan ya?" Seungcheol membuka suara. Yanan hanya mengangguk menjawabnya.

"Yanan mau minta tanda tangan kalian, boleh kak?" Junhui mengerjap, berusaha membujuk keduanya.

"Boleh, tapi balik sekolah lu ikut gue" Jeonghan berucap kearah Junhui.

"Gak usah deh Jun, gue gamau lu kenapa napa" bisik Yanan, tapi tentunya dapat didengar oleh ketiganya.

"Lu deket banget sama Junhui, Yan?" Seungcheol bertanya, Yanan mengangguk, memperhatikan ketiganya tak suka.

"Santai aja kali, kita bukan orang jahat. Junhui lu kagak bakal kita apa apain" Jeonghan berucap.

"Iya Yan, mereka baik, kok"

"Tau darimana mereka baik? Nanti tau tau kaya temen temen lu itu" Agaknya Yanan mulai emosi.

"Mereka-"

"Shua nyelamatin temenlu yang mau bundir. Udah cukup baik?" Jeonghan memotong ucapan Junhui. Yanan tersentak, Junhui bahkan tak menceritakan apapun tentang hal itu padanya.

"Jun, kita janji gak saling nyimpan rahasia kan?"

"Yanan, maaf"

"Lu tuh-" Yanan tak bisa berkata kata dibuatnya. Tangannya mengepal dan wajahnya memerah.

"Nanti aku cerita-"

"Kapan? Lu selalu bilang nanti nanti, gue temen lu, Jun! Gue gak kerepotan denger cerita lu! Gue gak kaya temen blangsak lu!"

"Jangan ngomongin mereka yang aneh aneh Yan, mereka orang baik"

"Anjing, susah ngomong sama batu kayak lu. Gue cabut" Yanan berlalu dengan wajah merah padam. Junhui mengejarnya dengan panik.

Dia melakukan kesalahan besar.

.

.

"Aku minta maaf, jangan tinggalin aku...aku cuman punya kamu..." Junhui berlutut, memejamkan matanya dan memohon dengan wajah lelahnya.

Ia takut Yanan akan pergi.

Meninggalkannya sendiri.

Bruk!

Junhui membuka matanya, Yanan ikut berlutut dan anak itu kini menangis. Junhui semakin panik dibuatnya.

"Lu tuh...nganggep gue teman kan?" Junhui mengangguk ribut, mengelap air mata yang membasahi pipi temannya itu dengan hati hati.

About [Junhui & Svt 96L] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang