"Ujian akhir semester seminggu lagi loh, kalian udah belajar?" Toji bertanya dengan mulut penuh.
"Betul juga, berarti taun depan kita kelas sembilan ya?" ujar Kensuke seraya melepas kacamatanya.
Aku mengangguk, "Kelas terakhir di sekolah menengah pertama."gumamku.
"Benar, persiapan ujianku lumayan cukup, sepertinya.." Kaworu menambahkan seraya melipat selembar kertas yang sedari tadi dibacanya.
"Hahh pasti peringkat pertama diambil oleh Nagisa," setelah membersihkan kacamata nya menggunakan kerah baju, Kensuke memakainya kembali, "atau Shoryu,"
"Lohh sekarang ada kandidat baru tau, noh noh." Toji berucap seraya mengarahkan sudut kantong roti nya padaku.
"Aku??"
"Benar tuh, Shinji-kun pasti dapat peringkat ujian pertama.. " timpal Kaworu kemudian diakhiri oleh senyuman yang diarahkan padaku.
"Berdoa saja deh, hahaha!"
Kami berempat berbincang bincang soal ujian akhir. Semua berjalan seperti biasa. Tidak ada yang berubah. Tidak ada yang tahu, bahkan Toji dan Kensuke, soal hubunganku dengan Kaworu. Memang tidak perlu ada yang tahu. Kaworu pun tidak keberatan jika harus menyembunyikan hubungan kami, dia bilang jika itu membuat senang, dia juga akan senang.
Satu minggu berlalu semenjak kami memutuskan untuk pacaran. Dikelas, interaksi kami masih bisa dihitung jari. Jika Kaworu tidak hadir di klub nya, kami akan pulang bersama, sesekali bermain berdua mengelilingi kota. Bisa disebut, date. Haha, aku bahkan masih tidak percaya aku bisa jatuh cinta pada seorang anak laki-laki
Kaworu benar benar laki laki impian. Semua tentangnya begitu sempurna. Dan aku benar benar beruntung jadi orang yang disukainya.
"Materi yang belum aku kuasai lumayan banyak, duh.." Kensuke berucap tiba tiba.
"Banyak?" Aku menyahuti.
Kensuke menghela nafas panjang, "Benar, khususnya IPA, masih ada beberapa proses biologi yang belum aku mengerti.."
"Lebih baik kau cepat belajar deh, kalau tidak mau gagal." Cetus Toji.
"Aku sedang berusaha!"
Kaworu melihat padaku kemudian menoleh kembali menghadap Kensuke, "Aida-kun, kau bisa minta bantuan Shinji untuk membantumu belajar.."ucapnya.
"Eh?! Aku??"
"Benar, cara mengajar Shinji sangat nyaman kau pasti akan langsung paham dengan materinya.." lanjutnya kemudian diakhiri oleh senyuman.
"Wah! Benar sekali!" Kensuke menggebrak meja menggunakan kedua tangan, "Shinji! Ayo bantu aku belajar!"
Aku menengadah, "yaa .. boleh saja,"
"Kau bersedia membantu Nagisa, kau juga harus membantuku!"
"Iyaa iyaa, akan aku bantu"
"Baguss!!! Kau memang hebat, Shinji! Pasti ibumu bangga anaknya suka menolong" guraunya.
Aku tertawa garing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sparkle [Kawoshin fanfiction]
Fiksi Penggemar[Evangelion Fanfiction] "Aku takut.." rintihnya. Dekapan hangat mengenyahkan segala bentuk keraguan dalam hati. Tangisnya pecah tatkala pemuda itu membisikan kata kata yang selama ini ingin ia dengar. ------- Ikari Shinji. Seorang pria dewasa yang e...