[08] He is Verenio

1K 71 3
                                    

Happy reading!
Banyak pict! Hidupkan data kalian♡♡

Malam-malam begini tiba-tiba Flery ingin memakan cilok. Saat pulang sekolah tadi, ia melihat ada gerobak penjual cilok di depan supermarket. Biasanya memang ia suka mampir membeli cilok itu. Tapi, karena tadi ia pulang diantar Veren, Flery merasa sungkan untuk mengajak Veren membeli cilok.

Jadilah malam-malam begini ia sudah siap dengan outfit seadanya alias hanya mengenakan kulot dan juga hoodie tebal. Gadis itu sudah siap untuk membeli cilok kesukaannya.

"Mau kemana malem-malem gini?" Itu suara Bunda Flery. Wanita paruh baya itu menatap Flery dari atas sampai bawah.

"Mau beli cilok Bun hehhe..." saut Flery sambil nyengir. Gadis itu berpikir dua kali sebelum berniat membeli cilok. Ia harus mendapatkan ijin dari Bundanya. Ia sudah menyiapkan alasan yang sekiranya diperlukan apabila ditanyai macam-macam.

"Malem-malem begini? Gak boleh!" Saut Zoya cepat. Wanita paruh baya itu merasa jika jam malam bukan jam berkeluyuran. Apalagi hanya untuk membeli cilok.

"Alah Bunn...Sekali aja Bun..Ya ya????" Ujar Flery penuh harap.

Zoya melirik Flery sebentar. Wanita paruh baya itu menatap kearah jendela. Diluar sana sudah gelap, menandakan memang saat ini sudah semakin larut.

"Gak boleh! Kamu gak tau bahaya diluar sana Fle! Kalau Ayahmu tahu nanti kamu pasti dimarahi juga."

Flery merengut kesal, bahunya turun merasa lesu. Alasan yang ia persiapkan juga menguap begitu saja. Melihat Bundanya tidak mengijinkan sudah membuat dirinya takut. Padahal ia sudah membayangkan cilok bungsu ciamis depan supermarket yang ia lewati tadi. Ia benar-benar ingin makan cilok.

"Lagian Ayah juga gatau Bun...Ayah mah jarang pulang. Coba aja kalau ada Ayah. Pasti aku minta Ayah buat nganterin." Ujar Flery lesu.

Zoya, Bunda Flery iti termenung. Matanya menatap lain arah. Ada sesuatu dihatinya yang merasa sakit saat Flery berucap seperti itu. Ada rahasia yang belum Flery tau. Dimana rahasia itu hanya dirinya dan suaminya yang tahu. Alasan mengapa suaminya itu jarang pulang.

"Yaudah, nunggu Ayah pulang aja." Ujar Zoya pada akhirnya. Wanita paruh baya itu berjalan menjauhi Flery yang tampak lesu.

Flery merengut kesal. Padahal ia sangat mengidamkan memakan cilok! Membayangkan saja, membuat perutnya semakin meronta-ronta ingin diisi cilok.

Flery kembali ke kamarnya. Gadis itu memutuskan untuk memainkan ponselnya. Gadis itu membuka notes di ponselnya. Notes yang berisi semua keluh kesahnya selama ini. Tidak ada yang tahu jika ia menulis kesehariannya di notes itu. Karena Bundanya juga tidak pernah mengecek ponselnya. Apalagi Ayahnya, beliau sangat jarang pulang apalagi hanya untuk mengecek ponselnya.

Karena gabut melanda, Flery memutuskan untuk update story jika gadis itu menginginkan cilok. Memang terbilang sedikit lebay. Tapi hanya dengan itu ia bisa meluapkan kekesalannya. Siapa tau ada yang baca storynya, berujung mengiriminya cilok. Hehe.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
He is Verenio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang