25. Sah

39 9 0
                                    

Pada akhirnya hari ini pun tiba, hari dimana diriku melepas status lajang ku. Hari yang dinanti-nantikan oleh kami berdua.

Pip pip
04.15

Bunyi alarm pun terdengar jelas di telinga ku membuatku sedikit membuka mata.

"Hoaam, lebih baik aku ambil wudhu dulu deh" gumam ku dengan mulut menguap yang ku tutup menggunakan tangan ku sendiri.

Lalu aku pun beranjak dan langsung menuju ke tempat wudhu.

*****

Setelah selesai melaksanakan shalat subuh diriku pun langsung bergegas menuju ke kamar mandi agar badan ku terasa segar.

Ketika diriku hendak memoleskan salep di sekitar wajah ku tiba-tiba aku melihat di sebuah cermin luka di wajahku sudah mulai mengecil tinggal bekasnya saja seperti bentuk jerawat, tetapi lumayanlah tinggal ditutupi oleh make up nantinya.

"Alhamdulillah lukanya sudah sembuh" gumam ku dengan perasaan bahagia sekaligus terkejut karena reaksi obatnya cepat banget.

"Ternyata salep buatan Fatimah ampuh juga ya" sambungku lagi sambil sedikit memoleskannya secara tipis dan merata.

*****

06.00

Sekarang saatnya diriku untuk pergi ke rumahnya Yusuf karena ingin didandani dengan neneknya Yusuf katanya beliau bisa merias pengantin.

"Assalamu'alaikum" ucapku dengan sopan tidak mengetuk pintu karena pintunya terbuka.

Kalau untuk Umi dan Abi aku sudah memberitahu mereka kalau diriku ingin menikah dengan Yusuf pria pilihanku, tetapi ternyata mereka merestuinya dan ingin datang ke pernikahanku karena Abiku akan menjadi wali dipernikahanku.

"Waalaikumussalam??" Jawab Yusuf terkejut ketika melihat wajahku.

"Kenapa?" Tanyaku sambil menaikkan alisku.

"Kok wajahmu hilang eh ga maksudnya luka di wajahmu ga ada kemana?" Tanyanya penasaran.

"Sebenarnya aku pakai salep pemberian dari Fatimah dua hari yg lalu" jelasku.

"Terus gimana keadaannya dia sekarang?" Tanyanya dengan ide jahilnya.

"Waktu itu sih kelihatan dari wajahnya sepertinya bahagia, memangnya kenapa kangen ya?" Ledekku sambil tertawa.

"Ga cuma kepo aja, udah lebih baik kamu samperin nenek Sono!" Ucapnya yang malah mengalihkan topik pembicaraan.

"Aku tau sebenernya kamu ingin membuat ku cemburu kan? Tapi ga semudah itu" ucapku dengan wajah sedikit mengejek.

Dan yang diledek hanya memutar bola matanya malas.

*****

"Assalamu'alaikum mah" ucapku sopan sambil membuka pintu kamar beliau yang tidak terkunci.

"Waalaikumussalam eh nak Syifa silahkan masuk" ucap neneknya sambil merangkul tubuhku.

"Iya mah, hmm tapi emang mama bisa make up?" Tanyaku sambil duduk di kursi rias.

"Gini-gini saya pernah juara lho" ucap neneknya Yusuf sambil tersenyum.

"Juara make up?" Tebakku.

"Iya" jawab beliau.

"Wah" kagum ku.

"Bercanda, sebenarnya saya juara MTQ waktu masih muda" ucapnya sambil meriasiku dengan telaten.

Menikahi Sahabat Sendiri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang