Chapter 35

16.7K 1.1K 86
                                    

"Aku bukan wanita shalihah, jika memang begitu, apakah aku tidak pantas bersanding dengan orang yang lebih baik?. Jika benar, lalu siapa yang akan membimbingku ke jalan yang lebih baik."'

~Haifa Ghania Fazilla~
.
.
.
.
.

Sekarang kedua pasutri itu sedang berada di kawasan pesantren untuk berkeliling setelah melaksanakan sholat Dzuhur tadinya.

"Mas, kamu masih ada jadwal ngajar nggak'' Tanya Haifa.

''Sepertinya tidak lagi, mungkin besok'' Jawab Gus Afat.

"Memangnya ada apa hmm,''

''Nggak ada.''

''Terus ngapain tanya gitu.''

''Nanya aja sih,''

''Tapi mas, aku mau ke gramedia boleh nggak'' Izin Haifa pada sang suami.

''Sama siapa?'' Tanya Gus Afat.

''Sendiri,''

"Gaboleh!''

''Memangnya kesana mau ngapain sih?" Tanya Gus Afat lagi.

''Mau cari novel," Jawab Haifa.

''Lho, kan bulan kemaren udah belik novelnya, tiga lagi." Ujar Gus Afat.

''Itukan udah habis kebaca semua,''

''Yaudah baca ulang aja sayang,''

''Memangnya kenapa sih hah, mas gapunya uang ya? buat beliin aku novel!" Haifa menatap sengit ke arah suaminya.

"Astaghfirulah, bukan gitu sayang. Kalau perlu tokonya saja sanggup aku beli" Ujar Gus Afat.

"Dih, sombong amat! ngomong aja bisanya, buktinya aja aku minta beliin novel aja gamau!'' Pekik Haifa.

"Bukan gitu sayang, cuma tidak baik selalu membaca novel. Lebih baik baca Al-qur'an aja lebih baik'' Ujar Gus Afat berusaha menjelaskan.

''Terserah deh."

"Ngambek hmm," Tanya Gus Afat yang langsung menangkup pipi istrinya itu.

"TERSERAH!" Haifa langsung pergi dari sana menuju ndalem, setelah memberi salam dia langsung menuju ke arah kamarnya, setelah itu langsung menggunci pintu dari dalam.

"Assalamu'alaikum!'' Ujar Gus Afat memberi salam kepada sang ummi yang kebetulan ada disana.

''Ummi, istri Afat mana?'' Tanya Gus Afat pada Ummi Annisa.

"Dia sudah kekamar tadi nak, dia membanting pintu. Apa ada masalah nak?" Tanya Ummi Annisa .

''Tidak ummi, cuma masalah kecil saja." Jawab Gus Afat.

''Selesaikan dengan baik baik nak, jangan sampai terjadi masalah besar." peringat ummi Annisa.

"Iya ummi, kalau gitu, Afat susul istri Afat dulu ya'' ummi Annisa hanya tersenyum lalu mengangguk.

Gus Afat langsung menyusul sang istri yang sekarang sedang berada dikamarnya dulu. Sesampainya disana, disaat Gus Afat ingin membuka knop pintu, ternyata pintunya terkunci dari dalam. Gus Afat langsung memanggil Haifa dari luar.

"Sayang, buka pintunya dong." ucap Gus Afat dari luar.

Gus Afat tidak mendengar jawaban dari sang istri, otomatis dia sedikit panik karena melihat istrinya mengurung diri didalam kamar. Gus Afat langsung mencari kunci cadangan kamarnya yang dulu pernah dia pakai. Kunci di setiap ruang ndalem, tersedia dua kunci. Yaitu, kunci utama dan kunci cadangan.

GUS MY HUSBAND (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang