5

4.9K 356 13
                                    

Happy Reading!!!

Hari tlah berganti menjadi malam dan saat ini Gracia sudah berada dirumahnya, duduk disofa ruang tamu dengan sang Papa yang menatapnya intes. Ada apa ini pikirnya, ia gelisah pasti akan terjadi sesuatu.

"Ada apa Pa, Papa mau bicara apa," tanya Gracia membalas tatapan sang Papa.

"Hufff,.... sebelumnya Papa minta maaf Gre jika ucapan Papa nanti memberatkan dirimu."

"Tapi Papa tak punya pilihan lain, perusahaan Papa terancam bangkrut karyawan Papa korupsi dan membawa kabur uang papa."

"Tadi Papa sudah meminta bantuan kepada Pak Kinal papanya Shani sahabat kamu!"

"Beliau mau membantu tapi ada syaratnya Pak Kinal mau." Boby menggantung ucapannya melihat sang anak mendengarkannya dengan serius.

"Pak Kinal mau Kamu dan Shani dijodohkan."

"Dan Papa menerimanya."

Deg

Apa-apa ini mengapa Papanya menerima syarat itu, apakah dia tak memikirkan perasaan sang anak. Mengetahui bahwa Shani saja menaruh rasa padannya membuat dirinya marah dan jijik. Dan apa katanya tadi mau dijodohkan! ah rasanya Gracia ingin marah saat ini.

"Nggak ada cara lain Pa," tanya Gracia berharap ia tak mungkin marah-marah ke pada sang Papa.

"Nggak ada nak, bahkan jika rumah ini dijual itu belum cukup dan Papa bisa dipenjara karena tak bisa mengaji karyawan papa."

"Maaf jika kesannya Papa menjual mu sayang, Papa nggak bermaksud tapi jika memang kamu nggak mau menerimanya Papa akan membatalkannya nak."

"Tapi kamu harus memikirkan resiko nya ke depan, Papa dan Mama kamu nggak sesehat dulu lagi nak. Buktinya sekarang Mama kamu sering keluar masuk rumah sakit nak."

"Papa nggak pa-pa jika Papa dipenjara
tapi apa kamu kuat menerimanya semua, apa kamu kuat melihat Mamamu nanti yang sedang sakit memaksa bekerja."

"Jika kamu yang bekerja besar kemungkinan jika Mamamu akan menolak nya."

"Jadi dipikirin lagi ya nak dan jika kamu memiliki solusi yang lain kamu boleh kasih tau Papa."

"Iya Pa, Gracia pikirin dulu ya."

"Papa tunggu besok kabar baiknya ya nak."

"Gracia ke kamar ya Pa." Gracia mencium pipi sang Papa lalu pergi menuju kamarnya dengan banyak pikiran.

"Maaf nak,...tapi Papa nggak bisa berbuat banyak lagi dan Papa juga nggak suka ngeliat pacar kamu itu."

*****

Tak berbeda jauh dengan keadaan Gracia tadi, kini Shani sudah berada diruang kerja milik sang Papa yang ada dirumahnya.

"Jadi Papa mau bicara apa." Shani bertanya tanpa basa-basi terlebih dahulu, Shani masih tak suka melihat Papanya itu.

"Ah, kamu ini tidak ada basa basinya Shan," sang Papa berusaha mencairkan suasana, tapi Shani tak menanggapi ucapannya yang membuat dirinya sedih.

Bertahan atau Pergi [GRESHAN]  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang