Jaemin memeluk pinggang Lisa dengan kepala yang berada di dada gadis itu. Sementara Lisa nampak terkekeh di sana dan terus mengusap lembut rambut cowok itu. Jaemin terlihat begitu menggemaskan di matanya. Apalagi dengan sorot mata yang tak mau ditinggal.
Sepulang dari kantor tadi, lelaki itu terus saja meminta maaf kepadanya membuat Lisa tak habis pikir. Lagipula, tidak sepenuhnya Jaemin salah di sini. Ya, lelaki ini hanya terbawa emosi karena Sehun.
Mengenai Sehun, Lisa tak mau memikirkan lelaki itu lebih jauh lagi. Begitu menjijikan rasanya ketika mengingat dirinya pernah memiliki ikatan dengan pria gila itu. Beruntungnya, Jaemin datang dan menghajarnya. Membuat Lisa sedikit banyaknya tenang karena rasa kesalnya terbalaskan.
Gadis itu lalu menghela napasnya kasar di sana. Ucapan Sehun di kantor tadi begitu terngiang-ngiang di otaknya. Entah apa yang gadis itu lakukan, saat ini ia tengah melirik ke arah sang kekasih. Menatap lelaki itu dengan pandangan sendu, pikirannya terus bercabang dengan dada yang bergemuruh takut. Ia takut jika Jaemin akan meninggalkannya.
"I'm not a virgin," ungkap Lisa setengah ragu pada Jaemin. Tatapannya tak lepas dari mata sang kekasih yang saat ini tengah terpejam.
Hanya dehaman yang di dapat Lisa dari mulut Jaemin. Lelaki itu malah tampak menyamankan tubuhnya di dekapan sang gadis.
Lisa menghela napas samar, berpikir jika lelaki itu tengah mendiaminya. "Gue udah gak perawan, Jaemin," ucapnya sekali lagi.
Berbeda dengan balasan kala Lisa mempernyatakan kalimat pertama, kali ini Jaemin merespon dengan alis yang menukik, matanya menyorot teduh ke arah netra sang gadis, kebingungan tercetak jelas di wajahnya, "Terus?"
Mendengar jawaban dari Jaemin membuat Lisa menggeleng tak habis pikir, "Sehun yang ngambil keperawanan gue."
"I don't care, itu cuma masa lalu," balas lelaki itu dengan entengnya.
"Boong, lo pasti bakal ninggalin gue nanti." Mendengar kalimat nyeleneh dari Lisa membuat Jaemin terduduk, lelaki itu menatap Lisa dengan senyum simpulnya.
"Gue gak bakal ninggalin lo," balas lelaki itu tenang, pun ia memfokuskan dirinya ke arah sang gadis. Menghalau jika saat ini kekasihnya itu tengah berperang dengan pikiran negatif mengenai ucapan Sehun waktu itu.
"Gue cewek kotor, Jaemin."
"Ayo mandi," ajak Jaemin seraya berdiri membuat Lisa menghela napasnya lelah.
"Bukan kotor yang itu, gue cewek gak bener!" Nada yang diucapkan Lisa naik beberapa oktaf, "Gue serius," tekan Lisa sekali lagi.
Raut wajah yang tadi di tampilkan Jaemin tak sehangat tadi mendengar Lisa yang begitu keras kepala. Ada emosi yang dapat Lisa rasakan sampai membuat jantungnya berdenyut takut, pun dengan sorot mata yang Jaemin tampilkan, membuat gadis itu berdiam tak berkutik.
"Jangan nguji kesabaran gue, kak. Gue gak pernah peduli apapun yang lo lakuin di masa lalu," tekan Jaemin lagi.
Seolah tak mau kalah dengan pemikiran Jaemin, Lisa kembali menggeleng, gadis yang beberapa detik lalu itu terdiam kini malah merespon dengan tak gentarnya, "Tapi lo pantes dapat yang lebih baik dar--"
"Gue gak peduli," tekan Jaemin tak suka dengan kalimat Lisa. "Lo kalo mau ngajakin gue berantem mending gak usah." Lelaki itu lalu keluar dari kamarnya, meninggalkan Lisa yang menatapnya dengan pandangan kosong.
Hingga punggung Jaemin tak terlihat lagi, Lisa menunduk di sana, menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan dengan kaki sebagai penopang.
Kenapa rasanya sesak sekali?
Jaemin kecewa padanya. Dan itu salahnya.
***
Teriakan heboh terdengar di seisi sirkuit. Lagi dan lagi Jaemin memenangkan pertandingan kali ini.
"Jangan dulu pulang lah, Jaem. Lo jarang main sama kita," balas Lucas membuat Jaemin menoleh padanya.
Lelaki itu melirik ke arah ponselnya, lalu menghela napas lelah saat tak mendapat satupun pesan dari Lisa.
"Boleh."
Suara sorakan terdengar di sana saat sang pemeran utama berhasil dibujuk.
"Di tempat biasa." Jaemin mengangguk, lalu melajukan motornya ke arah sebuah club di sana.
"Lo boleh coba-coba dulu. Dan yang terakhir itu, dia masih perawan," bisik Lucas tepat di telinga Jaemin sambil terkekeh di akhir.
Lelaki itu lalu mengedipkan sebelah matanya pada perempuan dengan pakaian terbuka itu di sana, lalu meninggalkan Jaemin seorang diri.
"Hai." Seorang wanita duduk di sebelahnya, sementara Jaemin nampak tak peduli. Lelaki itu hanya menyesap sedikit whiskey nya dengan pikiran yang melayang ke arah kekasihnya.
"Uhm, ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu lagi, namun Jaemin tak memperdulikannya.
Lamunan Jaemin terhenti saat wanita itu dengan lancang menyentuh dadanya. "Gue gak butuh," ucap lelaki itu dingin, lalu berlalu dari sana.
Sial, kenapa ia harus kembali ke neraka ini?
Walaupun dalam artian bersenang-senang, ia rasa, ini hanyalah ide buruk. Pikirannya hanya tertuju pada Lalisa saja.
"Jaem, mau kemana woy?!" Teriakan dari Lucas sama sekali tak Jaemin gubris, lelaki itu malah mempercepat langkahnya.
Lalisa, fokusnya saat ini.
***
Ceklek!
Jaemin membuka pintu kamarnya dan menemukan seorang gadis yang sudah terlelap di sana. Lelaki itu berjalan dengan perlahan ke arah gadis itu, raut khawatir tertangkap jelas di sana.
Hatinya teriris ketika menyadari ada jejak air mata yang mengering di pipi gadis itu, Jaemin lalu mengecup pipi Lisa sekali.
"Maaf."
Ia harap, dirinya tak kekanak-kanakan seperti tadi. Mood gadis itu memang terkadang naik turun dan tak seharusnya ia meninggalkan kekasihnya ini seorang diri.
Lisa membuka matanya perlahan, yang pertama kali ia lihat adalah presensi kekasihnya yang menatapnya dengan raut wajah teduh. Tangisnya kembali pecah saat itu juga, membuat Jaemin segera menarik tubuh Lisa ke pangkuannya.
"Sttt, maaf," ucap Jaemin sambil mengelus punggung gadis itu.
"G-gue ... gue yang salah."
"Jangan nangis." Lelaki itu mengusap lembut pipi Lisa membuat tangis gadis itu berhenti sambil sesekali cegukan, lalu memeluk kekasihnya itu.
Jaemin memeluk erat tubuh Lisa sambil menghirup wangi dari kekasihnya ini, "Jangan ngomong gitu lagi, sampai kapanpun, gue gak bakal ninggalin lo."
Lisa mengangguk mengerti, gadis itu terus menyalahkan dirinya sendiri perihal mood nya yang sering naik turun dan malah membuat masalah seperti ini.
Lisa melepaskan pelukannya, lalu menatap dalam pada netra kekasihnya itu, "Can you trust me?"
Jaemin menatapnya dengan senyuman simpul, "Whatever you do, i trust you."
"Making love with me."
***
Part ini agak cringe gak sih? Dari kemaren aku tulis-hapus-tulis-hapus karena gak mudeng sama part-nya.
Kalian geli juga gak bacanya?
Untuk part selanjutnya unboxing gak nih?