Part 7.2

571 99 6
                                    

Sudah seminggu lebih sejak Alex menjadi pacar idola favoritnya, Hoshino Ai.

Memandangi hujan melalui balik jendela sambil menyesap cokelat hangat, Alex menjadi ingat pertemuan pertamanya dengan Hoshino Ai dan merasa agak melankolis.

Meski sudah lebih dari seminggu dia berpacaran dengan idolanya—jujur, selain ketika acara konsernya, Alex belum pernah bertemu dengannya lagi sejak gadis itu menerimanya.

Karena dia berpacaran dengan seorang idol populer, Alex tentu tahu dia tidak boleh berharap banyak, apalagi untuk bertemu setiap hari. Tetapi, manusia pada dasarnya adalah makhluk yang serakah.

Setelah dia diterima dan mengetahui kalau dia telah menjalin hubungan dengan orang yang dicintainya, Alex tidak punya pilihan lain selain terus kembali berharap, kan?

Setelah beberapa menit melamun, pada akhirnya pria berkacamata bulat itu menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan hal yang ada di pikiran dan merasa kalau dirinya itu terlalu egois.

Maksudnya—setelah berpacaran, Hoshino Ai bahkan sudah sering menghubunginya dengan bertukar pesan dengannya. Jika dia mengharapkan lebih dari itu pada sosok idola yang dicintai oleh semua orang, betapa tidak tahu terima kasih dirinya ini?

Alex meneguk seluruh cokelat hangat yang ada di tangannya itu dengan sekali minum. Lidah dan tenggorokannya memang terasa seperti dibakar karena meminum itu secara cepat, namun saat ini, dia bahkan tidak terlalu bisa merasakan rasa sakit itu.

Sampai ketika, bel pintu apartemennya berbunyi.

Alex yang telah menurunkan cangkir yang sudah kosong itu dan berencana untuk mencucinya, menghentikan gerakannya.

Melirik hujan yang masih turun dengan deras melalui balik jendela, dia bertanya-tanya siapa yang bertamu ke tempatnya di cuaca seperti ini.

Karena dia tidak ingat dia sedang memesan barang apapun semenjak satu bulan terakhir, tidak mungkin yang menekan bel adalah kurir.

Kalau pengantar koran ... mereka tidak akan mengantar pada hujan seperti ini. Apalagi dia juga sudah memberitahu mereka kalau dia telah menghentikan langganannya.

'Kemudian, pilihannya hanya tersisa dua,' Alex berpikir.

Antara itu anak-anak iseng yang sedang menekan bel apartemennya ketika mereka sedang bermain di tengah hujan, atau itu adalah kakeknya.

Bagaimanapun—kakeknya adalah orang yang super aneh, meski itu dalam pandangan Alex.

Karena bahkan jika hari ini hujan ataupun badai, selama kakeknya memang sedang dalam mood untuk mengunjunginya, orang itu pasti akan datang apapun situasinya.

Alex sudah tinggal bersama kakeknya selama dia masih kecil, jadi dia mengerti dengan baik bagaimana kepribadian orang itu.

Dia bertanya-tanya apakah dia harus menyiapkan handuk serta baju ganti ketika dia memikirkan kalau kakeknya itu mungkin datang ke sini tanpa membawa payung dan kehujanan di tengah jalan.

Akhirnya, kaki Alex mencapai depan pintu. Tangannya memutar kunci dan menggapai gagang, kemudian membukanya.

Hingga seketika, saat dia melihat siapa yang sedang menekan bel apartemennya tersebut, tubuhnya langsung berhenti.

"Ugh, aku tidak menyangka aku akan terjatuh ke genangan air di tengah jalan tadi. Kalau tahu begini, aku seharusnya memakai sepatu bot sekalian tadi ..."

Mengeluh sambil memandangi sepatunya yang telah kotor dengan depresi, itu adalah sosok berpakaian jas hujan. Tudungnya sudah dibuka, dan rambut panjang berwarna ungu gelap terlihat.

Dia menurunkan payungnya. Lalu, ketika dia menyadari kalau pintu di depannya sudah terbuka dan ada Alex dihadapannya, gadis itu mendongakkan kepala, sambil mengangkat alis.

Kedua mata bintang yang tampak tidak akan redup meski tertutup oleh mendung itu menatap Alex, dan tersenyum.

"Alex-kun, aku datang ke sini untuk berkunjung loh."

My Girlfriend is An Idol! [Hoshino Ai x Male OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang