46. Hukuman mati?

71 7 3
                                    

Yoooo Welcome back bestie!
Seperti biasa, jangan lupa untuk selalu menekan ⭐ dan 💬 yg ada dibawah bagian sisi kiri kalian ygy😃
WARN!! 3000+ KATA!

"Tidak semua orang yang terlihat ceria itu baik-baik saja, karena sebagian orang akan menyembunyikan kesedihan dan masalahnya dibalik senyum manis dan tawanya.."
~Michella Azoya Calestia.

SELAMAT MEMBACA!

☠️☠️☠️

"Hah! Hukuman mati? Yang bener lo?" tanya Vino terkejut bukan main, "Jangan bercanda njir!" serunya yang masih tidak percaya.

Leo menghela nafasnya lelah, "Gw nggak bercanda, gw serius bangsat" jawabnya yang juga kesal.

"Darimana Lo dapet info kayak gitu hah?" tanya Bryan serius.

"Bokap gw yang kasih tau kalok Ratu mau dihukum mati, Yaya Sampek shock dengernya.. gw bingung harus gimana.." jawab Leo sambil memijat pangkal hidungnya.

"Nggak! Ini nggak bisa dibiarin, Ratu nggak boleh pergi! Arghhhhhh bangsat!" hardik Vino yang masih tidak terima dengan keputusan dari pihak kepolisian.

"Ratu nggak salah, nggak seharusnya Ratu dapet hukuman mati... Pasti ada yang salah sama semua ini" ucap Hito dengan kedua alis yang saling bertautan.

"Bisa jadi ini ulah Ferrell" celetuk Noah.

"Ferrell Saha?" tanya Bryan tidak peka.

"Ketua Victory yang baru njir!" jawab Aril berdengus kesal karena Bryan tak peka.

"Yo, kita harus ketemu sama bokap lo.. Siapa tau bokap Lo mau bantuin kita buat kasih keringanan hukuman Ratu" papar Bryan.

Leo menganggukkan kepalanya, "Ya.. Kita bisa ketemu sama Bokap gw, tapi nggak sekarang" ucapnya.

"Kenapa nggak bisa?" tanya Rendi.

"Bokap gw lagi dikasih tugas ke Bandung, Minggu depan baru pulang" jawab Leo frustasi.

"Terus, Ratu yang mau di hukum mati kapan?" tanya Juna membuat Nathan dan Raka refleks langsung melihat kearahnya dengan tatapan tajamnya membuat Juna seketika susah untuk menelan salivahnya sendiri.

"Ratu... Njir! Dua minggu lagi Ratu yang.." jawaban Leo terhenti kala ia mengingat ucapan Arshen semalam.

Nathan terlihat benar-benar frustasi mendengar perkataan Leo di pagi-pagi buta ini, Bahkan ia juga tidak mampu berkata-kata lagi. Pikirannya sudah berhamburan kemana-mana untuk mencari jalan keluar dari masalah ini, bukan hanya Nathan, bahkan Raka juga terlihat sama-sama frustasinya dengan keadaan. Semua anggota yang berada dimarkas juga terlihat lusuh memikirkan masalah yang tak kunjung reda ini.

Bagas mengerang keras dengan kedua tangan yang mengacak-acak rambutnya dengan kasar, "Bangsat! Mana bisa gw tenang kalok adek gw mau dihukum mati njir! Udah seminggu dia dipenjara dan gw aja udah nggak nafsu makan dan nggak bisa tidur!, apa lagi dihukum mati?" ucapnya terlihat gusar, "Bisa-bisa gw gila, anjir! Bangsat! Sialan emang!" murkanya sambil berjalan mondar-mandir didepan pintu. Bukan hanya Bagas, tapi semua anggota inti TLAO terlihat sama-sama gusar dan khawatir bukan main. Hukuman mati? Yang benar saja? Mungkin mereka tidak akan membiarkan hal itu terjadi..

Nathan langsung bangkit dari duduknya dengan raut wajah tegas dan seriusnya membuat semuanya langsung melihat kearahnya. Ketika Nathan hendak pergi keluar markas, dengan cepat Raka berdiri dan menghadang jalannya.

"Mau kemana Lo?" tanya Raka serius.

"Ke kantor polisi, gw nggak akan ngebiarin Queen pergi ninggalin gw untuk yang kedua kalinya" jawab Nathan serius lalu langsung pergi keluar dari markas.

NATHAN 2 (END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang