Part 21🥀Duka mendalam🥀

4.8K 142 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Vote dulu sebelum baca 📌

Tik tok 👉🏻 sinar_pagiii
Instagram 👉🏻 sinarpagii_
(Spoiler nya ada di Ig)

HAPPY READING

Deg

Kiara mematung di tempatnya, ini tidak mungkin, ini pasti cuma mimpinya.

Beberapa polisi serta petugas ambulans menatap gadis berseragam SMA itu dengan prihatin. Bagaimana tidak? Rambut nya sudah acak-acakan, keringat bercucuran, darah terus keluar dari lutut nya serta pandangan kosong dan seolah tidak mempunyai tujuan hidup lagi di netra gadis itu, membuat mereka ikut merasakan sedih yang amat mendalam.

Kiara berjalan mendekati dua jasad itu, saat sudah berada di tengah-tengah kedua jasad itu, lutut nya yang sudah sangat lemas, kini terjatuh di lantai.

Hal itu membuat hampir semua orang meringis saat melihat luka yang masih segar di lutut itu malah di bentur kan dengan lantai. Pasti rasanya sangat sakit dan nyeri, namun berbeda dengan Kiara.

Tangan yang sudah bergetar itu perlahan-lahan mencoba membuka kain putih yang menutupi jasad-

"AYAAAAAAAH!" histeris Kiara.

Ia langsung memeluk jasad Zein yang penuh dengan darah itu dengan sangat erat.

"Bangun! Ayah udah janji nggak akan ninggalin Kia. Bangun yah, BANGUN!"

"AYAH JAHAT, AYAH INGKAR JANJI! MANA JANJI AYAH? MANA YAH? KENAPA AYAH BOHONGIN KIA?? KENAPA??!" Kiara semakin terisak, lalu ia melihat satu jasad lagi yang ada di samping nya.

Deg

Tanpa ia buka, kain putih itu terangkat terkena hembusan angin. Waktu seolah terhenti detik itu juga.

Dia, Bundanya. Malaikat tak bersayap nya setelah sang Mama. Sekarang terbaring dengan damainya, seolah goresan-goresan yang lumayan parah di wajahnya itu tidak membuat nya sakit sama sekali.

Kiara merangkak mendekati jasad Bundanya. Bahkan untuk sekedar berdiri saja, rasanya ia tidak sanggup.

Kiara mengecup kening, pipi, serta seluruh wajah Bunda nya dengan air mata yang terus menerus menetes.

"Bunda? Kenapa senyum? Apa Bunda seneng karena telah ninggalin Kia? Bunda seneng yah?"

"BUNDA JAHAAAT! BUKAN INI YANG KIARA MAU BUN! BUKAN INI!! Hiks, hiks"

Lita yang baru saja sampai, langsung di buat syok melihat jasad kedua orang tua Kiara yang dipenuhi oleh darah. Begitu pun dengan Erlangga yang mengantarkan Lita tadi.

"KALIAN JAHAT, KALIAN SEMUA JAHAT. KENAPA KIARA DITINGGALIN SENDIRI?? KENAPA?!!"

Semua orang menunduk menahan tangis, terutama Bi Narsih. Ia tau betul apa yang kini di rasakan oleh Non Kiara nya.

"KALIAN ANGKAT KIARA JADI ANAK, KALIAN BERI KIARA KASIH SAYANG, TAPI KENAPA? KENAPA SEKARANG KALIAN BERI KIARA DUKA??! KENAPA BUN? KENAPA YAH??"

Lita langsung berlari memeluk Kiara, demi apapun, ia tidak tahan melihat sahabatnya saat ini. Ia turut merasakan apa yang Kiara rasakan.

"Udah Kia, udah. Gue mohon, udah" bisik Lita dengan nada bergetar menahan tangis.

"Mereka jahat, mereka ninggalin Kia. Mereka jahat" lirih Kiara, kemudian ia pingsan di dekapan sahabatnya.

"Astagfirullah, Kiara" panik Lita.

"Biar gue bawa dia ke kamar" ucap Erlangga dan di angguki oleh Lita.

🥀🥀🥀

Pemakaman Ayah dan Bunda nya sudah di selesai 1 jam yang lalu, namun kiara masih memeluk nisan Bunda nya.

"Kiara, Pulang yuk? Ini udah mau gelap loh" bujuk Lita, entah sudah ke berapa kali nya.

Kiara tetap menggeleng, "Kia mau tidur bareng Bunda sama Ayah disini"

Lita menghela nafas panjang, ia menoleh ke arah Erlangga.

"El, bantuin dong"

Erlangga terdiam sebentar, lalu ia menoleh ke arah Kiara.

"Ra, pulang yah? Kalo bukan demi kita, demi Alvaro deh. Dia pasti nggak mau liat adiknya kayak gini"

Mendengar nama Abang nya, Kiara langsung menatap Erlangga.

"Abang mana?"

"Abang Lo-"

Oh iya, dia kemana yah? Kok gue belum liat dia seharian ini? batin Erlangga.

"Dia mungkin lagi ada urusan penting, tapi pasti dia nemuin Lo kok" sahut Lita.

"Sekarang Lo pulang yah?" lanjut Lita.

Kiara terdiam sebentar, lalu ia mengangguk pelan. Lita langsung memeluk sahabatnya dan membawanya pulang dari pemakaman itu.

🥀🥀🥀

Malam ini Lita memutuskan untuk menginap di rumah Kiara. Ia takut sahabatnya ini berbuat hal yang nekat jika di tinggal sendirian di kondisi seperti ini.

Hanya Lita saja, Erlangga tidak ikut menginap karena Lita tidak memperbolehkan nya.

"Sekarang Lo tidur yah?"

"Tapi kapan Abang ke sini?"

Lita tersenyum tipis, "Mungkin besok, nanti Erlangga juga kabarin kok"

Kiara mengangguk pelan, ia mulai merebahkan badannya begitu juga dengan Lita.

Namun, air mata nya kembali menetes saat mengingat kenangan hangat nya dengan sang Bunda dan Ayahnya.

"Bunda, Ayah.. hiks, Kia kangen kalian" tangis Kiara kembali pecah.

"Kiaaa, udah yah? Lo nggak boleh nangisin mereka terus. Nanti mereka kesakitan di sana kalo lo terus Inget mereka sambil nangis gini" ucap Lita sambil menghapus air mata Kiara.

"Sini tidurnya hadap gue, biar gue peluk aja"

Kiara menurut, tak lama kemudian, ia tertidur dengan pulas.

Lita tersenyum getir, ia mengelus rambut sahabatnya dan mengecup rambut nya.

"Lo gadis kuat Kiara"

🥀🥀🥀

Pagi ini Kiara terbangun karna Lita sedari tadi terus menyuruh nya untuk bangun.

"Udah sana siap-siap, katanya ada yang mau ketemu sama Abang nya?" goda Lita.

Mata Kiara seketika terbuka lebar.

"Abang ada di sini?" antusias nya.

"Bukan, Abang lo nungguin Lo di taman. Udah sana siap-siap" suruh Lita.

Kiara langsung mengangguk dengan patuh, lalu ia langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Lita hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya itu.

"Giliran mau ketemu Abang nya aja langsung gercep"

🥀🥀🥀

Di meja makan, Kiara memakan Roti nya dengan terburu-buru.

"Santai aja Kiara, tuh minum dulu susu coklat nya" suruh Lita.

"Udah selesai, yuk ke taman"

"Eh, eh, tunggu dulu"

Kiara menyerngit heran, "Kenapa?"

"Ntar yang bakal ketemu sama Alvaro cuma Lo doang , kita nunggu in di tempat yang agak jauh dari kalian"

"Kok gitu?"

"Gue sama Erlangga ngerti, Lo pasti butuh waktu berdua sama Abang Lo"

______________

Next🥀

Tapi vote dulu👇🏻

KIARA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang