Brakkkk
Suara pintu dibuka uka dengan kasar oleh seorang pemuda tampan yang tak lain adalah Alvaro. Ia pun memasuki rumah itu dengan wajah memerah menahan amarahnya.
"lohh nak varo ada apa malam malam gini datang ke kediaman kami" ucap seorang pria paruh baya yang tak lain adalah Tuan Marvel Argantara Daddy Rea. Alvaro pun memandang mereka dengan tatapan tajam perlahan ia pun mendekati Daddy marvel yang tengah berdiri disamping istrinya.
Bughh
Satu pukulan melayang tepat mengenai wajah daddy marvel. Daddy marvel yang tak siap pun terhuyung ke belakang.
"Berani beraninya anda menyakiti gadis saya" teriak Alvaro murka
"Apa maksudnya, saya tidak pernah menyakiti gadis anda" ujar Daddy Marvel takut
"Rea gadis yang telah kau sakiti, berani beraninya kau melukai nya hah,kau bahkan telah menyiksanya bertahun tahun hanya karena sebuah kecelakaan itu kau langsung menuduhnya pembunuh tanpa mencari tau dalangnya, bajingan kalian semua" teriak Alvaro murka dengan air matanya yang menetes membasahi pipinya. Mereka pun terdiam dengan kepala menunduk takut akan aura Alvaro.
Tanpa ba bi bu Alvaro langsung menghajar Daddy marvel dengan membabi buta
Bughhh
Bughhhh
Bughhhh
Krakkkkkk
"Arkkkkkkhhhhh"
Bughh
Suara pukulan dan teriakan menjadi alunan melodi pada malam itu, Alvaro yang mendengar suara rintihan itu pun semakin semangat untuk menghajar Daddy marvel sedangkan mommy Aulia menangis histeris melihat suaminya di hajar
"Nak varo berhenti" teriak mommy Aulia.
"Gibran, Gibran tolong" teriak sang mommy memanggil Gibran. Tak berselang lama Gibran pun turun dengan tergesa-gesa kala melihat sang Daddy tengah dipukul oleh Alvaro. Alvaro yang tak memperdulikan mereka pun tetap menghajar Daddy marvel hingga sebuah yang menahannya membuat nya menoleh dan menatap tajam orang itu
"apa maksud Lo hah" teriak Gibran dengan wajah memerah menahan amarahnya.
"Harusnya gue yang nanya, apa maksud kalian menyiksa Rea hah" teriak Alvaro dengan nada tingginya
"Cihh, dia pantes dapetin itu semuanya, bila perlu dia mati, pembunuh seperti dia tidak pantas untuk hidup" ujar Gibran menekankan kata PEMBUNUH. Alvaro yang mendengar itu pun semakin marah
"Dia nggak pantas mendapatkan perlakuan kasar dari binatang seperti kalian, dan kalian lah yang tidak pantas hidup" ujar Alvaro menatap tajam Gibran.
Sedangkan di sisi lain
"Informasi apa yang kau dapatkan " ujar seorang gadis cantik kepada pria itu
"Nona kecil di jatuh dari tangga nona, sebelum itu dia disiksa kembali oleh mereka " ucap pria itu
"Sialan mereka, dimana dia sekarang?" Tanya gadis itu khawatir
"Nona kecil sudah di bawa ke rumah sakit oleh tuan muda nona" ujar pria itu
"Syukurlah, kau pantau terus mereka, dan suruh beberapa bodyguard untuk menjaga nona kecil dari jauh agar dia tidak curiga" ujar gadis itu dengan datarnya Namum tersirat kekhawatiran yang besar.
"Baik nona" ujar pria itu kemudian pergi meninggalkan gadis itu.
"Luka dibalas dengan Luka" ucapnya dengan aura yang tak sedap.
Balik lagi ke Rea
10 menit berlalu kini dokter yang menangani Rea pun keluar. Aska pun segera menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaan Rea, apa adik saya baik baik saja dok" tanya Aska khawatir
"Non Rea hanya mengalami Luka ringan saja tuan, keadaannya juga sudah membaik, untuk saat ini usahakan agar non rea tidak mengerjakan hal hal berat atau berfikir keras" ucap dokter itu.
"Baiklah, apakah saya bisa masuk?" Tanya Aska
"Bisa tuan, mungkin sebentar lagi non Rea akan sadar" ujar dokter itu
"Terimakasih dok" ucap aska
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan" ujar dokter itu kemudian pergi meninggalkan ruang rawat Rea. Aska pun segera masuk dan duduk di sebelah brankar sang adik.
"Maafin abang princess abang nggak bisa jagain kamu" ujar Aska lirih menatap wajah Rea yang dipenuhi luka dan memar. Aska pun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Cepet ke rumah sakit" ucap Aska
"Oke gue kesana sekarang" ujar orang itu diseberang sana.
Aska pun mematikan sambungan teleponnya sepihak. Perlahan ia menggenggam erat tangan sang adik
"Cepet sadar princess" ujar aska sembari mengecup singkat kening sang adik. Tak berselang lama jari tangan rea bergerak. Perlahan matanya mulai terbuka
"Abangg, awshhh" ujar Rea lirih saat kepala terasa sakit
"Iya princes Abang disini, mana yang sakit biar Abang panggilkan dokter dulu" ujar Aska
"Nggak usah bang" ujar Rea lirih. Tak lama kemudian seorang pemuda datang membuka pintu rumah sakit dengan kasar hingga membuat mereka tergelonjak kaget
Brakkk
Pemuda itu pun segera menghampiri Rea yang menatapnya sembari tersenyum kecil
"Kamu udah sadar, bilang sama aku apanya yang sakit hmm" ucap pemuda itu dengan nada khawatirnya
"Aku nggak kenapa napa kok Gha,kamu nggak usah khawatir" ujar Rea dengan senyumnya
"Nggak kenapa napa gimana,liat wajah kamu banyak luka" ucap Alvaro dengan nada kesalnya. Yaps pemuda itu adalah Alvaro, aska menelpon Alvaro saat dia masuk ke dalam ruang rawat Rea.
"Luka kecil, udah biasa aku mah" ucapnya lirih. Mereka yang mendengar itu pun merasa sesak.
"Abang rea laper" ujar rea manja aska yang melihat itu pun terkekeh kecil.
"Mau makan apa princess biar abang belikan asalkan jangan yang pedas" ujar aska lembut.
"Nasi goreng aja deh" ucap Rea menurut
"Ya sudah tunggu sebentar yaa abang belikan dulu" ujar Aska. Kemudian ia bangkit dari tempat duduknya dan pergi membeli nasi goreng yang diinginkan oleh Rea.
"Kamu kok bisa tau aku disini" tanya Rea penasaran
"Bang aska yang bilang" ujar Alvaro sembari mengusap lembut kepala Rea.
"Kok bisa bang aska bilang ke kamu?" Tanya Rea lagi
"Kan aku pacar kamu jadi wajar lah bang aska bilang ke aku" ujar Alvaro menatap lembut wajah rea
"Kamu yang bilang ke bang kalau kita pacaran" tanya Rea lagi. Alvaro pun menganggukkan kepalanya singkat
"Terus kata bang aska gimana, dibolehin?" Tanya Rea lagi lagi
"Boleh" ucap Alvaro singkat
"Oh ya kapan kamu mau balas mereka" tanya Alvaro.
"Besok, kamu jadi kan bantuin aku" ujar Rea yang tau arah pembicaraan Alvaro
"Of course honey" ujar Alvaro. Tak lama kemudian aska pun datang membawa 3 bungkus nasi goreng dan minuman.
"Nihh nasi goreng nya" ujar Aska sembari memberikan satu bungkus nasi goreng beserta air mineral.
"Nih buat lo" ujar aska memberikan sebungkus nasi goreng kepada Alvaro.
"Thanks" ucap Alvaro dingin. Mereka pun segera memakan nasi goreng nya dengan lahap. 20 menit kemudian mereka pun selesai makan. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 Alvaro pun memutuskan untuk menginap di rumah sakit untuk menjaga sang kekasih.
POV AUTHOR
Haii guyss ceritanya bisa juga kalian baca di aplikasi Fizzo novel dan noveltoon 🖤🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ara [ON GOING]
Fantastik| FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! | Kisah tentang Arabella seorang CEO di perusahaan R'y Company yang mengalami sebuah tragedi kecelakaan mobil yang mengakibatkan dirinya meninggal dan bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis yang berpenampilan c...