27. A Devil in My Image

253 136 2
                                    


TW for some (light?) use of restraint during sex.


"Kau bisa mendengar suara ular itu," Hermione menggema. Kengerian yang tinggi dan memutar dari mimpi buruknya muncul di benaknya, dan bulu kuduknya merinding. Matanya menatap kegelapan di depan, tapi tidak dapat melihat apapun selain cahaya redup dua puluh meter ke depan.

"Apakah bahumu cukup baik?"

"Tidak, tapi..." Hermione menoleh pada Draco. "Kita tak punya banyak pilihan, kan? Jika makhluk itu tahu kita akan datang?"

Draco melangkah ke arah Hermione dan mengangkat tangannya ke arah gigitan di bahunya, tapi dengan cepat menariknya kembali dan membiarkan lengannya jatuh ke samping. Draco telah berganti baju dengan baju yang baru, sehingga cahaya keemasan bekas lukanya hanya terlihat di leher dan lengannya, dan tatapannya tertuju ke sana untuk beberapa saat.

Api yang tidak menyembuhkan tetapi mengubah.

Panas dan keajaiban membengkak di dadanya. Terbuat dari apakah dia sekarang?

"Kita harus pergi sekarang," jawab Draco dengan lembut. "Tidak ada yang bisa kita dapatkan dengan menunggu."

Hermione mengangguk, tapi kakinya tidak bergerak. Lalu mencoba menelan, tapi tenggorokannya tiba-tiba terasa kering, dan jari-jarinya membeku.

"Aku bermimpi buruk tentang ular," bisiknya.

Draco terdiam, menunggu Hermione melanjutkan.

"Kadang-kadang, aku melihatnya menyerang orang tuaku, tapi aku tak dapat menemukan tongkatku, dan mereka tak pernah mati, hanya menderita."

Jari-jari Draco mengusap pinggul Hermione, sebuah sentuhan yang aman melalui beberapa lapis kain. "Dan di lain waktu?"

Bibir Hermione mengatup sebelum sempat melanjutkan, dan menepis air mata panas yang hampir tumpah. "Aku menjadi ular," akunya. "Aku melarikan diri darinya melalui labirin yang gelap, tapi aku melihat sekilas diriku di cermin, dan aku dipenuhi sisik. Aku-aku adalah ular itu, dan kemudian aku memburu orang tuaku, aku membunuh ibuku, dan-"

Hermione menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak mengutuk mereka, tapi itu terjadi karena aku," bisik Hermione. "Aku membuat mereka menjadi target, dan aku bahkan tidak ada di sana untuk melindungi mereka."

"Dan jika kau ada di sana?" Draco bertanya.

"Aku bisa saja melawan," Hermione bersikeras. "Aku bisa saja-"

"Tidak ada yang bisa kau lakukan. Tidak ada, Hermione." Draco membetulkan tali tasnya. "Aku ada di sana, ingat? Kau tidak punya kesempatan."

"Mereka mungkin saja membawaku. Mereka mungkin telah meninggalkan keluargaku sendirian."

Draco menatapnya. Mulutnya mengatup, dan menggelengkan kepalanya.

"Mereka tidak akan melakukannya," kata Draco akhirnya. "Mereka mungkin akan menyuruhmu menonton."

"Tapi-"

"Para Pelahap Maut tidak mencoba untuk membuktikan sesuatu, Hermione. Mereka tidak mencoba menghukummu. Mereka hanya ingin membakar sesuatu, dan mereka mendapatkan alamat yang bisa mereka gunakan," kata Draco, dan melingkarkan tangannya di pinggang Hermione, masih menjaga jarak di antara tubuh mereka. "Seharusnya Orde berada di sana lebih cepat, tapi tidak denganmu. Kau akan menjadi benda lain yang akan dibakar."

Hermione ingin bersandar padanya, membiarkan kata-katanya meresap ke dalam kulitnya, tapi Draco berdiri begitu diam dan berhati-hati sehingga membuatnya takut untuk membuka jarak. "Oke," gumam Hermione.

Between Us Flows the Nile ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang