Mari mengangguk sekali, "Kau benar, Shinji-kun .. jiwa dan ingatanmu terbagi dua. Ia yang menjalani kehidupan sampai kau berusia dua puluh empat itu ialah dirimu yang selama terjalinnya kisah antara kau dan prince, tertidur di tempat yang tak bisa dijangkau siapapun. Oleh karena itu, kau tak mengingat Kaworu dan perasaanmu padanya. Karena yang tau dan ingat perasaan itu adalah dirimu yang sekarang ada di hadapanku.
Dan tugasku ialah menyatukan dua jiwamu yang terbelah dua ini. Untuk melakukannya aku perlu berada di masa lalumu, akulah yang kembali ke masa lalu, bukan kau. Setelah kamu bangun nanti, dirimu akan utuh. Ingatanmu, perasaanmu, jiwamu, semuanya akan menjadi satu dalam dirimu lagi. Itulah keinginan terakhir Yui..."
"Tapi, bagaimana bisa? Aku juga mempunyai ingatan tentang kehidupanku ketika berusia empat belas. Dan semua yang ada dalam ingatan itu, Kaworu-kun juga ... tidak ada ketika aku kembali ke usia yang sama. " Sanggahku.
Mari menjawab dengan tenang, "Itu bukan ingatanmu. Seseorang membuatkan ingatan itu untukmu"
"Apa .. maksudmu?"
"Shinji-kun, ingatanmu terputus ketika kau bangun dari koma. Kau tak ingat apapun karena yang bangun saat itu bukan dirimu yang menyimpan kenangan itu. Lalu, siapa yang selalu berada denganmu saat itu? Kemungkinan dialah yang membuatkan ingatan palsu untukmu.."
Lagi-lagi aku dibuat bungkam. Mari menundukkan wajahnya seraya mempertahankan senyuman tipis di bibirnya. Kini giliranku yang mengamati setiap perubahan pada raut wajahnya.
"Pekerjaanku mudah, aku sudah memutuskan kalau aku akan melakukannya. Aku sudah menyerahkan hidupku juga, tapi sayangnya, aku terlalu melibatkan perasaanku.." cetusnya.
Aku terkejut. Walaupun terhalang lensa kacamata, aku bisa melihat matanya yang basah.
"Kenapa? Apa maksudmu?"
"Maafkan aku... Yui..."
Ia terisak. Air mata berjatuhan ke lantai yang digenangi air.
Ada apa ini? Kenapa dia tiba-tiba saja menangis?
"Yang harus kulakukan hanyalah memastikan dirimu baik-baik saja. Aku hanya perlu diam dan memperhatikan. Tapi, aku .. aku malah jatuh cinta." Ia tersenyum getir.
Penuturannya lagi-lagi membuatku tersentak. Aku diam saja, menunggu untuknya melanjutkan.
"Seharusnya aku tak membuat kontak dengan orang-orang dari garis waktu itu, karena aku tau aku tidak berasal dari garis waktu yang sama dengan mereka, tapi .. -"
"Kau jatuh cinta pada Asuka.." aku menyela. Mari mengangkat wajahnya dan memandangku. Ia tampak terkejut.
"Seharusnya aku tau. Asuka selalu ceria ketika menyebut namamu, matanya selalu berbinar ketika ia menceritakan apapun tentangmu. Aku tak memperhatikan pada awalnya, tapi kurasa ia juga jatuh cinta padamu.."Kedua mata Mari tampak melebar tak percaya. Air matanya kembali berkumpul dan mengalir keluar dari sudut mata.
"Maafkan aku ... Princess..."
Aku menunduk, "pada akhirnya ia ditinggalkan .. seperti Kaworu-kun ... "
Mari menyeka air matanya dengan susah payah, kemudian bangkit berdiri dan tersenyum lebar kepadaku, "Shinji-kun! Sudah saatnya kau kembali ke masa depan! Bangun dan kejar kembali cintamu! Yui selalu ingin melihatmu kembali pada orang yang kau cintai dengan tulus!" Ia berseru sambil sesenggukan.
Aku menyusulnya berdiri, "Lalu, bagaimana dengan Asuka? Dia adalah orang yang menemaniku sejak dulu. Kemungkinan ... Kemungkinan dia juga yang menciptakan ingatan palsu untukku, tapi dialah orang yang selama ini ada disampingku. Aku selalu merasa bahwa aku mencintainya, tapi kenyataannya, dia tidaklah mencintaiku seperti aku mencintainya. Sekarang aku tau, barangkali cintanya sudah habis ia limpahkan padamu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sparkle [Kawoshin fanfiction]
Fanfiction[Evangelion Fanfiction] "Aku takut.." rintihnya. Dekapan hangat mengenyahkan segala bentuk keraguan dalam hati. Tangisnya pecah tatkala pemuda itu membisikan kata kata yang selama ini ingin ia dengar. ------- Ikari Shinji. Seorang pria dewasa yang e...