Part 9.1

449 61 5
                                    

"Ya."

Dengan satu kata, Alex menjawab pertanyaan Hoshino Ai dan menganggukkan kepalanya.

Dia lalu menambahkan, "Awalnya dia hanya mendengarkan lagumu sekali. Tetapi setelah itu, dia langsung menyukai dan menyukai, menjadikan dirinya sebagai fans-mu. Tiap kali aku pergi ke acara, dia pasti selalu memintaku untuk membeli seluruh merchandise milikmu, Hoshino-san."

"Kalau diingat lagi Alex-kun, kau memang selalu menjadi orang pertama yang memborong barang jualan kami setiap kali ada acara. Hmmm," menyentuh dagunya, Hoshino Ai merasa telah menyadari sebuah fakta yang patut diperhatikan kalau pacarnya mungkin adalah orang kaya karena bisa membeli barang tak murah di acara idol sebanyak itu.

Hoshino Ai kemudian tanpa sadar tersenyum dan menatap Alex, lalu berkata, "Tapi itu membuatku senang. Selain dirimu, aku bahkan disukai oleh adikmu. Hei Alex-kun, apakah aku bisa bertemu dengannya kapan-kapan?"

"Tidak."

Anehnya, Alex langsung menolak keinginan idolanya tersebut hingga membuat Hoshino Ai terkejut mendengarnya.

Tetapi, gadis bermata bintang itu kemudian mengerti alasan pria tersebut menolaknya secara langsung.

"Bagaimanapun, adikku sudah lama meninggal," kata Alex, melanjutkan.

"Ah ..." Hoshino Ai tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Alex selalu memberikan deskripsi tentang adiknya secara samar-samar, seperti mengatakan dia sedang "pergi" tetapi tidak mengatakan dengan jelas kemana ...

Tidak ada yang bisa menyalahkan Hoshino Ai kalau dia berpikir adik Alex cuma sedang pergi ke luar kota atau sesuatu.

Apalagi karena Alex membicarakan adiknya itu seolah dia masih hidup, Hoshino Ai merasa agak shock setelah mendengar ini.

Suasana ruangan langsung berubah menjadi berat.

Namun untung, Alex langsung mengubah topik pembicaraan dan berkata, "Ngomong-ngomong Hoshino-san, kenapa Anda mengunjungiku secara tiba-tiba seperti ini?"

Sebagai gadis yang peka, Hoshino Ai tentu dengan cepat menyadari kalau Alex sedang mencoba menghilangkan suasana berat saat ini dan mengganti topik.

Jadi, mencoba menjawab pertanyaan dari pria di depannya ini, dia langsung melengkungkan bibirnya dan mengubah ekspresinya menjadi terlihat agak nakal, lalu tertawa kecil.

Hoshino Ai kemudian berkata, "Hehe, coba tebak."

".... Aku menyerah," jawab Alex setelah dia nampak berpikir selama beberapa detik namun langsung menyerah ketika tidak punya petunjuk.

Mengharapkan itu, Hoshino Ai lalu memasukkan tangannya ke tas yang dia bawa dan mengeluarkan sepasang kertas yang tampak seperti sebuah tiket.

"Jreng jreng," sambil tersenyum lebar, Hoshino Ai menunjukkan kedua tiket itu di depan Alex dan melanjutkan, "Tiket pergi ke bioskop untuk dua orang!"

"Itu ..." Dari balik kacamata besarnya, mata Alex terbelalak sedikit setelah melihat dua tiket itu.

Jelas, dia langsung mendapat ide apa yang ingin idola di depannya ini lakukan.

Alex berkata tanpa sadar, "Kencan?"

"Ya." Pipi Hoshino Ai menjadi terlihat sedikit memerah ketika Alex secara langsung menyebutkan apa tujuannya ke sini.

"Teman satu grup idolku mengatakan kalau dia telah mendapatkan tiket ini dan tidak membutuhkannya," Hoshino Ai berkata. "Alex-kun, karena katanya film yang akan ditampilkan memiliki banyak hewan didalamnya ... apakah kau mau pergi?"

"—Aku akan pergi." Seperti harapan, Alex langsung mencengkram tangan Hoshino Ai yang sedang memegang tiket dan menjawab dengan cepat. "Bahkan jika ada badai atau kiamat, aku akan tetap pergi kalau bisa berkencan denganmu, Hoshino-san."

"O—Oh ... K—Kalau begitu mari kita bertemu lagi besok di taman dekat stasiun dimana kamu mengantarkanku kemarin. Aku akan ada di sana jam 9 pagi," kata Hoshino Ai, menginformasikan tempat janjian untuk berkencan besok setelah dia tergagap sedikit atas proklamasi yang terasa meyakinkan dari Alex.

Gadis bermata bintang itu kemudian melihat Alex di depannya mengeluarkan sebuah buku dan mencatat sesuatu.

"Taman dekat stasiun, besok, jam 9 pagi ..." Alex bergumam, menggerakkan pulpen miliknya untuk menulis di kertas.

Melihat pacarnya yang tampak berusaha sekali untuk tidak melupakan janji besok, Hoshino Ai tidak bisa menahan diri untuk tidak tersentuh. Dia lalu menengok waktu melalui jam tangan melalui lengan kirinya dan merasa kalau ini sudah saatnya untuk pulang.

Hoshino Ai berdiri, membuat Alex yang masih menulis, secara reflek menoleh dan menatapnya.

"Apakah kau akan pamit sekarang, Hoshino-san?"

Menjawab Alex, Hoshino Ai mengangguk, "Ya. Karena ini sudah mau larut dan aku ada pekerjaan setelah ini, produser akan memarahiku jika aku ketahuan terlambat."

"Begitu," Alex berkata, dengan wajahnya yang datar. Dia kemudian ikutan berdiri. "Apakah aku perlu mengantarmu sampai ke stasiun lagi, Hoshino-san?"

Hoshino Ai menggelengkan kepalanya, "Nah, aku berterima kasih untuk itu tetapi tidak perlu. Meskipun hujan sudah berhenti, jalanan masih licin dan berbahaya bukan kalau mengendarai motor pada saat ini? Agak mahal, tapi aku akan memesan taksi saja."

"Begitu," Alex berkata dengan kata yang sama untuk kedua kalinya.

Walaupun ekspresi wajahnya tetap datar dari tadi, Hoshino Ai yang berada di depannya langsung menyadari ada emosi kecewa dari pria itu dan tanpa sadar tersenyum nakal lagi ketika sadar kalau dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk menggoda Alex.

Jadi, dia berkata, "Hei Alex-kun."

"Ada apa, Hoshino-san?" Alex menjawab.

Hoshino Ai meminta, "Bisakah kau menundukkan kepalamu?"

"Hm? Ada apa memangnya, Hoshino-san?" Alex bingung kenapa idolanya meminta hal itu tetapi seperti anak polos, dia langsung melakukan apa yang diminta ketika Hoshino Ai menginginkan.

Hanya saja, dia tiba-tiba merasa dejavu dan menyadari kalau adegan ini terasa sangat akrab ...

Sayangnya, Alex terlambat untuk menyadari dan—

*Cup*

Pipinya terserang oleh bibir Hoshino Ai yang menciumnya.

Gadis bermata bintang itu terkekeh.

"Alex-kun, fufu. Kau terkena jebakan ini untuk kedua kalinya!"

My Girlfriend is An Idol! [Hoshino Ai x Male OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang