Bab 34. Fuck Boy!!

893 47 5
                                    

"jadi ke cafe kan?" Tanya Reva yang sudah siap dengan pakaian santainya
"Jadi lah yuk berangkat" ujar Audrey semangat
"Gue g ikutan deh lagi males" ujar Rea yang masih santai bergelut dengan selimutnya begitu pula dengan Dilla yang masih terlelap disamping Rea.
Audrey dan Reva nendecak pelan kemudian menganggukkan kepalanya singkat.
"Gue nitip Dessert strawberry sama Coklat Oreo buat Dilla" ujar Rea
"Siyappp dahh " ujar Reva kemudian bergegas pergi menuju sebuah cafe yang sedang viral itu.
"Bosen bener dah gua" ujar Rea sembari memandangi langit-langit di kamarnya.
Perlahan tangannya mengambil sebuah benda pipih yang terletak di atas meja samping tempat tidurnya.
"Alvaro kemana si dari kemarin ngga pernah chat gue" ujar Rea sedikit kesal dengan manusia satu ini
"Nih juga si zidhan spam spam mulu dah" ucapnya lagi saat melihat notifikasi dari zidhan.
"Gila nih anak 50 kali dia telpon gua pesannya aja 150 cuyy wahh sultan nih banyak kuota pasti" ujar rea terherman-herman.( Ngeri dah sama Rea)

Sedangkan di sisi lain

"Kamu jadi kan temenin aku ke cafe" ujar seorang gadis cantik yang tengah berbaring di atas tempat tidur
"Jadi by, siap siap gih" ujar seorang pemuda yang tak lain adalah kekasihnya
"Bentar lagi by, aku masih mau bobok disamping kamu" ujar gadis itu lagi
"Oiya, kamu belum bilang tentang hubungan kita?" Tanya gadis itu mendongakkan kepalanya memandang wajah tampan sang kekasih ( dihh gantengan juga mingyu)
"Belum by, aku lagi nyari waktu yang tepat" ucap pemuda itu
"Tapi kapan sayang" tanya gadis itu sedikit kesal.
"1 Minggu lagi, mungkin" balasnya sembari mengusap lembut puncak kepala gadis itu.
"Hmmm, baiklah tapi beneran ya" ujar gadis itu
"Iya by" balas sang kekasih.

*********

"Lo mau pesen apa Drey?" Tanya Reva sembari melihat lihat menu yang ada di cafe Xxxxxxxxx.
"Gue mau ice blue topingnya caramel sama lava cake topping matcha" ujar Audrey
"Punya sama samain aja mbak" balas Reva
"Baik kak, tunggu sebentar ya " ujar seorang pelayan kemudian pergi meninggalkan meja tempat Reva.
Reva mengalihkan pandangannya ke arah lain hingga netranya berhenti tepat menatap seorang pemuda yang baru saja memasuki cafe Xxxxxxxxx dengan seorang gadis yang mungkin seumuran dengannya.
"Bukannya itu Alvaro pacarnya Rea? Terus siapa tuh cewek??" Batin Reva bertanya tanya
"Rev, oyy ngapa lu ngelamun " ujar Audrey membuyarkan lamunan Reva
"Eh ha anu" ujarnya sedikit kaget.
"Apa??" Tanya Audrey penasaran
''Lo liat orang yang duduk di meja nomor 14, itu bukannya Alvaro pacarnya Rea?" Ujar Reva sembari memandang Alvaro
Audrey yang penasaran pun ikut menoleh ke arah yang dibilang oleh Reva dan benar saja kini Alvaro tengah bersama seorang gadis.
"Lah iya ya, siapa tuh cewek" ujar Audrey penasaran
"Foto Drey, siapa tau penting" ujar Reva memberi ide.
Audrey pun segera mengambil ponselnya dan mengarahkan ke arah belakang.

Cekrekkk

Cekrekkk

"Cihh Fuck Boy tuh orang" ujar Reva berdecih
"Tapi gue mas~

" Ini pesanannya kak" ujar seorang pelayan memotong ucapan Audrey
"Makasih mbak" balas keduanya.

