Perpustakaan

109 18 7
                                    

Perpustakaan bukanlah tempat favorite bagi Jo Eunki.

Tiap ditanya lokasi yang paling jarang ia kunjungi selama berkuliah enam semester di kampusnya, tempat itu bisa dikatakan lokasi terakhir dari spot kampus yang tersering ia kunjungi. Itupun ia menyempatkannya karena terpaksa.

Tapi, mulai hari ini ia resmi merubah pola pikirnya. Baginya sekarang, perpustakaan adalah sebuah surga. Surga dimana ia mendadak betah berada disana. Bau buku-buku yang biasa mengganggu hidungnya seketika menjadi sahabatnya. Bukan tanpa alasan, itu karena didepan matanya kini terhampar sebuah pemandangan indah.

Sesosok lelaki berparas bak pangeran di negeri dongeng yang berada dalam pikirannya, tengah duduk tegap memamerkan sepasang alis tebalnya yang seperti terajut.

Pemuda berkulit putih bersih itu memang tidak menyadari kehadiran Eunki yang berjarak tiga meja dari tempatnya. Pemuda itu terlihat begitu terhanyut dengan buku yang tengah dibacanya.

Sementara itu, Eunki tentu saja tidak dengan tangan kosong.

Saat masuk tadi, ia mengambil sembarang buku yang kebetulan ada di jangkauannya.

Tentu saja agar misinya mulus, ia berpura-pura membaca buku yang bahkan judulnya saja ia tak gubris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tentu saja agar misinya mulus, ia berpura-pura membaca buku yang bahkan judulnya saja ia tak gubris. Ia harus melakukannya supaya mahasiswa lain yang saat itu memadati perpustakaan tidak curiga.

'Choi Seungcheol, kau benar-benar ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna...' gumamnya dalam hati seraya mencuri pandang pada lelaki yang selama beberapa hari ini telah mengisi ruang hatinya yang kosong.

Sebenarnya, Eunki bisa saja menghampirinya dan mengajaknya berbicara karena toh mereka sudah saling mengenal. Namun, ia menahan keinginan tersebut karena baginya, memandangi sosok Seungcheol dari kejauhan seperti sekarang pun sudah membuatnya merasa puas.

***




Eunki tiba-tiba terbangun dari tidur dengan keadaan terkejut. Bagaimana tidak, itu karena ia menemukan dirinya bukan di dalam kamarnya yang nyaman, melainkan masih di perpustakaan kampus.

Sambil mengumpulkan kesadaran dan meregangkan otot lehernya yang terasa kaku karena tidur dengan posisi duduk dan kepala bersandar diatas lipatan tangan, ia pun mulai mengingat kalau tujuannya datang ke tempat itu adalah untuk menemui Seungcheol.

Eunki yang tiga hari terakhir ini kurang tidur karena menyiapkan konten untuk channel YouTube-nya memang kurang tidur. Tidak heran, ia pun tanpa sadar jatuh tertidur saat berniat untuk menunggui Seungcheol di perpustakaan.

Tapi berbeda dengan terakhir kali sebelum ia tanpa sengaja jatuh tertidur, suasana di perpustakaan kini telah sepi menyisakan dirinya sebagai satu-satunya orang yang berada disana. Dengan lampu yang hanya disisakan hidup satu buah, ruangan itu menjadi terlihat remang. Sosok Seungcheol yang sedaritadi diam-diam dinikmatinya pun sudah tidak ada disana.

"Oh tidak, semoga saja tidak terjadi," desahan samar keluar dari mulutnya yang terasa kering.

Setelah yakin ia telah sadar sepenuhnya, Eunki bangkit dari tempat duduk dan tergesa menuju pintu keluar.

The Mutual Feeling [Joshua | Seungcheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang