"Making love with me."
Mendengar permintaan dari gadis itu, mata Jaemin melotot terkejut, "Gak."
"Jaem ...." Lisa mendongak, menatap Jaemin dengan puppy eyes nya. "Lo gak suka sama gue, ya?"
Jaemin mengusap rambutnya gusar, cobaan apalagi ini Ya Tuhan?
"Gue suka, tapi gue gak bisa nyentuh lo."
"Tuh kan, lo gak suka sama gue!" pekik Lisa, gadis itu turun dari pangkuan Jaemin dan berjalan keluar sebelum cowok itu kembali menariknya untuk duduk di atas kasur.
Lisa ini sudah seperti orang mengidam saja.
"Kak, tunggu gue lulus dulu," ucap Jaemin, dia hanya ingin sepenuhnya tanggung jawab nanti.
"Gue terlalu kerempeng ya? Gak kayak cewek-cewek lain yang bohay. Waktu lo ciuman sama cewek di club waktu itu juga, dia kan tete nya gede. Gak kayak tete gue yang mungil nan imut ini." Lisa melirik ke arah dadanya dengan bibir yang melengkung ke bawah.
Dan demi apapun, hal itu membuat Jaemin frustasi bukan main. Dahi lelaki itu bahkan mengerut, menatap bimbang ke arah Lisa.
"Kak, gue gak peduli mau lo kayak apa. Lalisa, cuma Lalisa yang gue mau," ucapnya kemudian dengan nada tegasnya. Lelaki itu memegang bahu gadisnya agar tersadar dengan apa yang dimintanya.
Garis bibir gadis itu melengkung ke bawah, tangannya yang usil mulai memegang dada Jaemin, mengelus dengan pola abstrak di sana. "T-tapi kan emang bener, gue--"
"Fuck!" Jaemin mengumpat saat Lisa membuat pola-pola abstrak di dadanya. Lelaki itu lalu mencium gadis yang terus menggodanya sedari tadi, membuat senyum Lisa mengembang di sana. Memang ini yang diinginkannya sedari tadi.
Bunyi decapan dari ke dua belah bibir itu terdengar di kamar itu, Jaemin saat ini tengah melumat rakus bibir Lisa, membuat gadis yang tadinya nampak senang menggoda itu jadi kepayahan tapi demi apapun, ia tak ingin hal ini selesai begitu saja.
Lelaki itu seolah termakan umpan, lihat saja, saat ini Jaemin tengah menindih Lisa dengan tangan yang sudah masuk ke dalam pinggang sang gadis. Mengelus seduktif di sana, membuat gadis itu melenguh samar dengan dahi mengernyit.
Bibir Jaemin lalu turun ke arah leher Lisa, mengigit di sana hingga menimbulkan ruam keunguan. Senyum Jaemin tercetak lebar saat melihat karyanya yang nampak kontras di kulit sang gadis.
"Ahh, Jaem ...." desis Lisa saat Jaemin kembali menggigit lehernya dengan jilatan-jilatan seduktif di sana.
Tangan Jaemin mulai nakal, tangannya mulai turun ke punggung Lisa, melepaskan tali bra milik sang gadis.
Ctak!
Senyum lelaki itu mengembang saat mendengar pengait bra yang mulai terlepas. Tangannya mulai naik ke atas, mulai meremas dua gundukan kembar milik sang gadis.
Sontak saja hal itu membuat Lisa mendesah tak karuan, gadis itu merasa ia tengah melayang ke angkasa dengan ribuan kupu-kupu yang mulai berterbangan di perutnya.
"Anghh, Jaem ...."
Mendengar desahan Lisa membuat nafsu dalam diri Jaemin mulai berkobar. Bibir laki laki itu mulai pindah ke arah belah dada Lisa yang kancing teratas piyamanya sudah terbuka. Membuat beberapa tanda lagi di sana.
"Shit!" Lelaki itu mengumpat saat sesuatu di bawah sana mulai menegang dan menginginkan lebih.
"Can i?" tanya Jaemin sambil menatap Lisa yang nampak acak-acakan di bawahnya.
Lisa mengigit bibirnya sambil menatap Jaemin ragu, "Jaem ... kayaknya gue lagi dapet."
Seolah dijatuhkan dari langit, Jaemin meringis di tempatnya.
Sial! Pantas saja mood gadis itu naik turun sejak tadi.
Jaemin mengacak rambutnya frustasi, tapi kemudian tersenyum paksa ke arah Lisa seolah memiliki dua kepribadian. Membenarkan baju gadis itu yang sempat terbuka di sana lalu mengelus rambutnya.
"Gue ke kamar mandi dulu," izinnya.
Lisa mengigit bibirnya bingung, ini salahnya bukan? Kenapa pula ia harus menggoda Jaemin seperti tadi?
"Biar gue bantu," ucap gadis itu kemudian.
Jaemin menggeleng, menolak. Lisa yang melihat itu lalu menarik tangan lelaki itu agar terduduk di kasur. Membuat lelaki itu terkejut bukan main.
"Biar gue aja," kata lelaki itu yang tak dihiraukan oleh Lisa yang saat ini sudah berjongkok di depannya.
Glek!
Gadis itu menelan ludahnya sendiri sambil membuka resleting celana Jaemin.
Mata Lisa melotot terkejut saat melihat ukuran kejantanan milik kekasihnya. Gadis itu memegang sebentar benda itu, lalu melepaskannya. Membuat Jaemin berdesis sambil menengadahkan kepalanya ke atas, "Shhh."
"Jaem ... gue ...." Gadis itu tampak ragu.
"Suck it like your ice cream, babe." Mendengar kalimat berat dari Jaemin membuat Lisa lagi lagi menelan saliva nya kasar.
Jantungnya berdebar dengan tangan yang perlahan maju dan menyentuh benda yang nampak menantang itu. Gadis itu terkejut merasakan tekstur keras dari kepunyaan kekasihnya ini.
Kepala gadis itu mulai mendekat, dengan perlahan mulai memasukkan benda milik kekasihnya itu ke dalam mulut dan mulai menjilat kejantanan milik Jaemin layaknya ice cream. Mengulum lalu mulai memberikan hisapan lembut di sana.
Sementara Jaemin mulai menengadah, desahan nya pun tak mampu ia tahan. "Fuck, Lalisa! Agghh." Menggeram kenikmatan sembari membiarkan Lisa bermain dengan kepunyaannya.
Lelaki itu memejamkan matanya sambil terus mendorong kepala Lisa agar memasukan kejantanannya lebih dalam, sampai membuat Lisa tersedak di sana.
"Yash, like that, oghhs good girl."
"Fuck!" Jaemin mengumpat sambil mengeluarkan cairannya di luar, ia tak mau mengotori mulut gadisnya.
Lelaki itu lalu menarik Lisa untuk kembali duduk di pangkuannya, ciuman bergairah itu terjadi lagi, membuat Lisa kewalahan setengah mati dengan nafsu Jaemin yang menggebu-gebu.
Sial, dia telah memasuki kandang macan.
Setelah selesai, lelaki itu mengusap peluh yang berada di dahi gadisnya. Ada perasaan bersalah di dalam benak Jaemin, namun dibalik itu, permainan yang dilakukan oleh gadisnya sangat luar biasa, "Sorry."
Lisa menggeleng sambil menyatukan dahinya dengan dahi Jaemin. "I love you," bisik gadis itu lembut.
Jaemin tersenyum, lelaki itu mencium kening Lisa lalu mengelus pipi gadisnya. "I love you too," balasnya.
Dan jawaban itu, membuat Lisa terkekeh senang.