Bab 8. Truth or Dare

2.1K 90 1
                                    

Disepanjang jalan menuju kelasnya tak henti hentinya mereka berbincang berbagai topik hingga mereka sampai di kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disepanjang jalan menuju kelasnya tak henti hentinya mereka berbincang berbagai topik hingga mereka sampai di kelasnya.

"Kek ada yang kurang tadi" ujar Reva seraya berfikir
"Kurang apa Rev" tanya Audrey penasaran
"Kurang si Lintah darat ya?" Ujar natasha membuat mereka menatapnya bingung, Natasha pun mendengus pelan kemudian kembali berkata
"Itu loh si Ziana, gue manggil lintah darat because tuh cewek suka nemplok sana sini kek lintah" jelas Natasha, sedangkan mereka hanya mengangguk tanda mengerti
"Iya juga ya, biasanya tuh cicak bakalan bikin drama" ujar Audrey
"Apalagi sok polos, mana ngomongnya sok imut imut lagi gitu bikin jijik tau nggak" ujar Reva dengan nada jijiknya
"Ziana siapa?" Tanya Rea penasaran (gimana nggak penasaran coba si Rea asli nggak ngasih semua ingatan nya Syih)
"Ziana tuh cewek menye menye kek lintah darat suka nemplok tuh sama Regan and the geng, sok polos tapi aslinya kek jal*Ng, dia adek kelas kita, dia dulu pernah bantuin lo pas Lo lagi di bully tapi tuh anak bantuin lo cuman nyari muka doang, nggak ikhlas dia mah, dan yang perlu lo tau dia penyebab lo di bully sampai berujung masuk rumah sakit" jelas Reva panjang lebar bak rumus MTK. Rea pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti
"Zia tuh siapanya Regan?" Tanya Rea penasaran, para sahabat nya pun saling pandang kemudian menganggukkan kepalanya
"Katanya sih baru katanya nih si lintah darat tuh pacarnya Regan" ujar Reva Rea pun menganggukkan kepalanya paham.
"Tapi lo harus hati hati sama Zia" ujar Dila memperingatkan
"Kenapa?" Tanya Rea bingung
"Nggak kenapa napa sih gue cuman ngingetin lo aja" ujar Dila
"Asyiaap" ujar Rea hormat
"Ehh bosen nihh main game yuu" ajak Natasha semangat.
"boleh juga tuh gue juga bosen btw mo main game apaan, gue gak bisa main game hehe" ujar Rea cengengesan
"Hmmm" balas Natasha seraya berfikir, tak berselang lama sebuah lampu muncul di atas kepalanya
"Ahaa gue punya ide, gimana kalau kita main truth or dare aja sekelas biar rame mumpung jam kos" ucap Natasha menaik turunkan alisnya
"Boleh juga tuh" ujar Reva setuju
"Woii para soib laknat ku kuyy main game yuu" ujar Audrey sedikit berteriak sontak membuat mereka menutup telinganya
"Pecah lama lama gendang telinga gue" batin mereka pusing dengan tingkah Audrey yang suka sekali berteriak mau heran tapi ini Audrey
"Game apa Drey" tanya salah satu siswa bername tag ~ Devano Xenzvell Rizaldy panggil saja dia Vano si bendahara Kelas XI MIPA 2
"Truth or Dare" jawab natasha
"Boleh juga tuh kek nya seru" ucap seorang gadis cantik bername tag ~ Felicia Xianne Arqilla panggil saja dia Cia si ketua cheer leaders di BIHS
"kuyy bentuk lingkaran duduk di lantai aja biar semuanya ikut" ujar Natasha . Mereka pun segera duduk membentuk sebuah lingkaran kemudian Natasha pun mengambil sebuah botol Aqua dan meletakkannya di tengah tengah lingkaran.
"Kalian udah tau kan gimana cara mainnya?" Tanya natasha menatap semua teman temannya. Mereka pun menganggukkan kepalanya bersamaan tanda paham.
"Oke, kalau gitu gue yang mulai duluan ya" ujar natasha
"Sip/okeh" ujar mereka bersamaan. Natasha pun memutar botol minum itu tak berselang lama botol minum itu pun berhenti dan mengarah ke seorang pemuda yang tak kalah tampan ~ Xavier Alexander Rizaldy panggil saja dia Xavier
"TRUTH OR DARE?" tanya natasha. Xavier pun nampak terdiam dan berfikir sejenak
"DARE, gue pilih DARE" ujar Xavier dengan muka datar andalannya
"Hmm" ucap Natasha seraya berfikir kemudian ia pun tersenyum smirk
"Gue tau lo suka sama cewek di kelas ini and karena lo pilih DARE gue tantang lo buat nyantain perasaan lo ke dia sekarang, gimana berani nggak?" Tantang Natasha seraya menaik turunkan alisnya tak lupa pula senyum nya yang masih terpatri di wajahnya. Xavier menghela nafas berat kemudian ia pun menganggukkan kepalanya
"Oke" ujar Xavier ia pun segera berdiri dan duduk disebelah seorang gadis cantik yang tak lain adalah sahabat Rea.
"Re gue suka sama Lo udah lama, gue juga bukan orang yang romantis sama cewek tapi gue bakal usaha buat lo,Lo mau nggak jadi pacar gue, gue bakalan jagain lo semampu gue walaupun nyawa taruhannya" ujar Xavier dengan lembutnya penuh keyakinan sedangkan para teman-temannya melongo mendengarnya seorang Xavier Alexander yang notabennya siswa berprestasi yang dinginnya bak kulkas 50 pintu ngomong panjang lebar dengan seorang gadis wahh Daebakk. Reva pun menatap netra hitam legam milik Xavier tidak ada kebohongan yang ia temukan.
"Vier Gue juga suka sama Lo" ucap Reva lembut tak lupa dengan senyumnya yang manis mampu membuat kaum Adam meleleh.
" Lo mau nggak jadi pacar gue?" Tanya Xavier lagi dibalas anggukan kecil oleh Reva. Xavier pun tersenyum senang dan memeluk erat tubuh Reva, ia pun membalas pelukan Xavier tak kalah erat.

"Ekkhhemmm" dehem Natasha.
"Pacarannya di pending dulu kita lanjutin lagi permainannya" ujarnya lagi, mereka pun kembali melanjutkan permainannya dengan Xavier memutar botol minum itu. Tak lama kemudian botol minum itu pun berhenti tepat menunjuk Audrey.setelah sekian kali memutar botol minum itu hingga putaran terakhir yang mengarah tepat ke arah Rea
"Anjir apes bet dah gue" batin Rea kesal
"TRUTH OR DARE?" Tanya seorang gadis bernama ~ Keysha salah satu fans fanatiknya Dragster (geng nya Regan)
"TRUTH " jawab Rea singkat
"Oke! Lu masih suka sama Regan? Kenapa lu tiba tiba berubah penampilan apa Lo mau narik perhatian Regan atau lu mau gantiin posisi Zia sebagai primadona BIHS?" Tanya Keysha. Rea pun menghela nafas panjang dan menjawab pertanyaan beruntun Keysha
"Pertama Gue nggak suka sama dia dulu gue khilaf bisa suka sama cowok modelan kek ubur-ubur kecebur got terus yang kedua gue berubah penampilan karena capek berpenampilan cupu ketiga gue nggak narik perhatian Regan keempat gue juga nggak tertarik buat rebut posisi si Zia nggak minat juga" ujar Rea dengan nada santai santai ngegasnya. Mereka pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Tak lama kemudian bel pulang sekolah berbunyi nyaring terdengar ke seluruh penjuru sekolah elite. Seluruh siswa maupun siswi bergegas menuju parkiran dan pulang kerumah masing masing termasuk Rea dan kawan-kawan. Mereka pun segera bergegas menuju parkiran melewati koridor sekolah yang sepi bak kuburan.
"Napa sepi yakk?" Tanya Audrey
"Kan udah pada pulang, ya sepi lahh gimana sih Lo oon bet dah, heran gue" ujar Reva malas.
"Enak aja Lo bilang gue oon gini gini gue pinter juga ya dapet ranking 5" ujar Audrey bangga
"Elahh 5 dari belakang kok bangga" sindir Natasha
"Bangga lahh dari 35 siswa gue dapet ranking 5 dari belakang pun kudu bangga senggaknya bukan yang paling belakang" jelas Audrey tak mau kalah
"Sama aja Lo goblok" ujar Dila heran dengan isi otak Audrey
"Tutor pinternya dong Re Lo kan Queen pararel" ujar Audrey. Rea pun nampak berfikir sejenak
"Kerjain orang gapapa kali ya" batin Rea senang
" Caranya gampang Drey entar Lo kalau dah sampai rumah Lo ambil buku apa aja bebas terus Lo ambil ember emak Lo terus potong potong sama bukunya habis itu Lo blender jangan lupa tambahin es batu sama air nah kalau udah jadi langsung diminum dijamin besoknya pinter" ucap Rea panjang lebar. Audrey pun menganggukkan kepalanya
"Fiks gue harus coba pasti gue jadi pinter" ujar Audrey percaya akan ucapan Rea. Mereka yang mendengar ucapan yang keluar dari mulut Audrey pun tertawa terbahak-bahak
"Nih anak goblok apa gimana ya mana ada blender buku bisa pinter" batin mereka (-audrey) heran
"Kalian kenapa ketawa?" Tanya Audrey heran
"Lo percaya kata Rea tadi?" Tanya Dila
"Iya kenapa emangnya?" Tanya Audrey dengan polos oon nya
"Gue cuma bercanda Drey hahaha " ucap Rea diselingi tawanya. Audrey pun mendengus kesal
"Lo Napa jadi oon banget Drey" ucap Reva asal ceplas-ceplos tanpa difilter dulu kata katanya (mau heran tapi ini Reva)
"Gini nihh efek kelamaan jomblo ngaruhnya ke otak" ejek natasha
"Udah udah jangan ribut mending kita pulang bentar lagi hujan kayaknya" ujar Dila melerai mereka
"Kuyy lahh gas" ucap Reva. Mereka pun segera menaiki kendaraannya masing-masing dan pergi meninggalkan area parkiran sekolah.20 menit kemudian Rea pun sampai di mansion Argantara. Ia pun segera memarkirkan mobilnya dan segera masuk kedalam.Saat akan naik ke lantai atas menuju kamarnya seorang laki-laki menghalangi jalan nya
"habis dari mana Lo" tanya Gibran datar
"Sekolah lah ya kali gue manjat pohon " jawab Rea dengan nada sinisnya
"Nga..~"
"Minggir Lo gue mau ke kamar, ngalangin jalan gue aja Lo" ujar Rea memotong ucapan Gibran, ia pun segera pergi meninggalkan Gibran yang masih terdiam menatap Rea heran.
"Emang amnesia bisa merubah sikap orang?" Batinnya bertanya tanya. Gibran pun segera pergi meninggalkan kediaman keluarga Argantara menuju markas Dragster.

*Ceklekk*

Pintu kamar dibuka oleh seorang gadis yang tak lain adalah Rea. Ia pun segera masuk ke dalam kamar nya dan menutup pintunya.Rea pun merebahkan tubuhnya di atas kasur Queen size empuk miliknya.
"Gimana ya keadaan mommy, Daddy sama abang" ucapnya lirih
"Ap~

Transmigrasi Ara [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang