24

6.2K 316 13
                                    

Happy Reading!!!

🔞

Setibanya mereka di rumah Shani langsung saja masuk ke kamar mereka dan tentu hal itu membuat Gracia bingung. Selama di mobil pun Shani hanya diam, ia hanya menangapi perkataan Gracia seadannya.

Gracia pun meletakkan makanan yang tadi ia bawa lalu ia menyusul Shani ke kamar mereka. Sesampainya ia di sana Gracia tak dapat melihat Shani, namun ia bisa mendengar suara gemercik air di kamar mandi.

Gracia berfikir jika Shani tengah mandi, ia pun memutuskan untuk menyiapkan pakaian yang akan di kenakan Shani nanti.

Tak lama kemudian Shani pun keluar dari kamar mandi, hanya handuk yang melilit di pinggangnya. Shani berjalan mendekati Gracia yang saat ini tengah duduk bersandar di dashboard tempat tidur mereka.

"Kamu mandi ci?" Tanya Gracia saat Shani berada di dekatnya, Shani mengganguk sebagai jawaban.

"Nih bajunya udah aku siapin." Ucap Gracia menyerahkan kepada Shani, namun Shani tak kunjung menerimanya. Hal itu membuat Gracia bingung.

"Ci?"

Gracia pun turun dari atas kasur berdiri tepat di hadapan Shani.

"Kamu kenapa?"

Shani tak menjawab ia mengambil baju yang diberikan Gracia tadi lalu ia lemparkan ke kasur, dan hal itu tentu membuat Gracia semakin bingung.

"Aku mau kamu Ge." Ucap Shani tanpa mendengar jawaban Gracia ia langsung saja mencium bibir Gracia.

Shani mencium bibir Gracia sedikit kasar, Gracia memukul-mukul bahu Shani karena ia susah untuk bernafas. Shani pun melepaskan ciumannya dan menatap Gracia yang sedang menetralkan pernafasannya.

"Kamu mau bunuh aku ci," kesal Gracia. Ia tidak marah sama sekali akan perbuatan Shani.

"Maaf! Tapi aku pengen kamu sekarang." Shani kembali mencium bibir Gracia, ia mencium bibir Gracia dengan lembut.

Shani melumat bibir atas dan bawah Gracia secara bergantian. Karena tak mendapat balasan Shani mengigit bibir bawah Gracia agar membuka mulutnya.

"Enghhh."

Lenguh Gracia di sela ciuman yang di berikan Shani, ia pun mulai membalas ciuman Shani. Ciuman Shani semaki lama semakin menuntut, ia beralih mencium leher jenjang milik Gracia. Menjilat, mencium dan menghisapnya.

"Ahhhhh."

Desah Gracia kala Shani menghisap kuat lehernya, Shani meninggalkan banyak tanda di sana.

Shani pun mendorong Gracia hingga tubuh Gracia terlentang di atas kasur, ia menangalkan handuk yang melingkar di pinggangnya meninggalkan boxer yang ia pakai.

Shani menindih tubuh Gracia memandangnya dengan lembut, kembali ia cium bibir Gracia. Tangannya meremas kedua payudara Gracia yang masih terbungkus.

"Ahhh."

Shani pun mulai membuka baju yang di kenangkan Gracia meninggalkan bra hitam milik Gracia. Shani menghentikan sejenak kegiatannya lalu memandang Gracia yang juga memandang dirinya.

"Kali ini jangan tolak Ge." Ucap Shani, ia pun kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Shani mengulurkan tangannya ke punggung Gracia mencari kaitan bra istranya itu. Gracia mengangkat sedikit tubuhnya agar memudahkan Shani.

Gracia pun tak menolak kali ini, karena memang sudah seharusnya ia memberikan sepenuhnya dirinya kepada Shani. Ia juga takut jika ia menolak Shani akan melakukannya bersama orang lain.

Bertahan atau Pergi [GRESHAN]  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang