"Cewek mana nih yang berhasil ngebuat lo babak belur kayak gini?" tanya Lisa seraya memasukkan kapas ke dalam air dan menggantinya dengan kapas baru, kemudian menuangkan sedikit alkohol di sana.
Baru saja hendak mengusap kembali darah yang mulai kering di wajah Jaemin. Lisa seketika membeku saat mendengar balasan yang dilontarkan oleh cowok itu mengenai pertanyaan nya sebelumnya.
"Lo." Jaemin terdiam dengan tatapan yang tak dapat teralih dari Lisa. "Lo kenapa nanya terus?" lanjutnya.
Lisa yang salah tingkah langsung mengusap lehernya yang tak gatal. Ia tadi berpikir jika Jaemin berkelahi gara-gara dirinya. Namun cowok itu ternyata hanya menggodanya saja. "Iya, iya, gue diem."
"Lo tahu, obat yang paling mujarab supaya luka gue cepet sembuh, apa?" tanya Jaemin membuat dahi Lisa mengerut.
Lisa tampak berpikir sebentar, sebelum berujar, "Gue bukan dokter, sih." Gadis itu menghentikan ucapannya, sebelum kembali berujar, "Jadi ... gue gak tahu," ujarnya sambil menampilkan deretan giginya.
"Ini," ujar Jaemin sembari mengecup bibir Lisa. Membuat Lisa terdiam sebelum memukul bahu cowok itu.
"Jaemin!"
Jaemin tertawa pelan melihat Lisa yang nampak kesal, jika saja ia tak terluka, tawa kerasnya sudah pasti mengudara saat ini.
"Kak, gue lagi sakit," ujar cowok itu sambil mengaduh kesakitan saat Lisa yang membabi buta memukulnya.
"Maaf, lagian salah lo. Kenapa nyium gue?" Lisa yang masih kesal berujar sinis.
"Dulu juga kita sering ciuman, kan? Lo bahkan sering nyium gue duluan," kata Jaemin santai
"Itu dulu, Jaemin. Gue cuma gemes ngeliat lo," balas Lisa tak terima. Enak saja mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti ini.
"Anggep aja gue juga gemes," balas Jaemin sekenanya.
Balasan dari Jaemin membuat Lisa terdiam, cowok itu selalu menggampangkan setiap hal. Dengan perilakunya yang seperti ini dengan Jaemin, sama saja Lisa selingkuh, kan? Lisa tak mau dicap seperti itu.
"Jangan kayak gini ke gue, Jaem," ujar Lisa kemudian. Menurutnya, perilaku Jaemin padanya sudah keterlaluan"Kenapa?" tanya Jaemin dengan pandangan yang berbeda.
"Gue udah punya pacar."
Mendengar balasan dari Lisa sontak saja membuat Jaemin tertawa.
"Gak lucu," balas Lisa kesal pada Jaemin yang bersikap sekenanya.
Mendengar balasan Lisa membuat Jaemin menghentikan tawanya, "Gue juga udah punya pacar kali, kak. Lo gak usah khawatir, gue kayak gitu ke setiap cewek kok."
Lisa terdiam sebentar sebelum kembali berujar, "Bagus deh. Tapi jangan dibiasain, kasian cewek lo."
"Iya," jawab Jaemin singkat.
"Gue mandi dulu." Lisa izin pada Jaemin setelah selesai mengobati lelaki itu, yang diberi anggukan pelan oleh Jaemin.
Jaemin menatap kepergian Lisa dengan tatapan dingin. "Sial, Lalisa."
***
Lisa terbangun dari tidurnya saat mendengar handphone nya yang berbunyi. Dengan mata yang terpejam gadis itu mengangkat telepon dari orang tersebut.
"Lo ngapain aja, Lice? Gue udah nelepon dari tadi." Suara Jisoo langsung terdengar di telinganya, membuat mata gadis itu kembali terbuka. Lisa melirik pada ponselnya dan benar saja, ada 10 panggilan tak terjawab atas nama sahabatnya di sana.
"Ini jam satu pagi, jelas gue tidur, Kim Jisoo," balas Lisa gemas, gadis itu menguap dan mencoba tidur lagi sebelum suara petir terdengar di luar sana, membuat matanya melotot seketika.
"Jaemin ... dia ada di sana, kan? Gue khawatir. Lo tahu, kan, dia takut petir?" Terdengar nada khawatir di seberang sana.
"Iya dia ada di sini, biar gue yang urus." Setelah berkata seperti itu, Lisa segera mematikan sambungan teleponnya dan beranjak ke arah ruang tamu.
Melihat Jaemin yang meringkuk di sofa dengan tubuh yang gemetar membuat Lisa seketika cemas dan melangkah dengan cepat ke arah cowok itu.
Gadis itu segera memeluk Jaemin seraya mengusap lembut punggung lelaki itu, "Tenang, ini gue."
"Pindah ke kamar, ya?" ucap Lisa saat petir di luar sana mulai tak terdengar lagi.
Jaemin mengangguk, lalu berjalan pelan diikuti oleh Lisa. Gadis itu menyelimuti Jaemin sambil menepuk pelan rambut cowok itu.
Sementara Jaemin nampak tenang sambil memeluk perut Lisa dan menyembunyikan wajahnya di sana.
Lisa jadi teringat dengan kejadian saat ia dan Jaemin kecil dahulu. Yang membuat lelaki itu takut seperti ini.