18

524 51 0
                                    


.

"Jelasin ke kakak yang datang tadi siapa sampai kamu kambuh lagi, Jun"

"Udah kak, biarin kak Jun istirahat" Minghao memperingatkan. Selepas Jihoon pergi, Junhui menangis tanpa henti yang mengundang panik dari tiga serangkai itu.

"Yaudah kalau Juni gak mau cerita, biar kakak tanya ke Yanan aja" Jeonghan memalingkan badannya ingin pergi, sampai ia merasa sebuah tarikan di ujung bajunya.

"Jangan..kak.."

"Cerita, ya?"

Mau tak mau, Junhui harus bercerita tentang mereka dan Minghao hanya menghela nafas melihatnya.

"Gue yakin mereka bakal ngamuk ke tiga orang itu"

.

.

"Eit, mau ngapain?" Jeonghan mencegat tiga sekawan itu kala mereka berdua ingin menjenguk Junhui. Setelah memdengar cerita dari Junhui yang tentu saja karna aduan dari Seungcheol, Jeonghan menjadi sensitif pada ketiganya.

"Mau jenguk Junhui, kak" Soonyoung tersenyum canggung. Dibalas delikan tajam dari Jeonghan. Enak saja mau menjenguk adiknya disaat seperti ini. Tak bisa dibiarkan.

"Enak aja kalian mau jenguk adek gue, kalian ga sadar apa yang kalian lakuin selama ini? Hah?!"

Jeonghan meninggikan nadanya diakhir kalimatnya. Mengundang tatapan heran oleh sekelilingnya.

"Han, kenapa sih ribut ribut?" Joshua, akhirnya ia keluar dari ruang rawat Junhui mendengar suara lantang Jeonghan. Tahu sendiri bagaimana kerasnya suara Jeonghan.

"Kalian rupanya, ada apa? Mau bikin adik saya mati lagi?" Joshua berucap lembut memandang ketiganya, tapi ketiganya malah menunduk dan terdengar isakan dari salah satunya.

"Kami mau minta maaf..." Yang berkacamata berucap.

"Kan sudah kemaren?" Jeonghan menimpali.

"Kami juga mau meluruskan masalah kami, kak"

Jeonghan ingin nyerocos lagi sebenarnya, tapi dihentikan oleh Joshua.

"Saya tanya Junhui dulu, semua tergantung dia."

Jeonghan menganga tak percaya. Joshua tentu tahu maksudnya, jadi Joshua mengisyaratkan kepada Jeonghan agar tenang. Mereka tak akan mendapatkan adiknya semudah itu.

"Maaf ya, Junhui belum mau ketemu. Kalian bisa coba lain kali"

Ketiga sekawan itu menghela nafas kecewa sedangkan Jeonghan tersenyum kemenangan.

.

.

.

"Lu nipu mereka, Shu?"

"Jangan panggil gue Shu napa, kaya ngejek banget kesannya"

Jeonghan malah cengengesan tidak jelas mendengarnya.

"Gue ga nipu kok, Junhui kan lagi tidur. Berarti gamau ketemu mereka dong?"

"Gak salah sih"

Jeonghan memang licik, tapi Joshua tak kalah picik. Itulah mengapa, Seungcheol sering menghela nafas dan sakit kepala setiap satu tim dengan keduanya. Mereka benar benar diluar nalar.

"Omong omong, dimana Seungcheol?" Jeonghan celingak celinguk mencari temannya yang satu itu. Sepertinya Seungcheol kabur lagi.

"Paling dia bakal ceramahin tiga sekawan itu. Jahat ga sih kalau gue berharap mereka gak bareng bareng lagi?" Joshua menatap Junhui yang tertidur dengan sendu. Sepertinya tidurnya nyenyak, fikirnya.

About [Junhui & Svt 96L] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang