Benangnya sudah terlanjur kusut. Sudah terlanjur berbelit sampai rasanya sangat susah untuk di urai lagi. Tapi, bisakah Agatha dan Aksara mengembalikan untaiannya? Mengembalikan semua seperti sebelumnya. Mengembalikan semua ketempatnya semula.
Ini k...
Asing. Mungkin itu yang di rasakan Aksara. Tidak, ia tidak merasa asing dengan siapapun. Pemuda itu merasa asing dengan dirinya sendiri. Andai saja Aksara tidak pernah tau rahasia itu. Andai saja, Inka tidak datang dan memberitahu Aksara semuanya. Pada akhirnya semuanya hanya tentang andai-andai Aksara yabg berharap semuanya kembali lagi seperti dulu.
"Aksa, ke mall yuk!" Ajak Inka sembari bergelayut manja pada lengan Aksara yang langsung pemuda itu lepas paksa.
"Kenapa sih, Sa? Move on kenapa sih? Kamu gak liat gimana mesranya mantan pacar sama mantan sahabat kamu itu, hah!?" Marah Inka.
Bukannya takut, Aksara kini malah menatap Inka tajam. Jelas sekali bahwa pemuda itu mulai muak dengan semua permainan ini.
"Apa? Mau aku kasih tau ke Agatha semuanya?!" Tantang Inka.
Tatapan Aksara kian menajam dengan kilat emosi. Tangan pemuda itu bahkan sudah mengepal kuat sekarang.
"Apa? Percuma tau ga, Sa. Kamu cuma nyakitin diri kamu sendiri dengan gak nurutin semua yang aku mau" Tambah Inka enteng.
"Kemana?" Tanya Aksara pasrah.
Diam-diam Inka tersenyum penuh kemenangan. Ya, ia masih memiliki kendali penuh atas pemuda itu. Dan akan ia pastikan akan tetap seperti itu.
"Ke mall, temenin aku makan sama belanja" Jawab Inka dengan nada manja hingga rasanya Aksara ingin muntah sekarang juga.
"Hm" Balas Aksara acuh.
Inka menaikkan bahunya tak peduli. Aksara sudah mau menurutinya saja ia sudah sangat senang. "Yaudah, aku ke kelas. Pulang sekolah aku tunggu di parkiran"
Belum ada lima langkah Inka berjalan, Aksara malah mengucapkan hal yang berhasil membuat gadis itu berhenti.
"Kenapa lo sampai segininya? Bukannya lo yang mutusin gue dulu?!" Tanya Aksara datar.
Inka tersenyum remeh tanpa berbalik sedikitpun. "Kenapa? Seharusnya kamu tanya itu ke diri kamu sendiri, Aksara. Kenapa, kenapa perlakuan kamu ke Agatha beda sama perlakuan kamu sama aku dulu saat kita masih pacaran"
Aksara menatap gadis yang masih memunggunginya itu dengan bingung. Otaknya mencoba mencerna semua kata yang keluar dari mulut Inka.
"Aku iri, Aksara. Hubungan kalian lebih sempurna dari hubungan kita dulu. Dan aku gak rela, Agatha ngerasai itu. Kamu milik aku, dan selamanya akan begitu. Jadi, perlakuin aku kayak kamu perlakuin Agatha dulu!" Tambah Inka sebelum benar-benar berlalu dari sana.
"Kalian berbeda!" Ucap Aksara yang masih mampu di dengar oleh Inka. Tapi, gadis itu terus saja melangkah seolah ucapan Aksara hanyalah angin lalu.
***
Kini Agatha sudah siap dengan setelan santai andalannya. Sang gadis segera keluar dari toilet mall setelah bercermin guna melihat penampilannya siang ini. Sebenarnya ia habis mengganti seragam sekolahnya dengan baju casual yang di kenakannya sekarang. Ia memang sudah punya janji dengan sang mama maka dari itu Agatha mencoba menghubunginya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.