*************

"Dil bangun dasar kebo lu" ujar Rea sedikit berteriak namun tak mampu membangunkan Dilla.
"Hadehh nih anak tidur apa mati suri sih" ujarnya berdecak kesal.
"Mana laper lagi si Reva juga belum balik terpaksa dah gua turun kebawah mana males banget " ujarnya dramatis.
"Dah lah turun aja dari pada gue kelaparan " ucapnya lagi kemudian bergegas menuju ruang makan.

Tapppp

Tapppp

Tapppp

Tapppp

Suara langkah kaki menuruni tangga terdengar membuat atensi mereka beralih menatap ke sumber suara terlihat seorang gadis cantik dengan pakaian santainya tak lupa rambutnya yang berantakan khas seperti orang yang baru bangun tidur siapa lagi kalau bukan Rea.

"Apa Lo liat liat mau gua colok tuh mata biar keluar?" Tanya Rea emosi sembari menatap tajam wajah Ziana
"A-aku~
"Ga usah sok gagap deh Lo biasanya juga nyabe" ucap Rea cepat memotong ucapan Ziana
"Baby" ujar seorang pria dari arah pintu samping dapur. Rea yang mendengar suara itu pun menoleh.

"Bang aska " batin Rea. Sebuah senyuman terukir indah di wajah Rea.
"Bang askaaa" ujar Rea bergegas menuju ke arah Sang kakak
"Jangan lari baby, nanti jatuh" peringat Aska namun tak di gubris oleh Rea ia justru mempercepat langkahnya.

Grepppp

"Rea kangen Abang" ujar Rea sembari memeluk erat tubuh sang kakak
"Abang juga kangen, oiya Abang udah masakin makanan kesukaan Rea spesial Abang bikinin buat kamu" ujar Aska lembut sembari mengusap lembut kepala Rea.
"Wahhh beneran bang?" Tanya Rea senang
"Iya baby, sekarang kamu tunggu dikamar Abang ya biar Abang yang bawakan makanannya" ucap aska lembut
"Siapp komandan" ujar Rea memberi hormat
"Wleeee jangan iri ca cabe, hahahaha " ejek Rea kepada Ziana, kemudian pergi menuju kamar Aska.
"Saya harap kalian sadar dengan apa yang kalian lakukan kepada adik saya terutama lo, Lo cuman Orang asing yang numpang di rumah keluarga saya jadi sebaiknya anda sadar diri dan jangan pernah macam macam kepada adik saya, dan kamu Gibran saya harap kau tidak menyesal nanti" ujar aska panjang lebar kemudian pergi menuju kamarnya sembari membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan segelas susu strawberry.

"Sialan lo Rea, gue bakalan bikin semua orang yang lo sayang berpihak sama gue" batin ziana semakin emosi.

Sedangkan di sisi lain

"Ziana Ziana ternyata Lo cukup bodoh ya" ujar seorang gadis menatap fokus laptop didepannya.
"Dasar j*****g murahan" balas seorang pemuda
"Jadi bagaimana apa kita bongkar sekarang atau bermain-main lagi dengannya " tanya pemuda itu
"Kita bermain-main dulu sampai puas" ujar gadis itu.
" Baiklah kalau begitu " balas pemuda itu tak ambil pusing.
"Lalu bagaimana dengan pemuda itu apa yang akan kau lakukan dengannya " tanya pemuda itu
"Aku akan bermain main dengannya, kau tau kalau aku sangat membenci penghianatan walaupun sekecil apapun itu " ujar gadis itu
"I know, apa yang akan kau lakukan?" Tanya pemuda itu
"Hehh, aku akan menghancurkannya secara perlahan" ujar gadis itu dengan senyum smirk andalannya
"Caranya?" Tanya pemuda itu bingung
"Apakah kau tidak punya otak untuk berfikir kenapa kau bertanya terus kepada ku" ujar gadis itu
'' gua punya otak, ya kali kagak punya" ujar pemuda itu tak mau kalah
"Lalu kenapa kau tidak berfikir sendiri bagaimana rencananya bukankah kau punya otak, jadi gunakan otakmu untuk berfikir jangan bertanya terus kau manusia apa anaknya Dora?'' tanya gadis itu mulai kesal.
"Ya gue manusia lah ya kali dora. Mana ada Dora secakep gua" ujarnya narsis
"Dih iya cakep kalau dilihat dari lubang sedotan " balas gadis itu.
"Sia~

Transmigrasi Ara [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang