⚠️ harsh word.
cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli seorang idol.***
"Ini apartemennya aman kok, Lis. Deket juga kan ke kantor? Kalo ada apa-apa bisa panggil gue, ya. Gue di sebelah sana," ucap Mingyu sambil menunjuk salah satu apartemen melewati tiga apartemen dari tempat mereka berdiri.
"Mau gue bantu beres-beres?" tawar Mingyu membuat Lisa tersenyum.
"Gak usah, lo udah bantu nyari apartemen buat gue. Maaf ngerepotin."
Mingyu tertawa mendengarnya lalu mengusap rambut Lisa. "Ngerepotin apa, sih, cantik? Gue malah bahagia bisa di repotin sama lo. Tapi maaf banget nih, ya. Tadi cuma basa-basi doang, soalnya gue juga mau ada pemotretan," ucap cowok itu sambil tertawa.
Lisa tertawa mendengar alasan Mingyu, "Iya deh, pak fotografer yang sibuk. Udah sono kerja gih," cibir Lisa sambil mendorong pelan bahu Mingyu.
"Jadi gue diusir nih?" Mingyu memajukan mulutnya beberapa senti.
"Iya! Hus, hus," usir Lisa, tak lupa dengan gestur tangan yang mengusir.
"Ya udah, gue duluan, ya. Bye-bye, cantik."
Lisa mendengus melihatnya, dasar Mingyu ini.
Gadis itu kemudian melirik ke seluruh sudut apartemennya, lalu menghela napasnya pelan.
Apartemen yang dipilih Mingyu termasuk lumayan juga, hanya saja biaya sewanya cukup mahal menurutnya. Ya, semoga saja ia dapat mengirit nanti.
Mungkin ini yang paling aman, menjauh dari Jaemin.
Gadis itu kemudian tersenyum saat mendapat satu pesan dari Sehun yang memberinya semangat.
Setelah mengetikan pesan balasan, cewek itu mulai meregangkan otot-otot nya dan mulai merapikan apartemennya yang berdebu.
***
Sudah seminggu ini Lisa tak bertemu dengan Jaemin. Sebenarnya, Jisoo juga beberapa kali menanyakan perihal kepindahannya dan menyuruhnya untuk bermain sebentar dengan si kembar di rumahnya.
Hanya saja, Lisa yang tak mau bertemu dengan Jaemin beralasan banyak pada sahabatnya itu.
Senyum Lisa mengembang saat menyadari bahwa ini hari anniversary hubungannya dengan Sehun.
Saat ini, gadis itu tengah berjalan ke arah apartemen Sehun sambil membawa hadiah yang berada di tangannya.
Gadis itu tak memberitahu Sehun perihal kedatangannya. Sehun juga sudah memberitahu password dan juga tempat dimana ia tinggal.
Maka dengan hati-hati Lisa membuka pintu apartemen Sehun. Namun seketika, senyumnya meluntur kala melihat beberapa pakaian yang berserakan di lantai dengan bunyi decapan lidah dari kedua orang yang tengah bergumul di kasur.
Lisa menjatuhkan barangnya dengan menutup mulutnya sambil menatap ke depannya.
Di sana, ia melihat secara langsung Sehun dan gadis berambut pendek tengah melakukan hubungan badan.
Mata Lisa berkaca-kaca di sana, benar firasat ayahnya, jika Sehun bukan lah lelaki baik-baik.
"L-lisa." Sehun terbata di sana, cowok itu lalu memakai boxernya dengan cepat dan berjalan ke arah kekasihnya ini.
"S-sayang, aku bisa jelasin," ucap Sehun sambil memegang bahu Lisa.
Plak!
Lisa menampar pipi Sehun dengan keras. "Brengsek! Mati aja lo sana!"
Lisa kemudian melirik ke arah perempuan yang tengah menutupi tubuh telanjangnya itu, "L-lo juga cewek bangsat! Gatel!" umpat Lisa sambil menjambak rambut perempuan itu.
"Lis ... LALISA!" Sehun menarik tangan Lisa agar menjauh, lalu menatap gadis itu tajam.
"Kamu tahu kenapa aku selingkuh di belakang kamu?" Sehun mengacak-acak rambutnya frustasi saat melihat gadis itu tengah berkaca-kaca. "Papa kamu gak pernah setuju sama hubungan kita!"
Lisa menghela napasnya kasar, lalu tertawa sumbang, "Gara-gara papa gue, lo bilang?"
"Lo gak tahu? Setiap malem gue selalu nunggu balasan dari lo, sialan! Tapi apa yang gue dapet? Aktifitas bejat lo sama jalang ini!" ucap Lisa sambil menunjuk perempuan yang menjadi alasan mengapa ia bertengkar. "Bener kata papa gue, lo cowok brengsek!"
Setelah berkata seperti itu, Lisa melempar kue yang dibawanya tadi ke arah Sehun. Membuat wajah itu berlumuran cream, "Makan tuh kue, bangsat!"
Lisa mengacungkan jari tengahnya kepada Sehun, lalu pergi dari sana setelah melemparkan satu pot bunga yang ia sadari jika itu adalah hadiah anniversary hubungan mereka tahun lalu.
***
Sudah dua Minggu semenjak kejadian perselingkuhan Sehun, Lisa tampak baik-baik saja sekarang.
Awalnya, gadis itu sering kali menangis tanpa sebab jika mengingat kejadian yang menimpanya itu.
Sia-sia ia kembali ke negara ini hanya karena lelaki bejat seperti Sehun.
Seharusnya, ia mendengar apa yang dikatakan papanya saja.
Gadis itu kemudian menghela napasnya pelan. Benar kata orang bahwa cinta itu buta.
"Guys! Club yuk," ajak Jihyo yang tahu-tahu sudah berada di tengah-tengah mereka.
"Baru gajian nih, enak kali foya-foya," lanjut gadis itu sambil tertawa.
Mingyu hanya manggut-manggut saja menyetujui, diikuti oleh Rose yang juga merindukan malam bebasnya, sudah lama juga mereka tidak bersenang-senang.
"Lo, Lis, ikut gak?" tanya Mingyu pada Lisa yang hanya diam saja. Lelaki itu menepuk pelan bahu gadis itu. Membuat Lisa tersentak dan mengerutkan dahinya perlahan.
Rose yang tahu jika Lisa nampak tak fokus berujar, "Gue Jihyo Mingyu mau ke club, malem ini. Lo mau ikut gak?"
Lisa berpikir sejenak sebelum menganggukkan kepalanya.
Yah, tidak ada salahnya bersenang-senang, kan?
Lagipula, pikirannya tengah runyam saat ini. Bukan saatnya memikirkan hal-hal yang membuat kepalanya berdenyut nyeri. Dan waktunya bersenang-senang.