Part 18🥀 Berakhir

4.6K 163 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan lupa vote and follow ✨

Tik tok 👉🏻 sinar_pagiii
Instagram 👉🏻 sinarpagii_
(Spoiler nya ada di Ig)

_____________

"Bulan tidak akan selalu berada di langit hanya untuk mendengar tangisan ku"

-- KIARA --

                   HAPPY READING

Hari sudah mulai sore, namun tidak membuat gadis itu beranjak dari tempatnya. Kiara, sejak pagi hingga sore hari gadis itu masih berada di taman, entah apa yang ia pikirkan.

"Kiara?"

Kiara mendongak melihat siapa yang memanggil nya.

"Ya ampun, ternyata Lo disini? Gue tadi ke rumah Lo, tapi kata Bibi' Lo belum pulang sampai sekarang. Lo ngapain sih sendirian disini?" omel Lita.

Kiara meringis pelan, ia baru sadar kalau sekarang sudah sore. Pasti Bibi' sangat menghawatirkan nya.

"Maaf, aku keasikan di sini soalnya"

"Keasikan? Kiaraaaa, Lo itu bukan anak kecil lagi yang suka main di taman sampe lupa waktu" Lita tidak habis pikir dengan sahabatnya itu.

"Iya, iyaaa. Maaf" pasrah Kiara.

"Udah lah, yuk pulang" Lita menarik tangan Kiara, namun langkah nya terhenti saat Kiara masih diam di tempatnya, lantas gadis itu berbalik menatap sahabatnya.

Kiara menunduk dengan keringat yang mulai bercucuran di dahinya, tangan nya pun meremas bagian ulu hati nya. Demi apapun ia sangat kesakitan sekarang. Kiara kembali merutuki dirinya, kenapa ia bisa lupa untuk pulang dan minum obat???

"KIARA LO KENAPA?" teriak Lita panik, bahkan ia bertambah panik saat melihat darah yang keluar dari hidung Kiara.

"A-aku nggak-"

"ITU HIDUNG LO JUGA MIMISAN, KIARA" panik Lita.

Nafas Kiara mulai tidak teratur, pandangan nya bahwa sudah mulai menggelap, dan..

Bruk

"KIARAAA"

🥀🥀

Di apartemen, tepatnya di balkon, Alvaro sedari tadi terus tersenyum mengingat beberapa hari lalu saat adiknya memberikan nya kotak sarapan.

"Abang masih punya kesempatan kan dek?" lirih nya sambil menatap senja.

Suara nada dering ponsel menyadarkan nya, ia segera mengangkat panggilan itu tanpa melihat nama penelfon itu.

"Hal-"

"Pulang"

Ekspresi nya berubah menjadi datar seketika saat mendengar suara itu dari sebrang sana.

"Nggak!"

"Pulang Alvaro Gavendra Aditama" tekannya.

"Nama saya Alvaro! Hanya Alvaro"

"Terserah, tapi jika kamu tidak pulang, Maka jangan harap kamu bisa melihat Pembunuh itu lagi"

Alvaro mengeras kan rahangnya.

"Jaga ucapan anda tuan Aditama"

Aditama terkekeh sinis dari sebrang sana.

"Saya tidak pernah main-main. Ingat itu"

Tut

Panggilan itu dimatikan secara sepihak oleh Aditama.

Alvaro membanting ponselnya hingga pecah berkeping-keping. Ia mengepalkan kedua tangannya.

KIARA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang