Angin bertiup cukup kencang. Menggoyangkan surai cokelatku dan surai putih milik Kaworu.
Kalimat yang ia ucapkan itu langsung membuatku mengangkat kepala. Mata kami saling bertatapan. Tidak ada senyuman manis yang biasa Kaworu tunjukan padaku. Sorot matanya menunjukkan sebuah keseriusan, pun aku hanya bisa diam, menunggunya melanjutkan kembali kata katanya.
"Ini bukan soal peringkat satu atau empat atau sepuluh, aku hanya ingin berteman denganmu, Shinji-kun .. karena itu aku meminta bantuanmu, " sambungnya.
"K-kenapa aku?"
Kaworu memejamkan mata nya sejenak, kedua sudut bibirnya mulai terangkat dan membentuk senyuman lagi, "Karena aku tertarik padamu, kau orang yang baik, kau selalu menolong siapapun, aku mengagumimu semenjak aku pertama melihatmu dikelas satu."
"Eh...?"
Termenung. Aku diam seribu bahasa. Membisu dan terjebak dalam lingkaran merah yang menatapku. Keseriusan yang terdengar dari setiap kata yang keluar dari mulutnya, membuatku menahan nafas.
"Shinji-kun adalah orang yang baik, berteman dengamu adalah mimpiku sejak lama sekali, aku sangat senang sekarang mimpi itu sudah terwujud, meskipun sepertinya aku merasa, semakin terwujudnya keinginanku, semakin besar itu tumbuh, seperti menginginkan semuanya dan memberikan segalanya."
"Apa .. apa yang kau katakan.. kaworu-kun?"
Ia terkekeh pelan, menunduk sejenak, kemudian kembali menatapku. Lalu dengan suara pelan serta diiringi oleh desiran angin, ia berkata
"I'm saying, i like you .."
.
"eh..?"
Sudut bibirnya terangkat sedikit dan alisnya turun. Sepasang mata merah itu entah kenapa membuatku-sekali lagi- merasakan sebuah perasaan nostalgia, apa aku pernah .. tenggelam dalam pesona ruby yang berkilauan itu?
Rasa hangat dan sejuk merayapi rongga dada. Bahu ku turun ketika merasakan sebuah perasaan lain yang hadir dihatiku. Tertunduk ragu, aku menatap ujung sepatu. Jari jari tangan saling menaut, gugup membisu.
"Suka ... ? S-seperti teman?" Ucapku, menunduk tak punya keberanian untuk menatap sepasang iris delima.
"Tidak, .. but, romantic ..." jawabnya. Terkesiap, aku mengangkat wajahku. "Aku menyukaimu, Shinji-kun.."
Iris biru ku merekah ketika mendengar kalimat yang keluar dari bibirnya. Ia tersenyum tapi matanya sarat akan kesedihan. Tergugu, aku diam tak bisa berkata apa-apa.
Jantungku berdegup kencang saat Kaworu melangkahkan kakinya dan berhenti di hadapanku. Aku bisa melihat matanya dari jarak yang begitu dekat. Badannya membungkuk sedikit. Dengan satu tangan yang terangkat, mengelus pipiku pelan. Aku menahan nafas, semakin tenggelam dalam lautan merah indaj ketika jari jari tangannya bergerak dari pipi menuju bibir.
"Aku benar benar menyukaimu, Shinji-kun .."
Wajahnya mendekat, aku bisa merasakan hembusan nafasnya dihidungku. Seketika tubuhku membeku, aku tidak bisa bergerak, aku tersihir oleh sepasang permata marun yang semakin mendekat.
Ia memiringkan kepalanya kekiri. Perlahan aku terpejam. Membiarkan Kaworu meneruskan. Aku bahkan tidak berkeinginan untuk menghentikannya.
Namun, tiba tiba saja sekelibat bayangan muncul dikepalaku, membuatku terkesiap dan spontan membuka mata. Kedua tanganku langsung menggenggam lengan atasnya, membuatnya berhenti bergerak. Aku tertunduk, Kaworu menjauhkan wajahnya dariku, menatapku bingung.
Nafasku memburu. Aku menghirup udara dengan rakus. Sebuah ingatan akan kenyataan membuatku digerayangi rasa takut. Jantung yang semula berdetak kencang karena bahagia, pun berubah jadi detakan cemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sparkle [Kawoshin fanfiction]
Fanfiction[Evangelion Fanfiction] "Aku takut.." rintihnya. Dekapan hangat mengenyahkan segala bentuk keraguan dalam hati. Tangisnya pecah tatkala pemuda itu membisikan kata kata yang selama ini ingin ia dengar. ------- Ikari Shinji. Seorang pria dewasa yang e...