everything hasn't changed

1.8K 290 2
                                    

Saat ini Lisa tengah duduk di kursinya sembari memainkan komputernya. Sudah tiga hari ia bekerja di perusahaan barunya. Dan sudah tiga hari pula ia tak mendapat kabar tentang kekasihnya semenjak ia melangkahkan kaki di negara ini lagi.

Gadis itu menghela napasnya kasar, membuat perempuan dengan rambut pirang di sampingnya menoleh.

"Lo kenapa?" tanya Rose, gadis pirang itu mendekat pada gadis yang baru ia kenal selama tiga hari ini.

Lisa yang easy going juga ramah pada semua orang membuatnya dengan mudah mendapatkan teman. Terbukti dengan mendekatnya gadis pirang itu yang saat ini tengah menatap wajahnya dengan raut khawatir yang kentara.

"Menurut lo, kenapa cowok gak ngabarin kita selama tiga hari?"

Rose mengernyit mendengar pertanyaan dari Lisa, "Selingkuh, mungkin?" jawab gadis itu ragu. "Emang kenapa? Cowok lo gak ngabarin?"

Lisa mengangguk lesu, menjawab pertanyaan Rose.

"Mungkin aja cowok lo lagi sibuk," saran gadis cantik itu tetap positive thinking.

Lisa mengangguk lagi, memang sih kekasihnya jarang sekali mengabarinya. Jika mengabarinya juga, mungkin hanya satu atau dua pesan saja.

Lisa juga percaya pada cowok itu, tidak mungkin dia selingkuh di belakang Lisa, kan?

Pasalnya, ia sangat tahu tabiat kekasihnya itu. Lisa sangat mencintainya.

Bahkan ia rela kabur dari rumahnya hanya demi menemui kekasihnya yang satu ini.

Pernah sekali, Sehun--kekasih Lisa pergi ke California untuk bertemu dengan keluarganya. Namun sesampainya di sana, Marco--ayah Lisa malah tak merestui hubungan keduanya. Semenjak saat itu, hubungan mereka merenggang. Ya, walaupun Sehun terhitung masih sering menghubunginya.

"Makan bareng?" tanya seseorang yang tahu-tahu sudah berada di depan Lisa dengan senyum manis yang terpampang di wajah orang itu.

Rose yang melihatnya mendengus kasar, pasalnya, ia sudah tahu jika teman kerjanya itu sudah tertarik pada Lisa semenjak gadis itu bekerja di sana.

"Jangan kemakan omongan buaya, Lis," kata gadis pirang itu sambil berdiri dan menepuk bahu Lisa.

"Yeu, sans aja kali. Kalo cemburu bilang." Mingyu berucap pada Rose.

"Amit-amit gue cemburu sama cowok modelan kayak lo," ungkap Rose membuat Mingyu rasanya ingin menjambak rambut gadis itu.

Lisa hanya tertawa mendengar pertengkaran kedua temannya itu, setidaknya, mood-nya kembali naik. "Yuk!"

Setelahnya, ketiga orang itu pergi untuk makan siang bersama dengan Mingyu yang tiba-tiba saja menggandeng tangan Lisa.

Lisa terkejut bukan main melihatnya. Hendak melepaskan, tapi ia merasa tak enak.

"Tangan lo noh!" seloroh Rose sambil melirik ke arah tangan Mingyu yang nakal. Ia menyadari tatapan tak nyaman dari Lisa.

Mingyu yang mendengar itu langsung melepaskannya dengan cengengesan, "Khilaf, Lis."

Lisa hanya tersenyum membalasnya.

Mendengar ucapan Mingyu barusan, Lisa jadi teringat Jaemin. Sudah tiga hari ini, cowok itu tak pulang ke apartemen.

Apakah cowok itu marah pada Lisa?

Lisa jadi merasa tak enak.

***

"Winter nyariin lo," ucap seseorang sambil berdiri di samping Jaemin. Cowok itu mengambil rokok yang berada di sebelah Jaemin lalu mematiknya dengan gas kecil yang ia bawa.

Skin TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang