anyyeong guysss!!
im so sorry baru updateee
maaf bangeett loh yaa, aku di rl soalnaa sibukk sekaliii..but kedepannya akuu bakal nyelaain buat updatee..
btww ini aku tadi bangun tidur langsung ngetikkk biar bisa up langsung..
jdi kalau ada typo tandain yaw??⚠️kiss scene
***
Veren menghela nafasnya kasar saat melihat Flery yang masih diam saja sejak pulang dari perpustakaan kota tadi. Gadis itu diam saja, membuat Veren panik dalam hati. Meskipun diluar nampak tenang, namun Veren merasakan kekalutan yang luar biasa.
Setelah kejadian tadi, Flery hanya diam tanpa mengucapkan apapun—bahkan setelah Veren menciumnya. Veren jadi merasa serba salah, tapi bagaimana lagi? Dia memang cemburu dan ia mengakuinya. Tidak mudah menahan gejolak cemburu yang ia rasakan.
"Yang? Lo gak mau ngomong sama gue?" Tanya Veren setelah memberanikan diri bertanya padq Flery.
Flery meliriknya sekilas tanpa menjawab pertanyaan Veren. Lagi-lagi Veren mendengus pelan, diusapnya wajahnya dengan kasar.
"Sorry, gue gak tau kalau sikap gue tadi bikin lo kesel. Tapi sumpah yang, gue lebih kesel anjir!" Ujar Veren, tak lupa diakhir kalimat ia menambahkan nada kesal.
"Sebel!!" Seru Flery sambil melotot ke arah Veren.
"Kakak tuh nyebelin! Gue belum puas di perpustakaannya!" Serunya protes.
Gadis itu memang kesal karena ia belum puas menjelajahi perpustakaan. Belum lagi, kesempatan yang ia sia-siakan begitu saja ketika ia bisa mengobrol dengan Gama.
"Lain kali yang, kita cari tempat lain. Besok gue ajak lagi!" Ujar Veren.
Flery mendengus, "aneh juga. Kenapa tadi bilang cemburu? Emang kakak siapanya gue?" Ujarnya sambil berdecih pelan.
Veren melotot tak terima, "heh! Sopan lo gitu sama gue?! Pakai ngedecih segala!"
"Yang, lo itu milik gue dan gue milik lo! Semua orang juga tau itu!!" Seru Veren sambil melotot garang kearah Flery.
Flery balas melotot ke arah Veren, "Kakak bilang semua orang tau?! Terus kenapa gue sendiri yang gak tau?!"
Veren mengusap wajahnya kasar, laki-laki itu menatap serius kearah Flery. "Gue tegasin sekali lagi. Lo milik gue Fler! Jangan deket-deket cowok lain, apalagi deket sama ubi jalar tadi!"
"Dih?! Ngaturr!" Ujar Flery sambil memalingkan wajahnya. Sumpah, ibarat hampir saja ia meraih berlian impiannya eh di cegat sama buto ijo.
"Gue kokop lo Yang! Berani malingin muka gitu!" Ujar Veren tidak main-main.
Flery mendengus pelan, "apaan kokap kokop! Gue masih ga terima ya Kak! Main cium-cium aja tadi!"
"Kakak pikir gue cewe apaan?! Se-enak jidat main ciam-cium tanpa ada ikatan pasti!" Ujar Flery semakin merasa bahwa dia hanyalah boneka mainan milik Veren.
Meskipun dia masih tabu persoalan cinta, tapi perlakuan Veren yang seenaknya sendiri membuat hati kecilnya tersentil. Dan ia merasa di permainkan!
Veren menghela nafasnya pelan, memang benar ia belum mengucapkan sebuah kata untuk mengikat Flery sebagai miliknya atau dengan kata lain, ia belum menembak Flery. Ia pikir gadis itu seperti gadis-gadis yang suka membaca wattpad, tanpa di tembak sudah jelas bahwa gadis itu miliknya. Seperti yang dikatakan Seno dan juga Dean. Nyatanya zonk! Gadisnya butuh kepastian.
"Yang? Sorry buat yang tadi. Gue ngaku gue salah, ga seharusnya gue cium-cium lo sembarangan." Ujar Veren merasa bersalah.
Sedangkan Flery, gadis itu malah terdiam. Bukan ini yang dia inginkan, ia hanya mau Veren terus terang saja menembaknya. Bukan malah minta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Verenio
Teen Fiction⚠️17+ (warn! awal chapt ketikan masih acak adul, but part selanjutnya bakal bikin hati kamu amburadul xiexie) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] --------------- "Temenin gue disini. Bentar aja." Ujar Veren. Laki-laki itu kini dengan beraninya merebahkan tub...