[11] He is Verenio

501 45 4
                                    

Hai haiii akuu kambekkk agiww!!
Part ini aku buatt dri semaleemm, bru bisa update hari ini..
Maaf lama nunggu huhu><
Pi reading!!

***

Flery tidak tahu ini sudah pukul berapa, seingatnya setelah ia memberikan Veren tendangan maut. Dirinya langsung bergegas ke kamar lalu tidur. Mata gadis itu berpencar melihat keadaan sekitarnya. Sepertinya sudah pagi, buktinya ada sedikit cahaya remang-remang dari arah jendela.

Gadis itu menghela nafasnya, ia baru pertama kali bangun tidur ditempat lain. Selain rumahnya dan juga rumah Ichel. Gadis itu merapal dalam hati, meminta maaf pada Bundanya karena sudah berbohong.

Untuk saat ini keadaan tubuhnya jauh lebih baik, mungkin karena ia sudah istirahat dengan total. Gadis itu lagi-lagi menghela nafasnya, sudah lama gangguan kecemasannya tidak kambuh. Bisa-bisanya kemarin ia kembali merasakan hal itu. Apa mungkin ia belum sembuh sepenuhnya?

Dengan menghembuskan nafas pelan, Flery mulai merenggangkan otot-ototnya. Gadis itu berjalan membuka gorden kamar milik Veren. Suasana pagi langsung menyambutnya.

Sungguh pemandangan indah yang baru pertama kali Flery lihat sejauh ini. Maklum saja, gadis itu belum pernah tinggal di apartemen mewah seperti milik Veren ini.

Ngomong-ngomong tentang Veren—dimanakah laki-laki itu sekarang? Flery mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, matanya menatap pintu kamar yang sedikit terbuka. Tunggu—bukankah ia menguncinya tadi malam? Apa jangan-jangan Veren menyelinap menemuinya?

Flery buru-buru berjalan sambil memindai, kali saja Veren masih berada disini? Ataukah di kamar mandi?

Gadis itu berjalan kearah kamar mandi, sebelumnya ia menempelkan telinganya kearah pintu kamar mandi. Mengecek apakah ada suara air atau orang didalamnya. Namun, ia tidak mendengar apapun.

Lagi-lagi Flery mengedarkan matanya, memindai keseluruhan tempat—hingga netranya menangkap sosok laki-laki yang sedang tertidur disofa menghadap balkon.

Mata Flery memicing, gadis itu berjalan mendekat. Ck! Ternyata benar Veren! Jadi semalaman laki-laki itu tidur di kamar yang sama dengan dirinya? Untung saja tidak macam-macam!

"Kak! Bangun ih, udah pagi!!" Ujar Flery mencoba membangunkan Veren. Namun, naas jangankan bangun—menyautinya saja tidak!

Ck! Kebo banget sih!

Flery mendekat kearah Veren, gadis itu menoel-noel punggung terbuka milik Veren. Sedikit bergidik ngeri karena tatto-tatto yang menghiasi punggung dan juga lengan Veren terekspos begitu saja.

Dia gak malu apa ya tidur gamake baju?!

"Kak?! Ini udah siangan loh!! Ayo bangun, gue laper!!
Flery berusaha menggoyangkan lengan Veren, namun ternyata menggoyangkan lengan Veren sama seperti memindah batu besar! Sulit bergerak!

"Ini badan serius kayak titan! Capek!!" Flery mendengus pelan menatap Veren yang masih saja memejamkan matanya. Bahkan tangan kecilnya kesusahan untuk menggoncang tubuh besar Veren.

"Kak!! Bangun!"

"Woyy Kak! Ayoo banguunnn..."

"Sahuuurrr!!"

"Kebakaran Kak kebakaran!!!"

"Kakk ayoo bangun!"

Bukannya terbangun, Veren malah menggeliat membenarkan posisi tidurnya. Lalu laki-laki itu mendengkur halus pertanda masih nyaman dengan tidurnya.

 Lalu laki-laki itu mendengkur halus pertanda masih nyaman dengan tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
He is Verenio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang