12.Peringatan

383 71 3
                                    

"Ekhm"

Suara itu berhasil membuat Agatha terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara itu berhasil membuat Agatha terkejut. Sang gadis lebih terkejut lagi kala tau siapa pemilik suara itu. Di sana berdiri, dia yang tengah Agatha cari. Rencananya ia akan meletakkan sebuah memo bertuliskan permintaan untuk bertemu. Tapi jika sudah begini, Agatha bisa apa? Rencana biarlah jadi rencana saja. Kini Agatha hanya perlu bicara langsung pada pemuda yang tengah melayangkan tatapan datar padanya.

 Kini Agatha hanya perlu bicara langsung pada pemuda yang tengah melayangkan tatapan datar padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa, aku mau---"

Belum selesai Agatha bicara, Aksara malah berbalik pergi tanpa menghiraukannya. Mengabaikan Agatha yang nyatanya tidak bisa diam begitu saja.

Kini sang gadis tengah mengejar pemuda itu. Walaupun Agatha kesusahan menyamakan langkah kecilnya dengan langkah lebar milik Aksara. Tapi beruntungnya tangan Agatha berhasil menggapai tangan itu. Memegangnya erat karena takut Aksara akan pergi lagi.

"Apa?" Tanya Aksara datar tanpa melihat Agatha yang tengah mencoba mengatur nafasnya. Belum lagi butiran keringat yang terpampang jelas menghiasi dahi mulus sang gadis.

"Aku mau ngomong!" Jawab Agatha cepat.

Aksara menghela nafas lelah sebelum melepaskan tangan Agatha dari lengannya. Matanya sedikit melirik kesana kemari sebelum menatap Agatha yang ternyata tengah menatapnya juga.

 Matanya sedikit melirik kesana kemari sebelum menatap Agatha yang ternyata tengah menatapnya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue gak ada waktu" Ucap Aksara datar.

"Dulu semua waktu kamu buat aku, Sa" Batin Agatha.

"Sebentar" Mohon Agatha. Ia sadar bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengingat kenangan mereka dulu.

Lagi, Aksara tidak memghiraukan permohonan Agatha. Pemuda itu kembali mengambil langkah lebarnya untuk pergi dari sana. Dan kali ini Agatha tidak mengejarnya. Sang gadis hanya bicara dengan suara yang cukup untuk di tangkap indera pendengaran Aksara. Hingga sang pemuda berhenti melangkah dan mematung membelakangi Agatha.

"Tante Clara!"

Agatha tersenyum tipis kala melihat Aksara yang berhenti melangkah. Maka dengan segera ia menghampiri pemuda itu. Berdiri di sampingnya untuk kemudian melihat bagaimana perubahan ekspresi Aksara yang kian dingin.

"Bisa kita bicara?" Tanya Agatha lagi. Sebenarnya ia melihat keanehan dari raut wajah Aksara. Tapi coba ia tepis dengan segala pemikiran logis yang dimilikinya.

"Jangan disini, ikut gue!" Ucap Aksara datar.

Untuk pertama kalinya Agatha merasakan hal ini lagi. Detak jantung yang tak beraturan kala Aksara menarik tangannya. Menggenggam tangan kecil Agatha agar sang gadis mengikutinya.

Jika seperti ini, Agatha merasa tidak ada yang berubah diantara mereka. Cara Aksara menggenggam tangannya masih sama. Terkesan hati-hati karena takut Agatha tersakiti. Jadi, apa boleh Agatha berharap?

Sepertinya semesta langsung menjawab pertanyaan yang muncul dalam benak Agatha. Setibanya di tempat yang Aksara maksud, pemuda itu menghempas tangan Agatha begitu saja seolah baru tersadar. Tentu, sikap Aksara yang seperti itu seolah menjawab harapan Agatha. Sudah tidak ada lagi harapan untuknya. Aksaranya sudah benar-benar berubah.

"Apa?" Ucap Aksara dingin.

Agatha menghela nafas pelan, mencoba mengesampingkan egonya dahulu. "Tante Clara minta aku ngomong sama kamu"

"Mama?" Tanya Aksara pada dirinya sendiri.

"Dia minta aku yakinin kamu, Sa. Tolong restuin hubungan tante Clara dan pacarnya!" Ucap Agatha pelan.

Aksara menatap Agatha tak percaya. Ia bahkan tak habis pikir kenapa sang mama sampai nekat meminta bantuan mantan kekasihnya itu.

"Maaf, kalau aku terkesan ikut cam-" Ucap Agatha kala melihat bagaimana ekspresi Aksara sekarang.

"Berhenti ikut campur!" Potong Aksara marah.

Satu tahun sudah cukup untuk membuat Agatha paham akan suasana hati pemuda itu. Tapi kali ini, Agatha merasa emosi yang di tunjukkan Aksara berbeda dari apa yang pernah ia saksikan.

"Sa, aku cum-"

"Stop, berhenti, lo gak tau apapun!" Lagi, Aksara menyela ucapan Agatha dengan dingin.

"Tapi bukannya ini yang kamu mau? Kamu yang paling ingin tante Clara punya pasangan lagikan?!" Tuntut Agatha.

Aksara menatap Agatha marah. Kilatan emosi kentara jelas di mata hitam legam milik sang pemuda.

"Sa, biarin tante Clara bahagia. Dia udah nemuin orangnya!" Lagi, Agatha bertindak berani. Walau jujur, ia tengah di landa rasa takut juga cemas sekarang.

"Stop!" Ucap Aksara datar.

"Kamu yang harus berhenti, Sa. Tolong mengerti posisi tante Clara. Dia udah bahagia, Aksara!" Ucap Agatha lagi. Ia masih berusaha untuk membuat Aksara mengerti.

"Agatha!" Ucap Aksara datar.

"Restuin mereka, Sa. Jangan buat tante Clara sed-"

"BERHENTI! GUE BILANG STOP AGATHA! LO GAK TAU APAPUN!" Bentak Aksara marah.

Bentakan itu berhasil membuat Agatha terperanjat kaget serta takut. Tapi hal itu juga berhasil menyulut emosi sang gadis hingga ia balas berteriak pada Aksara. "KAMU YANG GAK TAU APAPUN,  SA. TANTE CLARA UDAH NYAMAN SAMA PACARNYA. DIA UDAH NEMUIN ORANG YANG TEP-"

"ORANG ITU AKAN TEPAT KALAU DIA BUKAN SUAMI ORANG AGATHA!" Teriak Aksara marah sebelum memilih berlalu dari sana. Meninggalkan Agatha yang dibuat shock sekarang.

"Berhenti ikut campur, Agatha. Lo gak tau siapa aja yang akan tersakiti kalau hubungan mereka tetap berlanjut!" Ucap Aksara sebelum benar-benar pergi dari sana.

***

Udah masuk konflik niiii wkwk
Jangan lupa vote + komen nya yaw wkwk

Di Antara RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang