12

4.4K 294 8
                                    

Happy reading!!!

Di sebuah kamar terlihat seorang gadis yang sudah rapi dengan pakaiannya, hari ini dia ingin memutuskan untuk menemui seseorang sebelum ia pergi ke kampus. Setelah mengetahui kabar dan juga alamat orang yang ingin ia temui dari sang Papa, ia langsung memutuskan untuk segera menemui orang itu.

Di sinilah orang itu sekarang di sebuah gedung perkantoran yang bertuliskan Natio Grup, sekarang dirinya sedang berdiri di depan meja resepsionis. Bertanya apakah orang ia kunjungi ada di tempat atau tidak.

Tapi belum sempat gadis itu bertanya orang yang ingin ia kunjungi terlihat baru saja keluar dari lift tak jauh dari tempatnya berdiri. Dia tak sendiri ada wanita yang sepertinya seumuran dengannya di sampingnya. Mereka terlihat sedang asik mengobrol dan sesekali tertawa kecil hingga tak menyadari keberadaan nya, mereka melewati nya begitu saja. Sebelum orang itu menjauh dari jangkauannya gadis itu pun segera buka suara dan memangilnya.

"Ci Shani" teriak gadis itu tapi tak keras, namun masih bisa di dengar oleh pemilik nama itu.

Orang yang di panggil Ci Shani tadi oleh nya berhenti dan menatap tepat ke arahnya, tidak dengan senyum yang sama ketika ia bersama wanita tadi. Senyum itu seketika hilang berganti dengan wajah datar yang ia tunjukkan.

"Ci Shani tunggu" kali ini teriakan itu sedikit keras sehingga banyak orang yang menatap bingung ke arah nya, tapi ia tak peduli ia melangkah sedikit berlari untuk mengejar orang yang di panggil Ci Shani oleh nya.

Gadis itu memegang tangan orang yang ia panggil tadi sedikit menarik nya, lalu memeluk tubuh itu, tubuh yang lebih tinggi darinya.

"Ci Shani tunggu" sendu gadis itu sambil memeluknya.

"Ci maafin Gege ci" ucap gadis itu yang tak lain adalah Gracia.

Shani hanya diam tak membalas perkataan Gracia atau pun pelukan gadis itu. Wanita yang bersama nya tadi hanya memandang bingung kearah mereka.

"Maaf Miss kalau saya menggangu, saya hanya mau mengingatkan kita harus segera pergi client kita sudah menunggu" ucap wanita itu yang tak lain sekretaris Shani.

"Lepas" ucap Shani dingin ke pada Gracia.

"Saya ada urusan yang lebih penting" lanjutnya.

Jantung Gracia berdetak lebih kencang dari biasa nya, mendengar nada dingin dari orang yang selama ini hangat kepadanya. Orang yang selama ini lebih mementingkan dirinya sendiri dibanding apa pun kini telah berubah kepadanya.

"Ci maafin Gege ci, cici boleh nampar aku atau ngapain aku tapi jangan cuekin aku ci" isak Gracia.

Sebenarnya Shani tak tega melihat orang yang begitu ia cintai menangis seperti ini, tapi kali ini ia harus bisa mencoba mengabaikan Gracia. Biar ia tau bagaimana rasanya di abaikan dan tak di pedulikan. Shani melepas pelukan Gracia lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Ayo Sis" ucap Shani dan Sisca hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Shani, Sisca sesekali melirik ke belakang melihat Gracia dengan tatapan iba nya.

Gracia tertunduk lesu usahanya kali ini sia-sia, tapi ia tak boleh menyerah ia harus mendapatkan perhatian Shani lagi. Entah mengapa hati nya tak rela melihat Shani ketawa dan tersenyum bersama orang lain, apa dia cemburu? tapi ia tak tau cemburu dalam artian apa. Cemburu karena sahabatnya dekat dengan orang lain atau cemburu karena ia sudah mulai ada rasa terhadap Shani, sungguh ia juga tidak tau.

Dengan lesu Gracia pergi dari gedung itu, mengigat dirinya ada kelas satu jam lagi. Walau ke adaan hatinya tak baik-baik saja ia harus tetap melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswa.

Bertahan atau Pergi [GRESHAN]  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang