[01] He is Verenio

3.3K 107 58
                                    

happy reading!!
silahkann mengenal bang perennn!!

***

Verenio Grenando.

Laki-laki dengan paras tampan bak dewa yunani. Alis tebal, mata tajam, bibir tebal dan ranum. Badan tegap dan kulit putih bersih meskipun bertatto. Wangi setiap saat, idaman para kaum hawa.

Badan kekar, otot-otot tercetak sempurna ditubuhnya. Apalagi laki-laki itu sering memakai baju lengan panjang membuat dirinya nampak lebih berkarisma! Veren seperti gambaran laki-laki yang nyaris sempurna!

Walaupun memiliki sifat temparamental dan juga aura bengis. Hal tersebut tidak mengurangi daya pikat yang ada dalam laki-laki itu.

"Gilak njir kuping gue pengeng denger suara tuh cewek-cewek bar-bar. Nyemangatin sih nyemangatin tapi ya kagak bar-bar gitu juga njir!" Gerutu Dean, salah satu teman Veren.

"Hahaha...Resiko jadi cowok cakep!" Saut Seno sambil menyugar rambutnya kebelakang.

Dean berlagak ingin muntah mendengar penuturan Seno yang menurutnya terlalu percaya diri!

"Mereka tuh nyorakin Veren kali! Bukan lo!" Sinis Dean.

"Hah! Bilang aja lo iri De, karna kagak ada yang nyorakin lo!" Saut Seno.

Sedangkan seorang laki-laki yang sedari tadi dia menghela nafasnya lelah. Laki-laki itu adalah Satya. Sungguh ocehan kedua temaannya itu membuatnya pening.

Laki-laki itu menoleh kearah Veren yang memejamkan mata sambil bersandar di sandaran kursi.

"Ver.. Gue tadi liat ada cewek yang semangat banget nyorakin lo. Lo kenal deket sama dia?" Tanya Satya.

Seno dan Dean yang sedari tadi berdebat mencari kekurangan masing-masing langsung berhenti dan menatap kearah Veren dan juga Satya.

"Ehh ape hal nih??" Tanya Dean mulai mendekat kearah Satya.

Satya berdecak! Bisa tidak temannya itu tidak terlalu menempelinya. Sungguh bau!

"Jangan nempelin gue njir! Bau lo!" Ujar Satya bengis.

Dean menyengir, "ya maklum Sat! Kan tadi abis tanding basket. Gue lupa pake deodorant juga hehe.. "

Veren membuka matanya melirik kearah Satya, "siapa?" Tanyanya dengan suara rendah.

Satya mengedarkan pandangannya mencari orang yang dimaksud tadi. Matanya memicing kearah 2 orang gadis yang sibuk berceloteh di kursi bawah tribun.

"Nahh tuh tuh!" Tunjukknya kearah 2 orang gadis tadi.

Mata Veren memicing ingin mengetahui siapa gadis itu. Seolah jantungnya berhenti berdetak, getaran dalam tubuhnya tiba-tiba meledak.

Veren merasakan ada yang berbeda ketika matanya tak sengaja menatap mata milik salah satu gadis itu. Rasa ingin memiliki tumbuh dalam dirinya secara tiba-tiba. Bahkan Veren ingin detik ini juga berlari dan memeluk gadis itu! Entah apa yang membuatnya begitu menginginkan gadis itu dalam sekejab. Namun, sepertinya ia pernah melihat gadis itu disuatu tempat. Entahlah, ia lupa.

He is Verenio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang