28. Sakit parah

31 10 0
                                    

Setelah tujuh bulan masa kehamilanku tiba-tiba kepala ku mendadak pusing dan pandanganku mulai mengabur mungkin penyakitku kambuh lagi.

Dan mulai detik itu juga aku pun langsung pingsan tidak sadarkan diri di dapur.

*****

[Author POV]

Sementara dilain tempat terdapat seorang pria yang sedang menelpon istrinya, tetapi tidak mendapat jawaban dari pemilik nomor tersebut.

Panggilan pertama

Panggilan kedua

Panggilan ketiga

Hingga panggilan terakhir yaitu panggilan kelima hasilnya tetap sama tidak ada jawaban dari sebrang sana sampai ia meninggalkan sebuah pesan untuk istrinya.

Istriku ❤️

You
Aku mau pulang tolong angkat teleponku!

Tetapi tetap saja tidak ada jawaban darinya bahkan dilihat pun tidak. Dengan perasaan kalut akhirnya ia memutuskan untuk langsung pulang tanpa berpamitan dengan yang lainnya dan langsung meninggalkan acara pengajiannya di sebuah majelis.

*****

Setelah sampai disana ia pun terkejut melihat sebuah mobil ambulance terparkir dihalaman rumahnya.

"Syifa kenapa mi?" Tanyanya ke seorang wanita paruh baya yang merupakan tantenya Syifa sekaligus ibu angkatnya.

"Ga tau, pas Umi masuk keadaan Syifa udah tergeletak begitu aja dilantai" jawab tantenya jujur tanpa dibuat-buat.

"Yasudah lebih baik kamu naik ke dalam mobil ambulan sana! Biar kami mengikutinya dari belakang" perintah omnya Syifa menyuruhnya untuk menemani Syifa yang berada di dalam mobil ambulance.

"Baik bi" jawabnya sambil menyusuli Syifa kedalam.

Dan pada akhirnya mereka pun pergi dari sana untuk menuju ke rumah sakit.

*****

Setelah sampai di rumah sakit tubuh Syifa pun langsung dibawa ke ruang UGD, lalu keluarganya disuruh untuk menunggunya diluar ruangan tersebut.

"Dengan keluarga Assyifa Aulia?" Tanya dokternya setelah keluar dari ruangan UGD.

"Iya saya sendiri dok, bagaimana dengan keadaan istri saya dok?" Tanya Yusuf dengan raut wajah yang sangat khawatir.

"Alhamdulillah keadaan istri anda sekarang sudah sedikit lebih membaik, namun untuk saat ini pasien belum bisa diajak bicara" jelas dokter tersebut dengan ramah.

"Kalau begitu anda bisa ikut saya keruangan ada yg ingin saya bicarakan tentang pasien" sambungnya lagi mengajak Yusuf untuk berbicara secara empat mata dengannya.

"Baik dok" jawab Yusuf sambil membuntuti dokter tersebut dari belakangnya.

[Author END]

*****

[Yusuf POV]

Ketika gue lihat keadaan istri gue yang udah terbujur kaku gitu sontak kaki gue langsung lemes kayak jeli. Lah gimana gak lemes orang kemarin kita habis bercanda-candaan dan kondisi badan Syifa sehat-sehat aja, makanya sekarang pikiran gue kalut banget.

Setelah mendapat kabar dari dokter bahwa keadaan istri gue sudah sedikit lebih membaik, akhirnya gue pun bernafas lega.

Tetapi.....

"Silahkan duduk" ucap dokter tersebut mempersilahkan gue untuk duduk yang langsung gue turuti.

"Jadi gini, setelah saya lihat hasil dari scan bagian kepala dan cek darah pasien mengidap penyakit kanker otak stadium akhir" jelasnya ke gue yang setengah melamun.

"Hah? Maksudnya gimana dok?" Tanya gue yang setengah melamun.

"Iya maksud saya istri anda saat ini sedang mengidap kanker otak stadium akhir, jadi anda harus merawatnya dengan baik dan menjaga pola makannya agar tetap sehat" ulangnya lagi dengan sabar.

"Kurangi konsumsi gula yg berlebihan, pantangannya yaitu seperti daging, lemak, dan jajanan yg mengandung banyak micin" jelasnya lagi ke gue secara rinci.

"Hmm, saya mau tanya dok apakah penyakit kanker otak itu berbahaya?" Tanya gue yang memang kurang paham mengenai penyakit tersebut.

"Dari sembilan puluh sembilan persen orang yg mengidap penyakit tersebut apalagi sudah mengenai stadium akhir bisa menyebabkan kematian" jawab dokter tersebut.

"Oh" ucap gue sambil mengangguk-anggukkan kepala paham.

Sebenarnya gue udah mengetahui penyakit yang diderita Syifa udah lama dari yang waktu itu gue temuin dia pingsan didalam rumahnya.

Sekian lamanya kita mengobrol didalam ruangan tersebut, akhirnya selesai juga.

"Assalamualaikum" ucap gue karena semua petugas dirumah sakit ini mayoritas beragama Islam.

"Waalaikumussalam" jawab dokter tersebut.

*****

Setelah dari sana gue langsung menuju ke ruangan tempat Syifa dirawat, tapi gue cuma bisa lihat dari jendela saja.

"Jangan lama tidurnya, aku kangen" monolog gue dengan tatapan sendu.

Dan akhirnya gue memutuskan untuk pergi dari sana membiarkan istri gue tidur di brangkar tersebut dengan keadaan diinfus.

[Yusuf END]

*****

Hai gais!

Karena sebentar lagi ceritanya hampir mau end jadi gue eh– aku mau kasih pilihan ke kalian nih

Mau happy end?

Or

Sad end?

Tapi kayaknya kalo sad end lebih seru deh ><

Jangan lupa untuk vote dan commentnya ya biar aku tambah semangat lagi buat ceritanya oke.

See you 🙈

[REVISI 20/10/2023]

Menikahi Sahabat Sendiri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang