Bab 28. Rencana Jahat Ziana

842 56 4
                                    

"apa lo bilang hah" ujar gibran sedikit berteriak
"gue bilang sampah,Lo budek apa gimana " tanya Rea dengan nada remehnya. sedangkan Daddy marven yang mulai geram dengan tingkah laku keduanya pun menjadi marah
"DIAMM!!!"
"apa apaan kalian hah,pagi pagi sudah bertengkar dan kamu Rea apa kamu tidak pernah diajarin sopan santun hah " ujar Daddy Marven menatap tajam ke arah Rea
"nggak tuh, mereka cuman ngajarin cara memukul,menyiksa jadi ga ada waktu buat ngajarin sopan santun" balas Rea dengan senyum kecilnya. kemudian segera bangkit dari tempat duduknya meninggalkan mereka yang tengah berkecamuk dengan pikirannya sendiri. Rea pun segera pergi ke sekolah dengan mengendarai mobilnya.

sedangkan di sisi lain

"permisi tuan,  itu ada yang menaruh peti besar di depan tuan" ujar seorang pelayan
"peti apa" tanya tuan Erlangga menyernyitkan dahi heran sekaligus bingung
"saya juga kurang tau tuan" ujar pelayan itu. tuan Erlangga pun segera pergi melihat peti itu diikuti oleh pelayan tersebut.
"buka" titah tuan Erlangga kepada para bodyguard yang berada di dekat peti itu. mereka pun segera membuka peti itu. betapa terkejutnya mereka kala melihat mayat seorang wanita yang dipenuhi darah yang bercucuran di sekujur tubuhnya. perlahan tuan Erlangga mendekati peti itu.
"siapa wanita ini" batinnya sembari memperhatikan mayat wanita itu hingga netranya berhenti tepat menatap sebuah cincin pernikahan yang dikenakan wanita itu

degg

"bu-bukannya itu cincin Keyla" batin tuan Erlangga ia pun segera mendekati peti itu.

"Keylaaaaaa" teriak tuan Erlangga
"Keyla apa yang terjadi dengan mu, siapa yang berani melakukan hal ini padamu" ujar tuan Erlangga lirih
"kalian cepat cari tau siapa yang berani membunuh istri saya" titah tuan Erlangga dengan penuh amarah.

******

"Re, Lo kok nggak bilang ke kita sih kalau Lo pulang duluan kita panik tau nggak pas sampai ruang rawat lu tapi lu nya nggak ada" ujar Reva panjang lebar
"ehhe, mangap elah gue lupa" ujar Rea cengengesan sedangkan para sahabatnya memutar bola matanya malas
"ehh gue denger ada murid baru lagi ya kaya sih pindahan dari Bright School loh" ujar Audrey mulai menggosip
"OMG!!! yang bener lo, Bright School itu kan sekolah sultan cuyy, cuman orang orang kaya doang yang bisa sekolah disana" timpal Reva dengan semangat ( gosip aja cepet emang dasar agak agak nih)
"hooh bener tuh" ujar Audrey
"murid baru nya ada berapa cakep cakep nggak sih" tanya Reva penasaran
"katanya sih 4 orang cewek sama 5 cowok, kalo cakep apa enggak nya gue kurang tau" jawab Audrey membuat Reva cemberut
"elah ga usah monyong tuh bibir, kek bebek anjir" ujar Audrey meledek sedangkan kedua sahabatnya hanya tertawa kecil melihat ekspresi wajah Reva yang menahan kesal.
"dah lah kelas yuk " ajak Rea. mereka pun segera pergi menuju kelasnya berada.
"eh gue mau ke toilet bentar kebelet njir lu duluan aja, sekalian nitip tas ya"  ucap Audrey sembari menyerahkan tas nya.
"mau kita temenin ngga?" tanya Rea basa basi
"nggak usah " balas Audrey singkat. Rea pun menganggukkan kepalanya singkat kemudian berjalan kembali menuju kelasnya.
" huhh, definisi kebanyakan minum nih gue pagi pagi aja udah hajatan air cuy " Ujar Audrey cekikikan, Audrey pun melangkahkan kakinya menuju pintu keluar namun saat akan membuka pintu ia mendengar suara seseorang.
"siapa tuh" batinnya mulai penasaran
"gue rekam aja kali ya siapa tau penting " batinnya lagi, kemudian mengeluarkan sebuah ponsel dari sakunya.

"gue ada tugas buat Lo"

(..........)

"tenang aja bayaran yang gue kasih ngga bakalan ngecewain Lo"

(........)

"gue mau lu habisin seseorang,gue bakalan bayar berapapun yang Lo mau asalkan dia mati" ujar seorang gadis dari balik pintu toilet

(........)

"gue udah kirim fotonya"

(.........)

"terserah lo, kalau Lo mau juga boleh, kalau perlu sampai nggak bernyawa lagi hahaha"

Transmigrasi Ara [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang